Mohon tunggu...
Ahyarudin
Ahyarudin Mohon Tunggu... Guru - Gununghalu, bandung barat

Semangat berkarya untuk jiwa bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pajarahan Ranga Madu dan Mama Cibitung

9 Desember 2020   12:19 Diperbarui: 9 Desember 2020   12:38 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah gunung yang terletak dikawasan Cibitung kec. Rongga kab.Bandung Barat prov.Jawa Barat. Gunung Ranga madu ciibitung selalu rame dipadati  yaitu bertepatan dengan pelaksanaan haol Mama Cibitung, yang diselenggarakan setiap tanggal 15 -- 22 Robiul Akhir. Haolan ini dihadiri oleh ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai lapisan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah, terutama Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatra.

Membahas Gunung Ranga madu tak lepas dari pembahasan  ulama besar Mama Cibitung karena setiap pengunjung yang datang untuk berziarah kemakam Mama Cibitung kurang afdol kalau tidak menyempatkan berziarah ke-Ranga Madu juga.

Sedikit ulasan tentang Mama Cibitung, dari kutifan HA.Saeful Mu'min Cihampelas. Mama Cibitng yang memiliki Nama lengkap : KH. Muhammad Ilyas Nama Panggilan : Mama Cibitung Tempat, Tgl. Lahir : Lembur Gede Cibitung, Th. 1836 M Wafat, Maqbaroh : Th 1953 (usia 117 th), Sukamanah Cibitung, Nasab Ayah : Mama KH. Ali Lembur Gede Cibitung bin Embah Rahya Bogor Bin Hamdan Bogor berasal dari keturunan Dalem Sawidak Sukapura Singaparna Tasikmalaya. Nasab Ibu : Hj. Hadimah Cibitung bnt Embah Bale Cibitung bin Embah Raden Adulloh berasal Dari keturunan Dalem Sawidak Sukapura Singaparna Tasikmalaya. Spesialisasi Ilmu :Tasawuf, Nahwu, Sharaf,Fiqh(nu diageungkeun Safinah, Jurumiyah, Saraf, talaran, narkib, tafsir jalalain).

 beliau adalah tokoh ulama besar yang sampai sekarang tercium harum namanya berkat ilmunya yang luas dan kepribadian-nya yang lembut. Beliau sosok yang mengabdikan dirinya untuk keentingan agamanya semata, Berpisah dengan ibu rama setelah 25 tahun. Sehingga beliau lupa bagaimana rupa dan nama ayah dan  ibunya, bagaimana nama dan keadaan kampungnya, yang masih ingat hanyalah bahwa ayahnya mempuanyai pesantren. Demikian pula ternyata ibu dan ayahanda beliaupun  sudah lupa bagaimana rupa anaknya. Maka ketika pulang dari Madura, beliau hanya mencari pesantren di tempat yang jalan dan keadaannya dikira-kirakan. Akhirnya menemukan sebuah pesantren, beliau memohon izin kepada Ajengannya untuk ikut mondok di pesantren  tersebut. Ternyata ajengan tersebut tidak lain adalah ayahanda beliau.

 Beliau berprinsif  tidak suka meminta bantuan kepada orang lain, bahkan kepada santrinyapun Mama tidak pernah menyuruh membantu  bekerja, kecuali atas kerelaannya sendiri, Mama tidak menolaknya. Demikian pula amanat kepada para penerusnya. " Ka pamarentah ulah menta, tapi lamun mere ulah ditolak, bisi jadi fitnah".

Dan gunung Ranga Madu yang letaknya tak jauh dari makamnya Mama Cibitung yang selalu dipadati oleh peziarah. karena digunung ini terdapat beberapa makam yang tersebar di beberepa termpat kawasan gunung Ranga Madu. Namun yang paling popular dikalangan masyarakat khususnya para peziarah,  yaitu  makamnya Syekh Abdurrohman. menurut data yang saya dapat dari juru kunci gunung Ranga Madu yaitu bapak Jahru dan  istrinya Maspuroh, Syekh Abdurrohman  adalah salah satu wali yang bernasabkan sunan Ampel, dan ketika saya menanyakan deatail silsilah Syekh Abdurrahman, bapak juhri hanya menggeleng kan kepala smabil tersenyum  isyarat bahwa tak perlu kita mengetahui silsilahnya secara detail namun yang jelas  ketika kita mau  mengisolkan doa kita harus menyebutkan silsilah sunan Ampel dan pada bagian terkhir baru kita meyebutkan Syekh Abdurrahman begitu ujarnya.

Adab mengisolkan doa kepada Syekh Abdurrahman yang diakuai sebagai wali maka kita juga harus menyebutkan wali sanga terlebih dahulu sebelum menyebutkan namanya.

            Ketika seseorang berniat untuk berziarah ke-makam  Syekh Abdurrahman yang terletak digunung Ranga Madu maka diharuskan untuk menemui juru kunci terlebih dahulu untuk meminta ijin dan sekaligus mengertahui panduan atau adab-adab saat berjiarah, hal-hal yang harus dikukakan serta larangan apa saja yang tidak boleh kita langgar saat berada digunung Ranga Madu.

Ada beberapa nama juru kunci gunung Ranga Madu yang saya dapatkkan saat wawancara dengan juru kunci yang sekarang yaitu bapak Jahru dan istrinya Maspuroh, dan mereka adalah :

  • Neng alwi (peempuan) juru kunci pertama yang berasal dari soreang.
  • Aki Imnan & nini Imnan (suami istri), Cisereh.
  • Nini Ipi, Cisereh
  • Ibu Odah, Cisereh.
  • Aki Dzikri, lemur gede.
  • Wa Waludin, Citali
  • Bapak Jahidi, Ranga Madu
  • bapak Jahru & Maspuroh (suami istri), Ranga madu.

Semua juru kunci diatas telah meninggal dunia terkecuali bapak Jahru dan Maspuroh istrinya, bapak jahru  menjadi juru kunci kerena perintah atau pesan ayahnya sebelum meninggal dunia, yaitu bapak Jahidi, dan setelah wafatnya beliau , bapak Jahrulah yang menggantikan posisi ayahnya sebagai juru kunci gunung Ranga Madu sampai sekarang desember 2020 m.

Ada banyak keanehan yang terjadi dipajarahan Ranga  Madu. Jika peziarah bermalam diRanga Madu yaitu disaung yang dibangun langsung menghadap ke makam, dia akan dibangunkan dengan suara ayam  jago seperti halnya yang terjadi diperkampungan, dan ketika dia tersadar dan mendapati 2 sosok ysng tertidur disampingnya jangan sekali-kali dia membangunkanya, ketka peziarah terbangun seakan-akan bahwa malam telah berlalu dan siang tiba kumandang adzan terdengar ditelinga kita,  ketika melihat jam ditangan pun seolah-olah sudah pagi, padahal itu hanya halusinasi, karena sebnarnya waktu masih malam, dan jika kita membangunkan 2 sosok tadi kita akan tersesat diperjalan dan tidak bias melihat jalan pulang karena gelapnya malam. Maka yang harus dilakukan peziarah adalah menunggu sampai terdengar adzan dari perkampungan yaiutu adzan subuh yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun