BEST PRACTICE Â Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi, Hasil Dan Dampak) Terkait Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam era globalisasi ini, penguasaan bahasa Inggris telah menjadi keterampilan yang sangat penting bagi individu dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam jurnal ini, kami menghadirkan sebuah analisis mendalam tentang strategi pengajaran bahasa Inggris yang efektif dengan menggunakan Metode Problem Base Learning Dengan mengeksplorasi pendekatan Practice Presentation Product ( 3P ), kami berharap dapat memberikan wawasan yang berguna bagi para pendidik dan praktisi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris.
Apalagi Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional yang mendominasi dalam komunikasi global, perdagangan, dan pendidikan. Dalam jurnal ini, kami berusaha untuk menjelajahi aspek-aspek penting dalam pembelajaran bahasa Inggris, termasuk tantangan yang dihadapi oleh para pembelajar dan strategi yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Semoga kontribusi kami dapat memberikan pandangan baru dan berguna bagi pengembangan pengajaran bahasa Inggris di berbagai konteks pendidikan.Dalam konteks globalisasi saat ini, kemahiran berbahasa Inggris menjadi semakin vital bagi individu di seluruh dunia. Dalam jurnal ini, kami merangkum berbagai pendekatan, teknik, dan sumber daya yang dapat digunakan oleh pendidik dalam mengajar bahasa Inggris dengan lebih efektif. Kami berharap bahwa kumpulan artikel yang terdapat dalam jurnal ini dapat memberikan inspirasi dan panduan praktis bagi pembaca kami, baik para pendidik maupun pembelajar bahasa Inggris.Mengawali Perjalanan Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam jurnal ini, kami membahas beragam aspek yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris. Dari teknik pengajaran yang inovatif hingga strategi penilaian yang efektif, kami menyajikan pemahaman mendalam tentang bagaimana bahasa Inggris dapat diajarkan dan dipelajari dengan lebih baik. Kami berharap bahwa pembaca akan menemukan inspirasi dan wawasan yang berharga dalam upaya mereka untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris. Melalui pendekatan ini, siswa akan terlibat aktif dalam proyek-proyek yang melibatkan penggunaan bahasa Inggris dalam konteks kehidupan sehari-hari. Proyek-proyek tersebut tidak hanya menciptakan koneksi antara pembelajaran bahasa Inggris dengan kehidupan nyata, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah keterampilan berbicara mereka melalui presentasi, diskusi, dan kolaborasi dalam kelompok.
Adapun tujuan dari penulisan best practice ini adalah “PENGGUNAAN MODEl PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING ( PBL ) “dan  mengeksplorasi pendekatan  PRACTICE PRESENTATION PRODUCT ( 3P ), dan kami berharap dapat memberikan wawasan yang BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN PPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA  SMKN 2 KABUPATEN TANGERANG JURUSAN AKUNTANSI KEUANGAN LEMBAGA ( AKL ) TAHUN PELAJARAN 2023-2024
PEMBAHASAN
- Situasi
- Kami menggunakan Metode Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa kelebihan dan kesesuaian yang penting dalam pengajaran materi narrative text:
- Kelebihan Metode Problem Based Learning (PBL):
- Pengembangan Pemahaman Mendalam: PBL mendorong siswa untuk menyelidiki masalah atau situasi tertentu secara mendalam. Dalam konteks narrative text, siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi konflik, karakter, plot, dan tema dalam sebuah cerita, yang memungkinkan mereka untuk memahami naratif dengan lebih baik.
- Pengembangan Keterampilan Kritis: Metode ini mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Dengan menyajikan masalah atau tantangan yang kompleks, siswa harus menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan menemukan solusi, yang secara tidak langsung melatih kemampuan mereka dalam memahami dan menafsirkan narrative text dengan cara yang lebih mendalam.
- Pengalaman Belajar yang Aktif: PBL melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran mereka. Mereka bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah, melakukan penelitian, dan menyajikan hasil temuan mereka. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga menjadi pembuat pengetahuan aktif, yang dapat membantu mereka memahami dan menginternalisasi materi narrative text dengan lebih baik.
- Pengembangan Keterampilan Kolaboratif: Melalui kerja kelompok dalam menyelesaikan masalah, siswa belajar bekerja sama, berbagi ide, dan berkomunikasi dengan efektif. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kolaboratif yang penting dalam kehidupan sehari-hari serta di tempat kerja.
Kesesuaian Metode Problem-Based Learning (PBL) dengan Materi Narrative Text:
Mendorong Pemahaman yang Mendalam: PBL memungkinkan siswa untuk memahami unsur-unsur penting dari narrative text, seperti karakter, plot, dan tema, dengan cara yang lebih mendalam karena mereka terlibat langsung dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah terkait.
Pembelajaran Kontekstual: PBL memungkinkan siswa untuk belajar narrative  text dalam konteks yang relevan dan bermakna. Dengan mempresentasikan masalah atau situasi yang menarik dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengaitkan pembelajaran mereka dengan pengalaman pribadi dan situasi dunia nyata.
Mendorong Kreativitas: Melalui PBL, siswa diberi kebebasan untuk menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang diberikan. Dalam konteks narrative text, ini dapat mendorong mereka untuk memikirkan ide-ide baru untuk menginterpretasikan cerita, mengeksplorasi alur cerita yang berbeda, atau menciptakan narasi alternatif.
Dengan demikian, metode Problem-Based Learning (PBL) dapat menjadi    pendekatan yang efektif dalam pengajaran materi narrative text karena memungkinkan pengembangan pemahaman yang mendalam, keterampilan kritis, dan kreativitas siswa dalam konteks yang relevan dan menarik.
Karena dalam hal ini Sering kali siswa merasa kesulitan dan selalu mendapat hasil yang kurang baik dalam kegiatan pembelajaran bahasa inggris dikelas. Berdasarkan hasil wawancara dan kajian literatur saya menyimpulkan bahwa hal ini di karenakan beberapa hal seperti: Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar bahasa inggris, kurangnya menggunakan model atau metode belajar yang bervariasi di kelas, kurangnya penggunaan/pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar, Â perbendaharaan kata bahasa inggris siswa yang sedikit, Siswa belum berani berbicara dan mengungkapkan kalimat Bahasa Inggris. Dalam konteks ini, penting bagi guru untuk mencari strategi yang inovatif dan efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Adapun tujuan dari penulisan Best Practice ini adalah Penerapan Model Pembelajaran PROBLEM BASE LEARNING Dengan mengeksplorasi pendekatan Practice Presentation Product ( 3P ), dengan bantuan media PPT untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Alasan praktik ini penting untuk dibagikan sebagai pengalaman dan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Selain itu bisa menjadi masukan untuk rekan guru yang mengalami masalah yang sama. Dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Guru memiliki peran dan tanggung jawab sepenuhnya pada pembelajaran ini. Guru berusaha menjalankan pembelajaran ini sebaik mungkin dan efektif, dengan memilih model pembelajaran, media pembelajaran dan pendekatan yang tepat. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pembelajaran ini dimulai dari kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa oleh karena itu kami menggunakan
Tantangan
Tantangan saat pelaksanaan praktik pembelajaran antara  lain:
Saat penerapan model pembelajaran Metode Problem Base Learning ( PBL ) Dengan mengeksplorasi pendekatan Practice Presentation Product ( 3P ), Â PPP, guru harus mampu menentukan bahan ajar, media dan lembar kerja yang cocok dan mampu membuat peserta didik mau dan termotivasi belajar mengungkapkan kalimat dalam Bahasa inggris. Selain itu, guru juga harus berperan aktif dalam mengorganisir aktifitas diskusi kelompok.
Teknik Problem Base Learning  biasanya kurang efektif jika anggota kelompok lebih dari empat orang karena akan saling mengandalkan, untuk itu peserta kelompok tidak boleh lebih dari empat orang.
Siswa masih malu untuk menjawab dan menampilkan hasil diskusi kelompoknya, Â Â
Kurangnya pemanfaatan TPACK dikelas,
Penilaian yang belum HOTS, (e) kecendrungan siswa masih terbiasa dengan model dan metode pembelajaran yang lama
Keterbatasan TPACK di sekolah, sarana PLN atau listrik tidak memadai sehingga aliran listrik sering mati, jaringan internet WIFI masih langka, sekalipunada itu menggunakan wifi dari HP Â guru masing masing, kurangnya proyektor, dll
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat di implementasikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan meninggalkan metode/model konvensional  Dengan menerapkan Metode Problem Base Learning Dengan mengeksplorasi pendekatan Practice Presentation Product ( 3P ), dalam pembelajaran bahasa Inggris dan di bantu media PPT, diharapkan siswa tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman teks deskriptif, tetapi juga dapat mengembangkan minat membaca dan kemampuan berbicara mereka menggunakan model Problem Base Learning  dengan bantuan media PPT. Dengan menerapkan Problem Base Learning  dalam pembelajaran bahasa Inggris dan di bantu media PPT, diharapkan siswa tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman teks narasi  tetapi juga dapat mengembangkan minat membaca dan kemampuan berbicara mereka.
Aksi
Berkaitan dengan metode  pembelajaran, penulis  menggunakan Problem Base Learning  sebagai cara untuk memotivasi peserta didik. Jika pembelajaran bahasa Inggris ini dilakukan dengan pendekatan PPP dan model pembelajaran Problem Base Learning dan dipantau dengan baik oleh guru, maka praktik pembelajaran akan berhasil, karena dengan berkelompok bisa juga presentasi bersama dengan berbagai tema, berdiskusi, tentunya tidak akan membosankan. Media ajar yang digunakan adalah media ajar yang berbasis TPACK, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan dan juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penulis menggunakan powerpoint dan video pembelajaran yang menarik dan disajikan melalui proyektor.Solusi pemecahan masalah yang dilakukan adalah pengaturan waktu dan langkah- langkah kerja yang jelas serta guru dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan video game, dan juga menjelaskan tentang cara menggunakan inovasi, menjelaskan manfaatnya, dan memberikan dukungan teknis jika diperlukan, mengembangkan instrumen evaluasi dan penilaian HOTS yang sesuai dengan inovasi yang diusulkan dan materi yang diajarkan. Umpan balik yang diberikan harus membantu guru dan peserta didik untuk memahami dampak inovasi. Pengembangan instrumen evaluasi yang sesuai dapat membantu dalam mengukur dampak inovasi pada pemahaman materi. Umpan balik yang diberikan dapat digunakan untuk perbaikan yang lebih lanjut dalam proses pendalaman materi. Dengan pelatihan yang baik, guru dan peserta didik dapat melihat bagaimana inovasi dapat membantu mereka mendalami materi dan dapat tampil percaya diri dalam melakukan pembelajaran dengan lebih baik. Untuk penilaian, penulis menggunakan penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Strategi yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Menggunakan model pembelajaran Presentation, Practice, Production (PPP).
Penggunaan LKPD yang dikerjakan secara berkelompok, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.
Mengggunakan model Cooveratif learning agar siswa terlibat aktif dan tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran.
Menggunakan media ajar powerpoint dan video agar siswa lebih tertarik dalam melakukan proses pembelajaran dan sesuai dengan pembelajaran berbasis TPACK
Refleksi
Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan adalah :
Motivasi belajar peserta didk meningkat dengan adanya peningkatan hasil belajar atau nilai tugas peserta didik diatas KKM.
Model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan , menjawab pertanyaan dan mengerti terhadap materi yang diajarkan.
Penggunaan TPACK Â dirasa juga meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena selain mendengarkan model dialog, mereka juga menyimak tayangan yang menarik.
Respon dengan strategi yang dilakukan adalah sangat senang dan mendukung kegiatan tersebut. Dilihat  dari refleksi akhir pembelajaran peserta didik memberikan pernyataan sangat menyenangkan dan menyukai proses  pembelajaran  dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang dilakukan.
Faktor keberhasilannya adalah adanya kemampuan guru terhadap model dan media pembelajaran yang memperhatikan langkah langkah pada RPP yang telah dibuat.
Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan adalah :
- Meningkatnya motivasi dan keaktifan belajar siswa
- Siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan
- Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas.
- Membangkitkan semanagat kerjasama dalam kelompok dan minat belajar siswa terhadap bidang studi bahasa inggris
- Meningkatnya hasil belajar siswa
Serta menggunakan model dan media ini ditentukan oleh guru dengan ditunjukkan bagaimana guru melakukan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Peserta didik juga menentukan keberhasilan pembelajaran dengan ditunjukkan bagaimana keterlibatan saat  proses pembelajaran dan hasil dari proses pembelajaran tersebut.Pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model/media pembelajaran dengan tujuan dalam proses pembelajaraan peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar. Dan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran juga, peserta didik memahami materi yang diajarkan guru.Dari keseluruhan proses pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa, integrasi model, penggunaan media (Video, Powerpoint, dan Game), penggunaan LKPD, serta  bimbingan dari guru dapat membantu peserta didik meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris, khususnya pada keterampilan speaking (berbicara).
Berdasarkan dampak dari aksi diatas kita  menyimpulkan bahwa aksi yang sudah      dilakukan tersebut sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. respon yang didapatkan dari strategi yang digunakan adalah adanya pengakuan bahwa strategi yang digunakan sangat efektif untuk meningkatkan pembelajaran karena kita melihat siswa sangat antusias, rileks dan mampu membangkitkan rasa percaya diri siswa selama proses pembelajaran.
Pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah jadilah guru hebat, Karena guru hebat adalah “Guru  yang mampu merancang model pembelajaran  , Membuat metode pembelajaran yang menantang, sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta untuk belajar dan semangat untuk pergi kesekolah “
KESIMPULAN
Kesimpulan dari best practice Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
Pemilihan Masalah yang Relevan: Pemilihan masalah yang relevan dan menantang merupakan langkah awal yang penting dalam PBL. Masalah harus merangsang minat siswa, berkaitan dengan konten pembelajaran, dan memicu eksplorasi serta pemecahan masalah.
Kolaborasi dalam Kelompok: Kolaborasi dalam kelompok memungkinkan siswa untuk berbagi ide, melengkapi pengetahuan satu sama lain, dan memperluas pemahaman mereka tentang masalah yang dihadapi. Kerja sama tim mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal yang penting
Pembimbingan yang Terarah: Pembimbingan yang terarah oleh guru atau fasilitator PBL membantu siswa dalam merumuskan masalah, merencanakan strategi, dan mengembangkan solusi yang dapat diterapkan. Pembimbingan yang efektif membantu mempertahankan fokus pada tujuan pembelajaran.
Siswa dapat mempelajari Penggunaan Teknologi Secara Terintegrasi: Integrasi teknologi yang cerdas dapat meningkatkan pengalaman PBL. Teknologi dapat digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi, menyediakan akses ke sumber daya tambahan, dan memungkinkan presentasi solusi yang kreatif.
Refleksi dan Evaluasi: Proses refleksi dan evaluasi memungkinkan siswa untuk mengevaluasi pemahaman mereka, proses pembelajaran, dan solusi yang mereka hasilkan. Ini memberikan kesempatan bagi pembelajaran yang mendalam dan pertumbuhan pribadi.
Siswa akan mendapatkan Pengalaman Pembelajaran yang Autentik: Pengalaman pembelajaran yang autentik memberikan konteks yang relevan dan bermakna bagi siswa. PBL yang dirancang dengan baik memungkinkan siswa untuk melihat relevansi materi dengan dunia nyata dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam konteks kehidupan sehari-hari
Siswa dan guru akan Pembelajaran Seumur Hidup: Pendekatan PBL membekali siswa dengan keterampilan pemecahan masalah, kritis, kolaboratif, dan komunikasi yang berharga. Ini tidak hanya relevan untuk konteks akademis, tetapi juga untuk kehidupan seumur hidup dan karier masa depan
Penerapan model Problem  Based Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris memberikan hasil positif, hal ini dapat dilihat dari manfaatnya, yaitu:
- Guru melaksanakan fungsi sebagai motivator, fasilitator, dan pengawasan selama proyek berlangsungPenerapan model Project Based Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris memberikan hasil positif, hal ini dapat dilihat dari manfaatnya, yaitu:
- Siswa berperan aktif dalam merencanakan proyek, membuat jadwal, penyediaan alat dan bahan, pelaksanaan proyek, dan evaluasi, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
- Siswa  memiliki komitmen dan kedisiplinan untuk mengerjakan proyek sesuai jadwal yang telah disepakati.
   RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran harus mencakup langkah-langkah yang mendukung kelancaran dan efektivitas proses belajar mengajar. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda pertimbangkan:
Evaluasi Pembelajaran: Lakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tinjau pencapaian tujuan pembelajaran, respons siswa, serta keberhasilan implementasi strategi dan metode pembelajaran.
Analisis Hasil Evaluasi: Analisislah hasil evaluasi untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Identifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan dan potensi perbaikan di masa mendatang.
Umpan Balik kepada Siswa: Berikan umpan balik kepada siswa tentang pencapaian mereka dalam kegiatan pembelajaran. Berikan pengakuan terhadap prestasi mereka dan saran-saran untuk peningkatan di masa depan.
Refleksi Guru: Lakukan refleksi diri sebagai guru terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tinjau efektivitas strategi pembelajaran, respons siswa, serta keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Perencanaan Perbaikan: Berdasarkan evaluasi dan analisis, buatlah rencana perbaikan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran di masa mendatang. Identifikasi strategi pembelajaran yang lebih efektif dan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Pengembangan Materi Pembelajaran: Perbarui dan kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan temuan dari evaluasi. Sesuaikan pendekatan pembelajaran, metode, dan bahan pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Pelatihan Guru: Jika diperlukan, sediakan pelatihan dan pembinaan tambahan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif.
Kolaborasi dengan Rekan Sejawat: Berbagi pengalaman dan pembelajaran dengan rekan sejawat. Diskusikan strategi pembelajaran yang efektif, tukar informasi, dan bersama-sama mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
Monitoring dan Evaluasi Lanjutan: Lakukan monitoring dan evaluasi terus-menerus terhadap implementasi rencana perbaikan. Tinjau perkembangan dan dampaknya terhadap pembelajaran siswa, serta siapkan tindakan korektif jika diperlukan.
Dengan mengimplementasikan rencana tindak lanjut yang terstruktur dan terfokus, kita dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran, mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Barrows, H. S. (1986). A Taxonomy of Problem-Based Learning Methods. Medical Education, 20(6), 481–486.
Barrows, H. S., & Tamblyn, R. M. (1980). Problem-Based Learning: An Approach to Medical Education. Springer Publishing Company.
Savery, J. R., & Duffy, T. M. (2001). Problem Based Learning: An Instructional Model and Its Constructivist Framework. Handbook of Research on Educational Communications and Technology, 2, 723– 802.
Hmelo-Silver, C. E. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn?. Educational Psychology Review, 16(3), 235–266.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H