Mohon tunggu...
Cerpen

Aru-aru

20 Maret 2017   20:23 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Mande yang telah capek seharian di sawah pun pulang kerumah. Sebelum pulang, tak lupa mande singgah terlebih dahulu di pajak (kedai) mak Eti untuk membeli lauk pauk santapan makan malam bersama si sematawayang Buyung.  Sesampainya dirumah, mande menanak nasi dan memasakkan  lauk kesukaan si buyung, ikan tongkol balado. Mande memasakkan lauk kesukaan Buyung karena dia senang Buyung sudah mulai mau bergabung dengan silek (pencak silat). Harap besar mande si Buyuang dapat menjadai anak yang patuh dan penyabar setelah ikut silek. Mande yakin, bila rasa ksatria pandeka (pendekar) anaknya mulai tumbuh, anaknya akan berubah menjadi anak yang patuh dan berbakti         

     Hari semakin sore. Mande dengan senang hati menunggu kepulangan si sematawayangnya. Ia yakin anaknya akan pulang cepat, karena tadi mande sudah berpesan kepada Buyung. Tapi lama-kelamaan, Mande risau karena Buyung tak kunjung datang. Mande pun tetap menunggu kedatangan anaknya. Hingga magrib pun tiba, mulai bingunglah mande, tak tau ingin mencari anaknya kemana.Pergilah mande kerumah Ani,teman sekelas Buyung di sikolah. Ani bilang Buyung tak ada di sikolah hari ini. Mande tentu tak percaya dengan kata-kata Ani, karena ia tau anaknya tadi pagi berpamitan padanya untuk pergi ka sikolah. Jalan terakhir yang dilakukan mande adalah pergi kerumah makdang Sutan untuk mengabari bahwa anaknya tak kunjung pulang. Dengan tergesa-gesa, hati yang cemas, mande pun menuju rumah makdang. Sesampainya di rumah makdang, mande malah berdebat dengan makdang.

“Uda , kemana anak ambo, belum pulang dari tadi? katanya tadi ingin kerumah inyiak Malin, balatiah silek ”jelas mande dengan nafas terengah-engah.

“Jan cemas, paling anak kau hanya bermain kerumah kawannyo, Buyuangkan selalu begitu. Jan mencemasi anak kau! ‘’ jawab makdang menenangkan mande.

 ‘’Iyo uda,tapi kito tau bahwa nagari iko sadang indak aman. Bagaimana kalau inyo hilang kito indak tau kan?’’ jawaban mande menantang sang kakak.

“Kini ko, karumah guru Buyung kito, kito tanyokan keberadaanyo Buyung dima, mana tau guru Buyung tau ”ajakkan makdang.

Mande dan makdang pun segera menuju rumah pak Subeb. Sesampainya di rumah pak Subeb. kecemasan mande pun makin menjadi-jadi.

‘’Assalamualaikum pak Subeb, kedatangan kami di siko untuk mananyokan keberadaan Buyung,sajak siang Buyung indak pulang pulang ” ucap mande menjelaskan.

‘’Buk, sejak siang Buyung kabur dari sikolah buk, pagar disampiang gudang sikolah dipanjat buyuang sampai rusak” jelas Pak subeb dengan emosi.

‘’Dimalah si Buyuang ko, mambuek cemas taruih’’

‘’Labiah rancak kalau kito pergi karumah Datuak Basa, dan mengumumkan kehilangan Buyung iko di toa (pengeras suara) musala’’ makdang mengajak mande.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun