Artis Neno Warisman berdoa atau bermunajat pada acara Munajat 212 di Monas beberapa hari lalu. Bunyi doanya tidak sebagaimana doa biasa sehari-hari meski tetap menyontoh atau pake dalil Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dalam berdoa.
Bunyi doa Neno nyaris menyamai doa Nabi sebelum terjadi perang Badar antara orang2 beriman Madinah dengan orang2 kafir Makkah. Orang2 beriman berdoa kepada Allah tanpa menyekutukannya dengan apapun dan siapapun.Â
Sebaliknya orang2 kafir berdoa kepada Allah dengan menyekutukannya dengan Lata, Uza dan Manna. Yaitu tiga berhala besar yang menjadi pujian dan pujaan orang2 kafir selama ini yang diangga menjadi perantara antara manusia dengan Tuhannya atau Allah.
Cuplikan doa Neno antara lain; Jika Engkau tidak menangkan/ kami khawatir, ya Allah/ kami khawatir, ya Allah/ tak ada lagi yang menyembah-Mu, ya Allah... Terdengar puitis. Maklum saja Neno dikenal juga sebagai seniman sehingga doanya pun dibuat dalam bentuk puisi. Berusaha menggerakan hati dan pikiran serta perasaan pendengarnya. Bisa jadi dirinya pun larut dalam doanya sendiri yang begitu patriotik dan heroik.
Dahulu pun pada 14 abad silam Nabi berdoa: "Ya Allah Azza wa Jalla, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini." [H.R. Muslim 3/1384 hadits no. 1763].
Adanya kesamaan doa Neno dengan doa Nabi tidaklah salah2 amat. Tidak ada salahnya Neno berdoa "kami khawatir, ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu, ya Allah." Neno seakan-akan mengulangi lagi doa Nabi berbunyi: "..jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini."
Saat Nabi berdoa begitu keadaan Muslim di Madinah sangatlah lemah meski memiliki negara atau pemerintahan sendiri berdasarkan wahyu Allah. Sebelumnya tidak pernah terlintas pada diri Nabi untuk mempersiapkan tentara dalam berdakwah atau menyampaikan wahyu Allah kepada seluruh manusia di muka bumi, siapapun manusianya. Berakibat Muslim2 menjadi bulan2an kafir dari kriminalisasi, pemboikotan dan pembunuhan.
Hanya saja Allah memerintahkan Nabi untuk berperang bilamana kafir2 memeranginya. Mau tidak mau Nabi mempersiapkan tentara seadanya. Membiarkan para jagoan perang selama ini untuk membentuk tentara Islam dari Muslim2 yang ada. Salah satunya paman Nabi bernama Hamzah  yang digelari Singa Padang Pasir. Terbiasa berperang selagi masih kafir. Karenanya mengusulkan kepada Nabi membentuk pasukan2 perang kecil2an.
Tidak begitu dengan kafir Makkah. Pasukannya sudah terlatih menghadapi perang demi perang selama ini menghadapi musuh2 dari luar. Punya banyak prajurit. Bersenjata lengkap. Punya pengalaman segudang.
Pasukan itulah yang harus dihadapi tentara Islam di Badar. Tentara Islam jumlahnya sedikit yaitu 1/3 dari pasukan Kafir. Tentara muslim berjumlah 300 sedang pasukan kafir berjumlah 1000. Di atas kertas, mustahil tentara Islam menang. Yang dipastikan menang adalah pasukan kafir. Kalau ini terjadi maka syahidlah Nabi dan habislah muslim.
Itu sebabnya Nabi berdoa kepada Tuhannya begitu khusyuknya. Seakan-akan Nabi memaksa Tuhannya untuk memenangkannya. Nabi meyakini kalau dirinya dan Muslim2 lainnya adalah hamba2 Allah yang mencintai Allah dan beribadah kepada Allah tanpa menyekutukannya dengan apapun dan siapapun. Tidak ada manusia2 lainnya yang memiliki cintai begitu mandala dengan Tuhannya kecuali Nabi dan Muslim.