Pada tahun 2021 saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang masih belum bisa terlepas dari pandemi COVID-19 yang muncul pertama kali pada tahun 2019 di kota Wuhan, China. Hal ini tentu saja berdampak pada segala aspek kehidupan salah satunya aspek pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring dari segala jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, bahkan hingga perguruan tinggi. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh perguruan tinggi yaitu KKN atau Kuliah Kerja Nyata pun terkena imbasnya dengan pelaksanaannya secara daring.
Pada tahun ini kegiatan KKN yang dilakukan di kampus penulis yakni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dibagi menjadi dua gelombang yaitu gelombang pertama dengan jumlah peserta sebanyak 3.565 peserta dan gelombang kedua dengan jumlah peserta sebanyak 2.685 peserta. Pada gelombang pertama tema yang diangkat yaitu “Membangun Desa Melalui Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Mengajar pada Masa Pandemi Covid-19”.
Sedangkan penulis sendiri sebagai peserta KKN UPI gelombang kedua melaksanakan kegiatan KKN dengan tema “Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pusat Prestasi Nasional”. Hal ini mencakup pengembangkan literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan. Oleh karena itu, yang menjadi fokus penulis dalam kegiatan KKN gelombang kedua ini yaitu literasi.
Terkait literasi, negara Indonesia dihadapkan pada kenyataan kurang menggembirakan perihal rendahnya perolehan skor tes PISA (Programme for International Student Assessment). Hal ini menunjukkan gambaran perolehan peringkat peringkat Indonesia dalam evaluasi PISA mengalami penurunan pada semua bidang yang diujikan : membaca, matematika, dan sains.
Berdasarkan laporan akhir PISA tahun 2019, skor membaca Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara, kemudian skor matematika berada pada peringkat 72 dari 78 negara, serta skor sains berada pada peringkat 70 dari 78 negara. Hal ini menunjukkan minat baca atau tingkat literasi masyarakat Indonesia mayoritas masih rendah. Oleh karena itu, permasalahan inilah yang akan coba dibantu mengatasinya oleh mahasiswa UPI yang melakasanakan KKN tahun 2021 gelombang kedua.
Penulis melaksanakan kegiatan KKN di SMPN 1 Jatiwangi yang berlokasi di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Setelah melakukan observasi ke sekolah tersebut, penulis melihat bahwa kemampuan literasi siswa-siswi kelas tujuh di sekolah ini masih sedikit kurang terutama dalam aspek literasi sains dan numerasi. Hal ini mungkin disebabkan karena belum adanya kebiasaan membaca sebelum belajar dan disebabkan juga oleh pelaksanaan belajar daring yang memberi batasan interaksi antara guru dan murid secara langsung yang membuat kemampuan belajar siswa-siswi menjadi sulit dipantau.
Pembelajaran daring menjadi hal yang tidak biasa bagi para siswa dan pengajar. Proses pembelajaran daring menggunakan alat bantu berupa ponsel yang semula hanya berfungsi sebagai alat komunikasi biasa. Hal ini membuat peningkatan intensitas penggunaan ponsel sehingga dapat memberikan dampak buruk yang mungkin terjadi seperti terlalu asyik bermain ponsel sampai kecanduan, mengurangi minat para siswa dalam belajar sehingga menjadi malas, hingga hal ini mempengaruhi kemampuan literasi para siswa.
Maka perlu adanya penyesuaian kegiatan pembelajaran yang diupayakan dapat mengurangi dampak buruk adanya pembelajaran daring tersebut. Hal ini menjadi urgen sekali terutama mengingat kegiatan literasi sangat berguna dalam meningkatkan pengetahuan dan potensi para siswa dalam proses belajar.
Dalam upaya meningkatkan literasi dan minat baca siswa-siswi, sebagai mahasiswa UPI peserta KKN Tematik Literasi, penulis melakukan kegiatan pembagian bahan bacaan daring yang menarik berupa komik pembelajaran yang mengandung literasi baca tulis, numerasi, dan sains kepada siswa dan siswi sebagai pembiasaan untuk membaca.
Bahan bacaan tersebut sebenarnya mudah diakses secara daring oleh para siswa, tetapi untuk usia anak-anak seperti mereka mungkin belum terlalu banyak menjelajahi internet untuk mencari bahan bacaan terutama yang non pelajaran. Oleh karena itu, penulis membantu menyediakan bahan bacaan tersebut dan membagikannya kepada para siswa guna mengenalkan bacaan atau materi digital sebagai dasarnya.
Selain itu, setelah para siswa membaca bahan bacaan tersebut, penulis membimbing para siswa untuk mengisi pertanyaan di google form. Dalam google form tersebut, para siswa dapat menjawab pertanyaan yang penulis buat seperti menceritakan kembali bacaan tersebut secara singkat dan menjawab poin-poin penting terkait bacaan tersebut sehingga diharapkan mempu meningkatkan kemampuan literasi para siswa.