Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang yang diterjunkan di Desa Gumul, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten pada hari Selasa (2/8/2022) di SDN 04 Gumul, Rabu (3/8/2022) di SDN 02 Gumul, Jumat (5/8/2022) di SDN 03 Gumul, serta  Senin (8/8/2022) di SDN 01 Gumul melaksanakan sosialisasi "Pembuatan Kompos sebagai Pemanfaatan Sampah Organik". Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh seluruh siswa kelas 5 dan 6.Â
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Jenis sampah ini dapat diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat apabila dikelola dengan tepat. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik juga turut menimbulkan masalah lingkungan. Sebagaimana pada tahun 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa komposisi sampah didominasi oleh sampah organik yaitu sekitar 60% dari total sampah yang dihasilkan. Sehingga penting bagi kita untuk mengolah sampah organik dengan tepat. Salah satu cara pemanfaatan sampah organik yakni dengan mengolahnya untuk dijadikan sebagai kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Â
Sosialisasi pembuatan kompos diawali dengan memperkenalkan jenis-jenis sampah, dampak tidak terkelolanya sampah dengan baik, pengertian kompos, serta kegunaan dan manfaat kompos. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan praktik pembuatan kompos dengan para siswa. Di akhir kegiatan, Tim KKN UNNES GIAT 2 Desa Gumul memberikan kuis berhadiah terkait materi yang sudah disosialisasikan.Â
"Contoh dari sampah organik adalah dedaunan kering, buah-buahan yang sudah tidak layak makan, sayur-sayuran kering, kulit buah-buahan, sisa makanan, nasi basi, dan sebagainya. Kami meminta siswa untuk mencari sampah-sampah yang terdapat di lingkungan sekolah. Kemudian kami membuat kompos bersama-sama," ucap Afa Anisa Almas Soroya selaku penanggung jawab program kerja ini. Bahan yang diperlukan untuk membuat kompos antara lain: sampah organik, air, dan cairan pupuk EM4. Pembuatan kompos memerlukan wadah berukuran besar yang dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak terkontaminasi dan dapat terurai dengan optimal. Kemudian masukkan sampah organik ke dalam wadah. Selanjutnya siram dengan air yang telah dicampur dengan cairan EM4. Tutup wadah dengan rapat dan diamkan sekitar dua minggu. "Ini kali pertama siswa membuat kompos, mereka sangat semangat dan tertarik ketika membuat kompos," tambah Afa.
Program kerja ini juga mendapatkan respon positif dari para guru. Salah satu guru di SDN 04 Gumul, Bapak Agus Haryanta mengatakan "Pengenalan dan pembuatan kompos ini sangat bermanfaat untuk diajarkan kepada siswa-siswi kami. Dengan diadakannya kegiatan ini semoga para siswa dapat lebih peduli dengan kebersihan dan kelestarian lingkungan."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H