Mohon tunggu...
Vienna Johan
Vienna Johan Mohon Tunggu... Guru - GURU SMKN2 KAB TANGERANG

Saat kita rapuh dan terjatuh, yakinlah ada SANG MAHA KUAT yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya oleh sebab itu sabar berusaha tawakal dan minta pada SANG MAHA HEBAT yang menciptakan bumi tanpa Pondasi, membuat langit tanpa tiang, semua tergantung pada keyakinan ada diri kita sendiri, yakin selalu ada pelangi di setiap badai

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hidup adalah Perjuangan (Part 2)

16 Maret 2024   10:30 Diperbarui: 8 April 2024   05:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu tahun sudah berlalu, tak terasa hari ini adalah pendaftaran baru siswa/i baru di SMP Negeri 1 Saketi ,sekolah ini cukup favorite siswa/i nya banyak di bimbing oleh guru guru yang sabar dan baik hati konon kabarnya kesabaran guru guru di sekolah ini tidak setipis tisu. Anjani , duduk sini ayah mau bicara.....ada apa ayah jawab Anjani ' ayah mau bilang pada  kamu besok kita daftar sekolah smp kamu lanjutkan sekolah mu yang tertinggal tahun lalu " tidak ada kata terlambat tetap semangat ketemu dengan teman teman mu yang baru di sana,ayah Anjani memeluk Anjani dengan erat tak terasa air mata ayah nya berjatuhan ke pundaknya dalam hati ayah nya bergumam " maaafkan ayah ya nak, karena keadaan ayah kamu jadi korbannya.....ayah Do'a kan kamu jadi anak yang sukses kelak yang bisa mengejar semua mimpi mimpi mu.

 Setiap hari, Anjani  berjalan kaki beberapa kilometer , lalu menyebrang sungai untuk menuju jalan raya setelah sampai jalan raya Anjani baru naik angkutan umum   karena letak sekolah Anjani sangat jauh, sekolahnya  terletak di ujung pedesaan. Meskipun perjalanan itu melelahkan, namun Anjani selalu melangkah dengan semangat. Setibanya di sekolah, dia menyapa teman-temannya dengan ceria dan siap untuk belajar. Anjani anak yang sangat periang dan mudah bergaul dengan siapa pun tanpa memilih memilah dengan siapa dia harus bergaul.

Anjani  adalah anak  yang rajin dan cerdas. Dia selalu duduk di barisan depan, siap mencatat pelajaran yang diajarkan oleh guru. Ketika ada sesuatu yang tidak dia pahami, Anjani  tidak segan untuk bertanya kepada guru atau teman-temannya. Baginya, belajar adalah petualangan yang menyenangkan yang membawa dia lebih dekat kepada impian-impian besar yang dimilikinya.

Namun, tidak semua anak di kelas itu memiliki semangat yang sama dengan Anjani, Beberapa anak malas untuk pergi sekolah, merasa bahwa belajar adalah sesuatu yang membosankan dan melelahkan. Anjani i tidak pernah membiarkan hal ini memengaruhi semangatnya. Sebaliknya, dia mencoba untuk memberi contoh yang baik dan menginspirasi teman-temannya.

Tak terasa UJIAN NASIONAL sudah  diambang pintu, sudah pasti  Anjani sangat bersiap-siap. Dia belajar dengan tekun dan tidak pernah mengabaikan pelajaran apa pun karena impianya dia harus mendapat kan nilai terbaik agar bisa diterima di SMA Negeri  1 Pandeglang, Anjani  merasa yakin bahwa dia telah melakukan yang terbaik, selama di SMP saat ini pun Alhamdulillah Anjani mendapatkan peringkat 5 besar dari kelas 1 sampai saat ini.

Hasilnya pun keluar, dan Anjani meraih peringkat ke 3 tertinggi di kelasnya. Ini bukan hanya sebuah prestasi baginya, tapi juga merupakan bukti bahwa semangat dan kerja kerasnya telah membuahkan hasil. Anjani  menjadi inspirasi bagi banyak teman-temannya, dan semangat untuk belajar di desa itu pun semakin berkobar untuk belajar.

Ayah....Ayah.....Anjani berlari lari kecil mencari ayahnya di sekitar rumah , dia lari kedepan ke belakang tapi ayahnya tak dia temukan, ayah kemana bu, kata Anjani sambil mendekati ibunya yg sedang berbaring lemah penyakit ibu Anjani seakan akan tidak ada obatnya , sudah berbagai obat baik dari Klinik atau pun RS semua tidak ada yang cocok , sepertinya ALLAH SWT yang sedang menguji kesabaran keluarga tersebut. bu....Anjani lulus nilai niainya bagus bagus bu, nanti Anjani masuk SMA ya bu....Anjani, nanti kalau ayah mu datang kamu bicara dengan ayah mu ya nak, kata ibunya sambil mengelus rambut panjang Anjani, tiba tiba tok tok tok suara pintu di ketuk.... ayah ayah ....ayah datang Anjani lariii kedepan untuk membukakan pintu, Alahamdulillah ayah pulang pada saat yang tepat kata Anjani sambil mencium tangan ayahnya , memang Anjani anak yang patuh, ramah dan baik  berbakti pada orang tuanya . Dengan rasa tidak sabar Anjani langsung bercerita "ayah nilai aku bagus bahkan kata wali kelas aku ku bisa masuk SMA negeri ayah, ayahnya memeluk Anjani....hebat sekali anak ayah....siapa duu donk ayahnya....jawab Anjani dengan tersipu malu, ayah aku ambilkan minum dulu yah, sambil ngobrol kita ayah minum ok, kata Anjani...ayahnya tersenyum lebar  kamu memang anak yang baik Anjani kata ayahnya.

 Sambil duduk di teras bambu Anjani dan ayahnya memulai pembicaraan.... Anak ku, sebelumnya ayah, minta maaf mungkin ini untuk yang ke 2 kalinya kamu harus menunda melanjutkan sekolah mu...Anjani kaget tersentak serasa jantungnya mau copot, apa ayah.....apa aku tidak salah dengar jawab Anjani, tidak nak  kamu lanjutkan sekolah mu tahun depan bersama adik mu yang tahun depan akan masuk SMA juga jadi kalian bisa sekolah bersama berangkat bersama ,karena adik mu yang sekarang SMP harus membayar uang spp ujian dan tour yang di wajibkan oleh sekolah, dan ayah untuk saat ini  tidak sanggup, nak  harus membayar biaya ujian adik mu dan biaya kamu masuk SMA , pertimbangannya  kalau adik mu tidak dibayarkan biaya ujianya dia gak bisa ujian otomatis dia gak naik Anjani, kalau kamu kan sudah lulus tinggal lanjut saja tahun depan masih bisa kalau adik mu tidak bisa distop  tiba tiba karena tanggung setahun lagi di SMP, sedangkan kamu sudah lulus SMP , ayah mohon ke ihklasan dan kebaikan hati mu nak tangan ayahnya memegang kedua tangan Anjani , saat itu kiamat seakan akan hanya dirasakan oleh Anajani sambil bergetar Anjani menjawab....Ayah jujur aku sedih kalau menunda nunda sekolah terus, aku sampe bingung aku gak punya teman alumni seangkatan aku, tapi ya sudahlah ayah saat ini aku tidak bisa berbuat apa apa aku ikuti kata ayah saja, bukankah anak yang baik harus patuh pada orang tuanya....kata Anjani yang berusaha menguatkan hatinya,tidak apa apa sekolah ku ditunda dengan syarat izinkan aku tinggal bersama Bude ( profesi bude Dukun beranak ), dan disana aku ingin sambil bekerja di kampung bude, kata bude dikampungnya  suka banyak orang orang kampung yang kerja di  kota , namun mereka pulang ke kampung sementara untuk melahirkan dan mereka biasanya butuh yang mencuci pakaian bayi  dan bantu bantu sementara selama 40 hari saat mereka melahirkan, setelah melahirkan mereka ke kota lagi ayah, aku bisa dapat uang upah mencuci selama satu bulan lebih kan lumayan ayah , baiklah nak kalau itu keinginan mu nanti ayah akan sampaikan ke ibu mu juga.

Malam itu, Anjani  duduk di ambang jendela kamarnya, menatap bintang-bintang di langit yang gelap. Rasa putus asa menghantui pikirannya saat dia merenungkan nasibnya yang suram. Ia merasa seperti terperangkap dalam kegelapan, tanpa cahaya di ujung terowongan yang kelam. Suatu hari, ketika semangatnya hampir padam, Anjani bertemu dengan seorang kakek  tua bijak di pasar , seakan akan kakek itu  melihat ke dalam mata Anjani yang penuh dengan kesedihan dan putus asa, lalu dia menghampiri gadis kecil itu  dengan senyuman lembut di wajahnya."Anak hebat "  kakek tua itu  berkata dengan suara lembut, "Jangan biarkan kegelapan menguasai dirimu sepenuhnya. Meskipun dunia terasa gelap, namun di setiap gelapnya, pasti ada cahaya yang menanti untuk ditemukan."Kata-kata bijak itu menembus hati Anjani, Dia menyadari bahwa meskipun kehidupannya saat ini sedang  sulit, dia tidak sendirian. Ada orang-orang di sekitarnya yang peduli dan bersedia membantunya. Dengan semangat yang baru, Anjani  kembali mencoba mencari peluang, kali ini dengan tekad yang lebih kuat Meskipun rintangan masih ada di depannya, Anjani tidak akan  menyerah dia yakin pada ALLAH SWT bahwa dia tidak akan pernah kehilangan harapan. meskipun kehidupan terkadang terasa gelap dan putus asa, tetapi dengan tekad yang kuat dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya, dia yakin  dapat menemukan jalan keluar dari kegelapan saat ini, Ia menyadari bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat. Dengan cahaya harapan di hatinya, Bissmillah aku akan melangkah maju menuju masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun