Masyarakat Desa Toye dan Aik Prapa, kini tak lagi takut melintasi jembatan. Jembatan gantung terpanjang di Lombok Timur itu dibangun dari program aspirasinya, H. Suryadi Jaya Purnama (SJP). Â Â
Johariyah, 67 tahun, siang itu wajahnya tampak bahagia saat menyaksikan peresmian jembatan gantung Aik Prapa. Kini ia bersama tentangganya tidak lagi kahawatir melitasi jembatan bambu petung sepanjang 30 meter di Sungai Tanggek, Dusun Sempur itu.
Warga RT 02 RW 01 Sempur, Desa Aik Prapa, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, menceritakan sulitnya akses jembatan di tempat tinggalnya.
"Dulu, kami puluhan tahun melewati jembatan bambu. Karena lapuk, tiap tahun bambunya harus diganti warga setempat. Berkat program aspirasi bapak SJP, kini telah dibangun jembatan gantung permanen" ujarnya pada tim Inilombok, Kamis 26 Januari 2024.
Wargan lainnya, ibu Anah, 54 tahun, juga sangat gembira dengan dibangunnya jembatan gantung lewat program aspirasi SJP tersebut.
"Dulu saya takut lewat jembatan lama dibawah itu, kini tidak lagi. Kami senang, ada jembatan sekokoh ini" cerita ibu Anah. Â Â Â Â Â
Jembatan gantung Desa Aik Prapa terbentang sekitar 96 meter melintasi sungai Tanggek. Jembatan ini menghubungkan dua desa sekaligus, Desa Toye dan Aik Prapa. Sebelum jembatan tersebut dibangun, warga kedua desa harus melewati jembatan bambu petung yang persis berapa disamping jembatan gantung.
Bahkan warga Desa Toye dan Aik Prapa yang tak terbiasa lewat jembatan bambu itu, harus terpaksa berputar haluan menempuh jalur lain yang cukup jauh, sekitar 30 menit atau 35 menit dengan mengunakan kendaraan bermotor.
"Dulu jarak tempuh perjalanan ke Aik Prapa sampai 35 menit, kini setelah jembatan gantung dari pak SJP terbangun, jadi 5 menit saja" kata Kepala Desa Toye, Hanah.