Kisahku, Tertawan Daurah Pra Nikah-nya PKS (part 2)
Kesurupan Masal
Masih di kelas 2 SMA. Sekolah kami kedatangan guru PPL dari Universitas Negeri Medan (UNIMED). Ada beberapa guru PPL yang kader tarbiyah juga. Mereka sering mengisi keputrian rohis. Kami sangat akrab dengan guru PPL tersebut.
Suatu hari ada kejadian yang tidak kami sangka-sangka menimpa sekolah kami. Kejadian itu berawal dari murid kelas 1 yang yang sedang olahraga sepak bola. Tiba-tiba ada 2 orang siswa bertabrakan saat sedang bermain bola. Salah satu dari mereka pingsan dan akhirnya dibawa ke ruang UKS. Banyak murid yang lain menyaksikan, tapi entah kenapa tiba-tiba anak yang pingsan itu berteriak-teriak dan kesurupan. Tidak lama berselang yang lain ikut jatuh kesurupan juga. Terjadilah kesurupan masal disekolah kami.
Saya dan beberapa teman lainnya lari ke Musholah, tak disangka disitu sudah banyak korban kesurupan. Ada satu guru PPL akhwat sedang menangani kakak kelas yang kesurupan. Dia memukul-mukul badan korban dan membacakan beberapa ayat Al-Qur’an. Saya begitu takjub melihat guru PPL tersebut karena berhasil menyembuhkan kakak kelas kami yang kesurupan.
Beberapa hari setelah kejadian itu keputrian Rohis ramai yang hadir. Karena acaranya bertemakan kejadian di sekolah yang baru kami alami yaitu kesurupan masal. Yang tak kalah seru guru PPL ini yang mengisi. Disitu bertambah keyakinan saya akan jamaah ini.
Undangan Acara Daurah Pra Nikah
Suatu hari setelah beberapa bulan halaqah. Kami mendapat undangan dari murobbi untuk menghadiri acara Daurah pra Nikah. Sebelumnya kami tidak tau daurah pra nikah itu seperti apa? Diantara kami berenam tidak satupun memiliki inisiatif untuk bertanya acara daurah tersebut seperti apa? Saat itu haus akan Ilmu Keislaman. Maka dengan semangat 45 dan kekompakan yang luar biasa kami memutuskan hadir pada acara Daurah Pra Nikah usai sekolah.
Dengan masih mengenakan pakaian sekolah putih abu-abu, kami hadir ke acara Daurah. Saat itu kami sudah terlambat karena acara sudah dimulai sekitar pukul 09.00 wib. Gedung tempat acara Daurah pun telah penuh sesak oleh peserta. Sebelum masuk kami registrasi terlebih dahulu. Kakak yang menjaga stand registrasi terlihat heran melihat penampilan kami. Dengan ke PE DE an yang luar biasa kami masuk ke gedung tempat acara dilangsungkan.
Setelah masuk kami mengambil tempat yang masih kosong, karena kondisi gedung sudah penuh sesak oleh peserta. Tempat duduk akhwat dan ikhwan dipisah. Sebelah kiri panggung tempat duduk ikhwan dan sebelah kanan panggung tempat duduk akhwat. Kesan yang saya tangkap pada saat itu sungguh pemandangan indah dan teratur. Akhwat yang hadir sangat rapi menutup aurat dan penampilan mereka terlihat anggun. Sementara disisi kiri panggung terpancar wajah cerah dan teduh kaum ikhwan. Saya jadi teringat sebuah hadis dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan," ada seorang yang bertanya, "Sesungguhnya jika ada seseorang yang senang memakai baju baik dan sandal baik (apakah itu termasuk kesombongan?), Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah, mencintai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan membenci manusia". (HR. Muslim)