Mohon tunggu...
Sari Lestari
Sari Lestari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu ingin bekarya dan terus bekarya. Semangat untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terimakasih Telah Melahirkan Ku

18 November 2011   10:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:30 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jumat siang ibu sudah merasakan perutnya kesakitan. Di sentuhnya perut yang sudah membuncit dengan lembut sambil menahan rasa sakit.

"Sabar ya anak ku, Mama mau cari pertolongan dulu."

Sambil melangkah pelan dia keluar dari rumah. Dia menuju rumah kakak perempuannya yang tidak jauh dari rumahnya. Anaknya yang nomor dua menangis karena melihat ibunya kesakitan. Digendongnya anak laki-laki yang baru berusia 2 tahun itu. Tak lama muncul lagi anaknya yang pertama sehabis pulang main dengan teman-temannya.

"Eni, tolong jaga Abdul dulu ya. Sepertinya perut Mama sakit dan mau melahirkan. Mama mau kerumah uwak Fatonah dulu."

Diberikannya Abdul pada kakaknya. Tapi karena menolak dan tidak mau lepas dari ibunya dia menarik tubuh ibunya. Eni terus menarik adiknya yang semakin kuat menarik tubuh ibunya. Dengan kekuatan anak seumuran 4 tahun dia tak kuat menarik tubuh adiknya. Tak anyal ibu yang semakin lemah karena kesakitan menahan perutnya dan juga menahan anak yang digendongnya akhirnya tersungkur jatuh ke lantai. Eni kaget melihat ibunya terjatuh. Abdul semakin menangis keras karena melihat ibunya kesakitan. Eni melihat darah segar mengalir dari dalam daster ibunya. Dia pun menangis dan berteriak memanggil ibunya.

"Eni... Cepat panggil uwak Fatonah kesini. Mama udah gak kuat lagi."

Eni menurut dan secepat kilat dia berlari menuju rumah uwaknya. Sesampainya di rumah uwak, Eni tidak menemukan keberadaan uwaknya. Rumahnya sepi, mungkin anak-anaknya uwak pada sekolah begitu batin Eni. Dia pun menuju ke belakang ke tempat biasa uwak menjemurkan pakaian. Dan benar saja, dia mendapatkan uwaknya disana. Dengan kakinya yang kecil dia berlari dan memeluk uwaknya. Tangisan keras keluar dari mulutnya.

"Uwak, Mama berdarah kakinya. Kata Mama udah gak kuat lagi. Mama berdarah wak.. huhu.."

"Mama kamu berdarah kenapa ? Memangnya Mama kamu mau melahirkan ? Yaudah uwak langsung kesana. Udah Eni jangan nangis lagi."

Dengan pakaian seadanya uwak langsung menuju rumah sambil menggendong Eni yang masih menangis. Di rumah sudah ada beberapa tetangga yang menolong ibu untuk rebahan di bangku. Uwak pun meminta pertolongan para tetangga untuk mengangkat tubuh ibu ke dalam bajaj yang sudah di panggil sebelumnya oleh salah satu tetangga. Uwak membawa ibu ke bidan yang jaraknya 2 km dari rumah. Sepanjang jalan ibu menahan sakit.Darah segar masih mengalir dari rahimnya.

Tiba di bidan ibu mendapatkan pertolongan pertama oleh kepala bidan dan dibantu dua perawat lainnya. Tubuh ibu yang lunglai karena menahan sakit diberikan suntikan oleh bidan. Setelah setengah jam ibu baru sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun