handout filsafat ilmu Pendidikan Matematika
HANDOUT
KEBENARAN ESENSIAL (FILOSOFIS) DAN KUALITAS KEHIDUPAN (INDIVIDU,MASYARAKAT DAN BANGSA)
Kebenaran Esensial (Filosofis) Dan Kualitas Kehidupan (Individu,Masyarakat Dan Bangsa)
Prof.Dr.Belferrik Manullang
Deskripsi
Nama Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika
Kode Mata Kuliah : PM5111
Semester : 1 (satu)
Bobot SKS: 2 SKS
Program Studi : Pendidikan Matematika
Pokok Bahasan:Kebenaran Esensial (Filosofis) Dan Kualitas Kehidupan
(Individu,Masyarakat Dan Bangsa)
KEBENARAN ESENSIAL (FILOSOFIS) Dan KUALITAS KEHIDUPAN(INDIVIDU,MASYARAKAT DAN BANGSA)
A. Pengertian Kebenaran
Maksud dari hidup ini adalah untuk mencari kebenaran. Dalam bahasan ini, makna “kebenaran” dibatasi pada kekhususan makna “kebenaran Esensial (Filosofis)”.
B. Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Korespondensi
Teori ini menjelaskan bahwa suatu kebenaran atau sesuatu keadaan benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju atau dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut
2. Teori Koherensi
Merupakan teori kedua dari teori kebenaran. Teori ini merupakan suatu usaha pengujian (test) atas arti kebenaran. Suatu keputusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang lebih dulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevan.
3. Teori Pragmatik
Teori yang ketiga adalah teori pragmatik. Menurut William James dalam suatu kuliahnya mengatakan bahwa pragmatik berasal dari bahasa Yunani “pragma” yang berarti tindakan atau action. Dari istilah practice dan practical dikembangkan dalam bahasa Inggris. Teori ini kadang-kadang disebut teori inherensi ( Inherent Theory of Truth ). Pandangannya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.
4. Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang oleh pemegang otoritas tertentu.
5. Teori Struktural
Teori ini menyatakan bawa suatu teori dinyatakan benar jika teori itu berdasarkan pada paradigma atau pwerspektif tertentu dan ada komunitas imuwan yang mengakui atau mendukung paradigm tersebut.
C. KEBENARAN ESENSIAL (FILOSOFIS)
Untuk menentukan kepercayaan dari sesuatu yang dianggap benar, para filosof bersandar kepada 3 cara untuk menguji kebenaran, yaitu koresponden (yakni persamaan dengan fakta), teori koherensi atau konsistensi, dan teori pragmatis.
Teori korespondensi menjelaskan bahwa suatu kebenaran atau sesuatu keadaan benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju atau dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Sebagai contoh, Universitas Negeri Medan berada di kota Medan sekarang ini. Ini adalah sebuah pernyataan, dan apabila Universitas Negeri Medan berada di kota Medan, berarti pernyataan tersebut benar, sehingga pernyataan tersebut merupakan suatu kebenaran.
Jberdasarkan teori korespondensi ini, kebenaran atau keadaan dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang berhubungan. Apabila keduanya terdapat kesesuaian (correspondence), maka preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standar kebenaran. .
Teori kedua dari teori kebenaran sering disebut Teori Koherensi Teori ini merupakan suatu usaha pengujian (test) atas arti kebenaran. Suatu keputusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang lebih dulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevan.
Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.
Contoh dari teori ini misalnya apabila seseorang berbohong dalam beberapa hal, maka untuk menyelidikinya dengan menunjukkan bahwa apa yang dikatakan tidak cocok dengan hal-hal lain yang telah dikatakannya atau dikerjakannya.
Teori yang ketiga adalah teori pragmatik. Menurut William James dalam suatu kuliahnya mengatakan bahwa pragmatik berasal dari bahasa Yunani “pragma” yang berarti tindakan atau action. Kattsof (1986) menguraikan tentang teori kebenaran pragmatis ini bahwa penganut pragmatisme meletakkan ukuran kebenaran dalam salah satu jenis konsekuensi. Atau proposisi itu dapat membantu untuk mengadakan penyesuaian yang memuaskan terhadap pengalaman, pernyataan, itu adalah benar
D. KEBENARAN ESENSIAL (FILOSOFIS) Dan KUALITAS KEHIDUPAN
(INDIVIDU,MASYARAKAT DAN BANGSA)
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Ilmu pengetahuan harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul
RUJUKAN PUSTAKA
1.Ph.D, Filsafat Ilmu Pengetahuan; Yogyakarta, 2006
2.http://lela68.wordpress.com/2009/05/24/tugas-2-bab-3-landasan-filsafat/
3.http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu-4/
4.http://afidburhanuddin.wordpress.com/26-03-2013
5.http://arfiasta.wordpress.com/26-03-2013
6.http://bebenbernadi.wordpress.com/26-03-2013
http://gudangmaterikuliah.blogspot.com/16-04-2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H