Jakarta - Sejak diluncurkannya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Senin pekan lalu (6/01/25), sesuai arahan dan kebijakan baru Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, program ini membawa berbagai pendapat serta dampak masyarakat serta siswa yang merasakan.
Setelah tersebar di 26 Provinsi di Indonesia, beragam pendapat publik muncul seiring dengan program ini diluncurkan. Seperti tanggapan positif yang datang dari para siswa dan orang tua.Â
Banyak siswa merasa senang dan terbantu karena mendapatkan makanan bergizi secara gratis di sekolah, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi mereka, tetapi juga meningkatkan semangat belajar. Orang tua juga mengapresiasi langkah ini karena mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, terutama di tengah kenaikan harga bahan pokok.
Kritik Publik serta Tantangan Program
Di sisi lain, kritik dan tantangan juga mencuat. Beberapa pihak menyoroti bahwa anggaran per porsi sebesar Rp10.000 dianggap kurang untuk menyediakan makanan berkualitas tinggi dalam jumlah memadai.Â
Selain itu, terdapat laporan tentang distribusi yang tidak merata di beberapa daerah, sehingga ada sekolah yang belum menerima manfaat program ini. Kejadian seperti penjarahan bahan makanan di Jambi juga menjadi perhatian, menunjukkan perlunya pengawasan dan manajemen logistik yang lebih ketat.
Harapan ke depan, masyarakat berharap program ini tidak hanya berlanjut tetapi juga diperbaiki dari segi implementasi, seperti memperbesar anggaran per porsi dan memastikan distribusi yang merata di seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah tersebut, program ini diyakini akan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan bagi generasi muda dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H