Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mahasiswa IAIN Usaha Bayam Akhirat

10 Oktober 2014   07:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128767851952223908

[caption id="attachment_346863" align="aligncenter" width="336" caption="Bayam sudah siap untuk dipanen (Foto Ahyar)"][/caption]

Susunan pot berwarna hitam itu tersusun Indah. Tak berlebihan bila Parhan (21) selalu merawatnya tiap pagi. Kecintaanya terhadap Bayam dan tumbuhan pot membawa ke bisnis kreatif. Di beranda belakang kost itu tampak tiga orang anak muda berumuran dua puluhan tengah asyik menyusun pot berwarna hitam. Mereka begitu tekun melakukan pekerjaannya, apalagi suasana rumah begitu tenang dan sejuk. Disekelilingnya tumbuh aneka tanaman, bunga hingga pohon besar seperti pohon mangga.

Namun dibawahnya tersusun pot berisi Bayam yang sudah siap panen. Tempatnya itu sangat asri. “Menanam itu banyak manfaatnya. Selain untuk hobi bisa juga sebagai usaha, kegiatan menanam ini bisa menguranggi penggeluaran keseharian dan yang pasti bisa dijadikan bisnis utama yang menghasilkan. Nilai jualnya pun tinggi dan bisa menghasilkan rupiah jutaan rupiah,” ujar Parhan pemilik tanaman hias dan Bayam ditempatnya, lingkungan Karang Panas, kecamatan Ampenan.

Tanaman bayam Parhan mualai dikembbangkan sejak  pertengahan 2012 itu berangkat dari hobi dan kecintaan terhadap tanaman Bayam. Selain menanam bayam di pot yang tersusun rapi, Parhhan juga menjual bunga hias, begitu dengan Bayam yang di pasarkan di sekitar tetangga dan pasar Ampenan. Bayam satu ikat dijual dalam kisaran harga 1000 hingga 1500.000 rupiah. Perbulan bisa menghasilkan keuntungan 2-3 jutaan.

Dikatakan, semua tanaman Bayam dan tanaman hias sudah dipasarkan dari warga yang tak jauh dari lingkungan Karang Panas, Ampenan. Kata Parhan, ia mulai gemar menanm Bayam semenjak datang dan kuliah di Mataram, dan cara pemeliharaan dan pemasaran bisa dibaca lewat  internet dan buku. “Kalau mau usaha Bayam gampang, Cuma butuh ketekunan,” ujar Mahasiswa semester tujuh IAIN Mataram ini.

Parhan mengatakan, dia ingin mengembangkan tanaman Bayamnya dalam julmlah yang besar dan pemasarannya juga bisa lewat media online. “Karena pemasarn Bayam dan sayur-mayur masih sebatas dari mulut ke mulut maka jadi kurang popular. Padahal di Negara lain, seperti Malasiya dan Vietnam, sayur Bayam sangat digemari.

Parhan, mengaku dirinya tak punya latar belakang sebagai wirausaha. Orangtuanya pun bukan pengusaha. Ide menanm sayur-mayur muncul stelah ia mulai tinggal di Mataram. Awalnya, dia belajar menanam tumbuhan hias sambil mengisi waktu luang. Parhan termasuk orang yang suka belajar dan berbagi pada teman-temannya. Menurut dia, usaha sayur –mayur  mudah dikuasai yang penting punya kemauan untuk mengerjakannya.

Dengan ketekunan dan kreativtasnya, usaha rumahan parhan berkembang dengan pesat. Tanamman bayamnya pun mendapat sambutan dari pasar terdekat seperti pasar Ampenan. Tetapi semua itu berawal dari teman-temannya yang selalu mendukung. Promosi dari mulut ke mulut cukup efektif mengangkat usaha Bayamnya.

Namun setelah hampir satu tahun mengeluti bisnis berjualan Bayam ini, Parhan berpikir ulang tentang usahanya. Ke depan dia berharap akan banyak anak muda yang mau berusaha dan tidak malu untuk berusaha dari sejak muda, apalagi anak kuliahan jarang sekali mau usaha karena alasannya gensi,” ceritanya. (yar).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun