Belajar dari desa Rempek
Harga bahan bakar minyak di saat ini semakin lama kian naik, hal ini menyebabkan krisi ekonomi di penjuru dunia. Melihat kondisi kenaikan ini, seharusnya pemerintah kita perlu membatasi dan penghematan pemakaian bahan bakar, agar kelangkaan tak terhadap bahan bakar tak terjadi. Namun belakangan ini, dari pelosok-pelosok muncul energi alternatif yang digunakan sebagai penganti bahan bakar dan saat ini sedang mengalami banyak diminati "Biogas".
Biogas dianggap menjadi sumber energy terbarukan,ini karenakan bahan-bahan yang sering diproduksi akan membentuk limbah. Biogas punya manfaat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama dari pemenuhan energy terbarukan, baik itu energi rumah tangga, hingga keperluan industri berskala besar.Â
Selain manfaat, biogas juga memiliki efek lingkungan yang akanmennjadi lebih bersih, menjauhkan diri dari berbagai macam penyakit, rasa nyaman dan aman karena limbah sampah telah berkurang. Sedangkan manfaat biogas dalam meningkatkan kualitas udara. Saat ini, kondisi sangat buruk. Bahkan untuk metode penerapan uji emisi euro 4 pun belum bisa menutupi buruknya kualitas udara.
Dengan memanfaatkan energy biogas, maka komposisi asap dan karbon bisa dipengaruhi kualitas udara akan bisa dikurangi dengan cara signifikan dalam mempengaruhi kualitas udara. Salah satu keuntungan tidak memberikan polusi pada udara. Produksi biogas tidak memerlukan oksigen, dan mengunakan bahan bakar. Belajar dari kelompok ternak Pelita, yang memanfaatkan biogas sebagai energi terbarukan untuk memenuhi energi listrik dirumah tangga, membuka mata kita untuk pemanfaatan biogas sebagai energi terbarukan. Â
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis energi terbarukan #15HariCeritaEnergiTerbarukan oleh Kementerian ESDM Republik Indonesia (RI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H