Mohon tunggu...
Aidaa Putri
Aidaa Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Ilmu Komunikasi, UPN Veteran Jakarta

aspire to inspire before we expire.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebaikan Tak Mengenal Usia

14 Desember 2020   10:11 Diperbarui: 14 Desember 2020   11:48 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekelompok perempuan lanjut usia sedang duduk berderet di barisan depan penonton Kick Andy untuk menyaksikan salah satu dari mereka berbincang dengan Andy Noya, pembawa acara yang sudah mengudara sejak 2006 tersebut. Ialah Irma Waluyo, salah satu oma-oma yang mengadakan galang dana setiap mereka berulang tahun. Uniknya, oma-oma ini memiliki ulang tahun yang sama yaitu pada bulan September & Oktober.

Oma-oma berumur 70 tahun ini menolak untuk diberi kado, mereka memilih untuk menerima hadiah berupa uang yang nantinya akan mereka sumbangkan sepenuhnya. Galang dana yang sudah berjalan 10 tahun lebih ini menghadirkan berbagai rangkaian acara, seperti fashion show, pertunjukan tarian, serta pertunjukan musik piano dan harpa. Musisi harpa Regina Handoko yang turut memeriahkan galang dana tersebut mengaku bahagia bisa berpartisipasi.

"Saya sangat salut dengan oma-oma ini semua. Walaupun sudah 70an ke atas, tapi kok masih bisa terus berkarya; terus membantu orang lain. Semoga nanti kalau sudah tua, saya bisa seperti oma-oma ini semua," ujar musisi muda tersebut.

Galang dana milik Irma dan oma-oma lainnya terakhir disumbangkan untuk kegiatan Aku Anak Rusun yang diprakarsai oleh Mantan Ibu Gubernur DKI Jakarta, Veronica Tan. Perempuan yang pernah menjadi ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta ini, mengadakan kegiatan musikal yang diisi oleh anak-anak dari beberapa rusun di Jakarta. Dua anak dari Aku Anak Rusun tersebut turut hadir di barisan penonton.

Pada sesi kedua, Andy Noya kedatangan Gilang, seorang anak yang sejak kecil menyukai acara Kick Andy. Ibu dari Gilang, Wijaya Kusuma Dewi mengatakan bahwa hal itu bermula saat ia menonton acara Kick Andy di Metro TV, bahkan sebelum ia hamil Gilang.

Dewi menceritakan bahwa Gilang sangat suka menggambar bentuk fisik seperti muka Andy Noya. Hal tersebut dapat dilihat saat Gilang menunjukkan hasil karya gambarnya kepada Andy. Gilang juga dengan antusias  menunjukkan koleksi buku-buku yang dimilikinya kepada Andy.
Selanjutnya di sesi ketiga ada perbincangan bersama Anton Soeharyo, pendiri maingame.com. Sesuai nama perusahaan mereka, PT. Bahagia Bersama Indonesia, Anton memiliki tujuan untuk dapat membahagiakan Indonesia bersama melalui game yang sudah ia cintai sejak kecil.

Maingame.com adalah sebuah platform dimana orang tidak perlu men-download. Dengan hanya mengetik url maingame.com, pemain dapat bermain dan berkesempatan untuk menang. Selain itu, melalui game tersebut pemain juga bisa berbuat kebaikan kepada sesama dengan berdonasi.

“Kami berikan harga game itu Rp2 ribu untuk main game 24 jam sepuasnya. Lalu di gamenya itu harus ada value, bukan semata-mata membunuh target sasaran dan lainnya. Tapi kita tingkatkan juga value kebaikan dan value-value indonesia. Kami menyisihkan sebagian dari Rp2 ribu itu per 24 jam orang yang memainkan,” ujar Anton.

Andy F. Noya kemudian membahas mengenai nilai yang dimiliki saat bermain games. Karena menurut pandangan kebanyakan orang tua, bermain game dianggap merusak dan merupakan suatu kegiatan yang negatif. Ia lalu mempertanyakan pandangan Anton sebagai pembuat games mengenai citra ini.

“Banyak orang dengan mudah mengkambinghitamkan games itu sendiri. Sedangkan jika dilihat dari stigma seperti main game membuat mata rusak dan nilai anjlok, semua itu didasarkan oleh disiplin dan prioritas. Kita membuat game itu untuk membuat orang bahagia, dan dari kebahagiaan itu lah nanti bisa membuat orang lain bahagia juga,” ungkap Anton dalam menanggapi citra game di kalangan masyarakat, terutama orang tua.

Lebih lanjut Anton menjelaskan, berbeda dengan orang tua lainnya yang langsung melarang anaknya bermain game, ibu dari Anton lebih bersikap membebaskan namun ia tetap diberitahu kalau main itu harus ada waktu dan prioritasnya. Ibunya tidak pernah langsung melarang, tetapi mencari tahu bakat anaknya, kemudian diarahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun