Semenjak kejadian itu, Buyung mulai berubah. Ia tak senakal biasanya. Ia mulai patuh pada mande. Ia juga mulai rajin bersekolah dan tak hobi lagi menonton adu ayam. Kebiasaan malala sepulang sekolah pun kini tak lagi dijalaninya. Ia bahkan kini mulai rajin ikut bersama mande ke sawah dan juga membantu makdang berjualan saat hari pakan tiba. Kini warga nagari Garangmano juga mulai baribadaik (beribadah) ka musala. Seperti namanya, nagari Garangmano, begitu garang.
Jadi siapa sebenarnya yang hitam itu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!