Mohon tunggu...
Ahsani Fatchur Rahman
Ahsani Fatchur Rahman Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pesantren

Mentari pagi akan selalu hadir bersama kita, dengan ribuan harapan dan cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdamai dengan Waktu

6 Februari 2017   12:28 Diperbarui: 20 Desember 2017   15:47 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

<meta http-equiv="refresh" content="0; URL=/?_fb_noscript=1" />Berdamailah dengan waktu dengan mengisinya dengan kegiatan yang disukai waktu. Tak ada yang abadi, semua akan dipaksa berubah oleh waktu. Dan kita harus belajar berdamai dengan waktu karena waktu akan selalu memaksa kita untuk berubah, berpindah atau pergi. Pada saatnya nanti, muda akan menjadi tua, gagah akan menjadi lemah, cantik atau ganteng akan berubah menjadi tidak cantik atau ganteng, sehat akan berpindah menjadi sakit. Bersama itu, kekuasaanpun akan berpindah tangan, kejayaanpun akan berpindah pangkuan, keterkenalan pun akan beralih orang, kepemilikan pun akan berganti status.

Waktu adalah anugerah Allah yang indah dan waktu sangat dekat kepada inti Dzat-Nya. Waktu tidak terlihat, tidak terdengar, tidak tersentuh. Waktu sangat dekat, ada, dan meliputi kita. Maka wajar Allah berfirman: 'Demi Masa' (waktu) dan Allah sering bersumpah dengan waktu.


Waktu lebih senior dari kita, maka tak usah mengatur-ngaturnya. Tapi aturlah diri kita meliputinya dengan cara berdamai dengannya dan bersinergi dengannya. Dahulu adalah sekarang, nanti adalah sekarang. Dahulu menghasilkan sekarang dan nanti adalah hasil dari sekarang. Waktu adalah dahulu dan nanti yang sekarang. Melambat atau mencepat tergantung sebuah rasa: Senang, Tenang, atau Tegang. Waktu akan selalu tetap dimana-mana yaitu tidak bisa di ulang atau di majukan.

Kita tentu faham dengan tiga tahun sekolah dan gagal UN, atau terlambat satu menit menunggu pesawat, atau seorang yang selamat dari kecelakaan dalam waktu satu detik, atau seorang pelari dengan terlambat satu mili detik, dan betapa sungguh bermaknanya sebuah waktu. Maka jika kita ingin memiliki waktu yang bermakna, maka kita harus pastikan bahwa aktifitas kita istimewa. Menghadirkan banyak manfaat dan keridhoan-Nya. Dan siap di panggil-Nya rela kapan saja.

 
Waktu kita akan selalu sama, namun beda cara mengisinya. Selamat menjalankan aktifitas kita masing-masing. Semoga kita selalu bisa berdamai dengan waktu.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun