Menyambut pesta demokrasi yang sebentar lagi, sebagai masyarakat Indonesia akan menggunakan hak suara bersama pada 14 Februari 2024 nanti. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melaksanakan debat untuk masing-masing paslon menyampaikan gagasan sebanyak tiga kali. Debat ini menjadi perhatian masyarakat untuk menilai pasangan mana yang layak untuk dijadikan pemimpin Indonesia pada periode selanjutnya.
Mari kita ulas bagaimana masing-masing paslon menyampaikan gagasannya.
- Debat Pertama (12/12/23)
Debat pertama Anies Baswedan unggul diantara paslon lainnya. Anies dinilai memang pandai dalam hal beretorika, sehingga menampilkan dirinya bersinar dibanding pasangan lain. Sedangkan Prabowo Subianto, beberapa kali dinilai membahas kinerja Anies pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ganjar Pranowo sebagai penengah diantara keduanya.
- Debat Kedua (22/12/23)
Debat kedua yang dihadiri oleh para calon wakil presiden dinilai Gibran yang mengungguli. Gibran mampu menyampaikan data secara tegas namun tetap dinilai 'menjebak' cawapres nomor urut 1 dengan menyebutkan istilah yang jarang diketahui publik. Ramai sekali pembahasan debat kedua ini di berbagai platform dan dikomentari beragam oleh masyarakat. Sedangkan Mahfud MD dinilai hanya fokus dalam penyampaian gagasannya walaupun sesekali menanggapi argumen Gibran.
- Debat Ketiga (07/01/24)
Debat panas semalam menuai komentar beragam dari masyarakat. Ada yang beragumen bahwa Anies menyerang personal Prabowo sehingga menyebabkan emosi Prabowo tidak stabil. Namun ada pula yang berpandangan, bahwa debat adalah ajang menunjukkan gagasan dengan bertanya kebijakan-kebijakan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Mengingat Prabowo berstatus sebagai Menteri Pertahanan 4 tahun terakhir.
Posisi Ganjar pada debat kemarin pun menuai sorotan. Ganjar pada awalnya terlihat 'sekubu' dengan Prabowo. Namun pada sesi pertengahan hingga akhir, Ganjar 'menyerag' Prabowo dengan data. Sayang, Prabowo tidak mampu menjawab argumen lawannya dan mengajak membuka forum pada kesempatan lain.Â
Dalam penilaian ini tidak bisa dijadikan landasan untuk memilih siapa yang paling baik. Diperlukan penilaian objektif lain untuk memutuskan siapa yang layak untuk maju memimpin bangsa ini. Masing-masing paslon memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan masyarakat berharap pada debat selanjutnya hadir gagasan-gagasan lain untuk memajukan Indonesia.
Pada akhirnya masyarakat tetap perlu menjaga persatuan dengan damai dalam berkomentar untuk masing-masing paslon. Karena sudah tugas kita, sebagaimana mestinya, menjaga kerukunan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H