Sebagaimana kita ketahui, peristiwa gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 Â di Kabupaten Cianjur pada tanggal 21 November 2022 menyisakan duka dan trauma yang mendalam bagi warga terdampak, karena banyaknya korban jiwa dan luka-luka, Â kehilangan tempat tinggal dan puluhan bangunan sekolah yang hancur. Pasca bencana, pemulihan di berbagai bidang sudah dimulai, termasuk relokasi dan renovasi pemukiman warga terdampak gempa. Rekomendasi pemukiman warga yang berada di daerah rawan gempa seyogyanya harus dibangun bangunan anti gempa. Dalam hal ini, masyarakat dan institusi sekolah perlu dipahamkan tentang deteksi dini tentang peringatan gempa dan kriteria bangunan yang tahan gempa.
Informasi tentang deteksi dini peringatan gempa dan bangunan tahan gempa dapat diintegrasikan dalam beberapa materi pembelajaran, antara lain materi Bencana Gempa, Getaran dan Gelombang, dan Teknologi Ramah Lingkungan. SMP Negeri 1 Cipanas mencoba mengembangkan pembelajaran STEMPRO ENTERING yaitu pembelajaran berbasis STEM menggunakan model Project Based Learning dengan strategi Scientific Engineering pada materi Getaran dan Gelombang di Kelas 8.
Sebelum menerapkan pembelajaran STEM, materi Getaran dan Gelombang biasanya hanya dikenalkan melalui kegiatan percobaan sederhana menggunakan bandul. Melalui pembelajaran STEMPRO ENTERING, materi ini diharapkan lebih kontekstual dengan memberikan tugas projek pembuatan seismograf sederhana dan miniature bangunan tahan gempa.
Tantangan muncul dari berbagai sudut pandang, baik dari sumber daya guru, media pembelajaran maupun muridnya itu sendiri. Sumber daya guru IPA di SMP Negeri 1 Cipanas rata-rata berlatar belakang Pendidikan Biologi. Penguatan materi untuk guru IPA dilakukan di tingkat MGMP sekolah. Media pembelajaran juga menjadi kendala dalam memberikan penguatan pembelajaran. Sumber informasi tentang gempa dan mitigasinya masih minim, sehingga diperlukan pembuatan bahan ajar khusus tema terkait. Sehingga disusunlah bahan ajar digital dengan tema Gempa dan Mitigasinya. Sedangkan tantangan dari murid yaitu pembagian jobdesk penugasan dalam pembelajaran yang hanya terpusat pada beberapa murid saja. Dalam hal ini, guru harus membagi murid dalam kelompok dengan memperhatikan perbedaan potensi yang dimiliki murid berdasarkan asesmen diagnostik.
Pembelajaran berbasis proyek diawali dengan eksplorasi konsep tentang Getaran dan Gelombang serta hubungannya dengan fenomena gempa yang terjadi akhir-akhir ini. Eksplorasi konsep menggunakan bahan ajar digital yang sudah dibuat. Eksplorasi konsep berlanjut melalui percobaan sederhana tentang pengenalan konsep getaran. Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian tugas proyek. Ada dua tugas proyek yang diberikan pada kelompok yang berbeda yaitu membuat seismograf sederhana sebagai bentuk deteksi dini terhadap gempa pada 3 kelompok pertama dan membuat miniatur bangunan tahan gempa pada 3 kelompok kedua.
Pembelajaran model proyek ini menggunakan strategi scientific engineering (Somsak & Prachyanun, 2016) yang langkahnya meliputi  imagine, study and research, design, develop, present and evaluate. Pada tahap imagine, murid diberi permasalahan tentang fenomena gempa melalui literasi dari berbagai sumber terutama dalam Bahan Ajar Digital tema Gempa dan Mitigasinya. Kegiatan study and research mengarahkan murid agar mengamati dan mempelajati materi Getaran dan Gelombang dari tayangan video pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar yang tersedia, dilanjutkan dengan penyelidikan tentang konsep gempa berdasarkan petunjuk dalam bahan ajar. Pada tahap design, murid membuat sketsa desain seismograf dan miniature bangunan tahan gempa, serta menganalisis kelemahan dan kelebihannya sehingga murid memperoleh sebuah keputusan untuk menentukan desain terbaik. Dalam kegiatan develop, murid mulai mengembangkan seismograf dan miniature bangunan tahan gempa yang sudah didesainnya. Selanjutnya, tahap present and evaluate, dimana murid mempresentasikan pengalaman mereka tentang penyelesaian tugas proyek yang mereka lakukan, menguji produk yang sudah dibuat, yang dilanjutkan dengan penguatan guru tentang konsep kerja seismograf dan bangunan tahan gempa. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan pendapat tentang kegiatan yang telah mereka selesaikan.
Pembelajaran  STEMPRO ENTERING dalam materi Getaran dan Gelombang ini memberikan dampak yang positif bagi murid terutama dalam aktivitas pembelajaran dan kompetensi murid secara  signifikan. Hasil ini diperoleh dari hasil tes literasi dan penilaian kinerja murid selamahghg pembelajaran. Berikut ini penjelasan mengenai dampak positif yang dimaksud :
- Kompetensi literasi sains murid dan aktivitas belajar murid meningkat secara signifikan.
- Murid mampu membuat seismograf sederhana sebagai penerapan dari konsep Getaran dan Gelombang yang terintegrasi dengan fenomena gempa dan miniatur bangunan tahan gempa, sebagai bentuk aware  dalam meminimalisir dampak gempa sejak dini di masa yang akan datang.
- Keterampilan abad 21 yang meliputi keterampilan berpikir kritis dan kreatif, komunikasi, kolaborasi dan mampu menyelesaikan masalah meningkat secara signifikan.Â
Melalui hasil analisa dan kuesioner yang dilakukan kepada murid dan guru terhadap penerapan pembelajaran berbasis STEM dalam materi Getaran dan Gelombang, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :