Tanda2 kemenangan Prabowo dalam Pilpres bukan saja ditandai dari ramainya saat kampanye tapi juga dari mimpi ulama sunyi. Maksudnya ulama yang tidak terkenal dan dikenal siapapun kecuali hanya segelintir orang saja. Lagi tak pernah jadi berita media massa dan yang bersangkutan menjauhkan diri dari keramaian. Berusaha mengkhusyukan diri hanya beribada kepada Allah layaknya para sufi.
Mimpi ulama sunyi yang mengabarkan kemenangan Prabowo disampaikan oleh ulama ramai yaitu Ustad Abdul Somad (UAS) dan Ustad Adi Hidayat (UAH). Berakibat kedua ulama ini UAS dan UAH seakan-akan mempertaruhkan nama baiknya yang bisa tercemar bilamana Prabowo tidak menang Pilpres. Bahkan bisa jadi sebagian besar pengikutnya yang suka mendengarkan ceramahnya meninggalkannya karena UAS dan UAH dianggap telah berbohong. Padahal berbohong bagi ulama dan umaro atau tokoh masyarakat terkenal akan menjatuhkan nama baiknya menjadi tidak lagi dipercaya setiap omongannya. Termasuk omongan yang benar sekalipun.
UAS dan UAH tahu dan paham benar apa yang terjadi pada dirinya bilamana mimpi ulama sunyi yang dipercayainya itu gagal. Jelasnya Prabowo tidak jadi presiden. Meski sejauh ini keduanya tetap percaya dengan mimpi tersebut. Tidak ada keraguan di dalamnya. Pasalnya, mempercayai mimpi adalah juga pernah dialami Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam saat sebelum menaklukkan Kota Makkah tanpa peperangan. Sebelum kejadian Nabi bermimpi memasuki Kota Makkah dalam keadaan damai. Begitu pula banyak ulama mempercayai mimpi terutama mimpi yang sesuai dalil Alquran dan Assunnah.
Kalaupun nanti tidak terbukti tidak benar maka UAS dan UAH tidak berkecil hati karena mimpinya salah. Bagaimanapun juga mimpinya hanyalah mimpi manusia biasa dan bukan mimpi Nabi yang pasti benarnya. Pun tidak salah bagi Muslim2 yang juga mempercayai mimpi sebagaimana yang disampaikan UAS dan UAH secara terbuka. Tidak lantas berkecil hati apalagi meninggalkan UAS dan UAH atau bahkan murtad. Yang penting percaya kepada mimpi didasarkan pada dalil yang benar dan dalil2an atau dalil abal2.
Menjadi presiden melalui Pilpres ditentukan oleh banyaknya suara hasil penghitungan KPU. Di negara2 demokratis hal ini biasa terjadi. Malahan Negara Katolik Vatikan menerapkan juga suara terbanyak untuk menentukan Sri Paus atau pemimpin negara. Tak jarang penentuan pemimpin negara Vatikan dilakukan dengan curang dan bohong alias tidak adil dan tidak jujur. Dengan kata lain pemimpin negara Vatikan tidak ditentukan berdasarkan suara terbanyak melainkan berdasarkan kekuasaan dan keuangan untuk mempengaruhi para pemilih Sri Paus untuk memilih calon tertentu.
Begitu pula Pilpres di Indonesia mudah dipengaruhi kekuasaan dan keuangan. Rakyat pemilih ditekan kekuasaan dan diiming-iming uang untuk memilih capres tertentu dan menolak capres tertentu lainnya. Berakibat yang menjadi presiden bukan berdasarkan suara terbanyak tapi berdasarkan siapa paling berkuasa dan paling banyak uangnya.
Karena mimpi ulama sunyi yang memenangkan Prabowo termasuk bagian dari keimanan sesuai dalil2 Alquran dan Assunnah maka kejadian Prabowo menjadi presiden berdasarkan skenario Allah. Hal ini terjadi bilamana mimpi itu adalah benar dan bukan mimpi yang berasal dari syetan. Jadi apapun usaha untuk menggagalkan Prabowo menjadi presiden pastilah gagal. Allah menggagalkannya. Tidak ada siapapun manusia meskipun seluruh manusia bersatu untuk menggagalkan skenario Allah maka tidaklah berguna. Apa yang Allah tentukan pasti terjadi. Kun Fa Ya Kun.. Jadi maka jadilah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H