Bagi warga kota Tangerang, Pusat Kuliner Pasar Lama merupakan salah satu berkah berwujud warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Kawasan Pasar Lama yang terletak di Jalan Kisamaun Nomor 32, Sukasari, Tangerang, Banten ini secara umum banyak dikenal sebagai tempat yang dapat didatangi oleh orang-orang yang memiliki tujuan untuk berwisata kuliner. Tidak hanya warga lokal, Pasar Lama juga kerapkali dikunjungi oleh pelancong-pelancong dari berbagai macam kota seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, hingga Depok.
Hal ini tidak mengherankan apabila kita melihat dari banyaknya daya tarik yang dimiliki oleh kawasan ini sejak lama. Selain itu, faktor kemudahan akses transportasi dan letak lokasi yang terbilang cukup dekat dengan ibu kota Jakarta, juga berperan penting dalam menaikan pamor Pusat Kuliner Pasar Lama untuk terus dikunjungi secara berkali-kali, terutama pada akhir pekan. Pengunjung yang ingin datang dengan menggunakan moda transportasi umum dapat membeli tiket KRL dan turun langsung di Stasiun Pasar Lama ataupun Transjakarta yang harus disambung menggunakan angkutan umum atau ojek online.
Di Pasar Lama sendiri, pengunjung yang datang akan dimanjakan oleh berbagai macam jenis kuliner lezat seperti ketoprak, bakso, nasi goreng, otak-otak ikan, sempol ayam, lumpia basah, telur gulung, serabi durian, dan berbagai macam varian makanan lainnya. Selain itu, pengunjung juga dapat mencoba beberapa kuliner legendaris khas daerah tersebut yang telah berjalan hingga puluhan tahun lamanya seperti Nasi Uduk Encim Sukaria, Sate Ayam Haji Ishak, Es Podeng Varia, hingga Es Bun Tin.
Semua makanan-makanan tersebut secara tidak langsung telah membentuk Pasar Lama menjadi salah satu destinasi wisata yang memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut juga diperkuat oleh banyaknya nilai-nilai sejarah di kawasan tersebut mengenai akulturasi kebudayaan antara masyarakat asli di kawasan tersebut yang mayoritas berasal dari suku Sunda dan Betawi yang beragama Islam dengan pendatang keturunan Tionghoa atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Cina Benteng.
Mayoritas masyarakat awam memang mengira bahwa Pasar Lama hanyalah sekedar kawasan pusat kuliner di Tangerang. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, kawasan ini sangat kaya akan berbagai macam bentuk akulturasi budaya dan memiliki banyak sekali catatan sejarah serta peranan penting terhadap perkembangan kota Tangerang sebagai daerah yang pada saat ini telah menjadi bagian dari Greater Jakarta Metropolitan Area (JMA) atau kawasan strategis Jabodetabek di masa kini. Akulturasi kebudayaan yang terjadi di kawasan ini dapat dibuktikan dari beberapa bangunan-bangunan terkenal seperti Vihara Boen Tek Bio dan Museum Peranakan Benteng Heritage.
Kedua landmark tersebut merupakan bukti peninggalan sejarah dari masyarakat keturunan Tionghoa yang masih bertahan hingga saat ini. Vihara Boen Tek Bio merupakan kuil tertua di Tangerang yang telah berdiri selama tiga abad. Sementara itu, Museum Peranakan Benteng Heritage merupakan salah satu bangunan tertua di Tangerang yang memiliki banyak sekali cerita bersejarah mengenai perkembangan kaum Cina Benteng. Selain itu, terdapat juga Masjid Jami Kalipasir yang juga menjadi bukti dari terciptanya harmonisasi antar umat beragama. Masjid ini telah berdiri sejak abad ke-16 dan memiliki keunikan pada bentuk menara masjidnya yang dibangun dengan gaya menyerupai pagoda yang terdapat pada bangunan vihara.
Jejak-jejak akulturasi budaya di kawasan Pasar Lama juga dapat kembali ditelusuri melalui beberapa sajian kuliner seperti Asinan Liu Lan Jin, Bubur kepiting Hokie, Laksa Benteng, Bubur Ayam Ko Iyo, Siomay Benteng dan kuliner-kuliner lain yang terbuat dari resep khas campuran Indo-Cina yang telah diteruskan secara turun temurun. Menurut salah satu narasumber yang kami wawancara, Fadhil Halim -- seorang karyawan Mie Aceh Kingdom di kawasan Pasar Lama, nilai-nilai historis yang terdapat di kawasan ini sangat berperan penting terhadap identitas Pasar Lama sebagai salah satu destinasi wisata di kota Tangerang. Sehingga para pengunjung yang datang ke sini tidak hanya sekedar datang untuk menyantap kulinernya saja, tetapi mereka juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai akulturasi budaya.
Berbeda dengan narasumber sebelumnya, Muhammad Marifatullah atau yang kerap disapa Ipong -- seorang warga yang tinggal di kawasan Pusat Kuliner Pasar Lama, mengatakan jika pemerintah daerah dan masyarakat sekitar perlu turun tangan dalam menjaga kelestarian aset-aset kebudayaan yang terdapat di lingkungan Pusat Kuliner Pasar Lama agar tidak mengalami kepunahan. Hal ini bukan tanpa alasan, perkembangan kota Tangerang yang terjadi dengan pesat memberikan efek terhadap penurunan kualitas, perubahan bentuk dan fungsi, bahkan kehancuran bagi bangunan-bangunan bersejarah tersebut. Selain itu, tidak adanya Perda tentang Cagar Budaya yang berlaku dapat menyebabkan kawasan Pasar Lama kehilangan nilai-nilai sejarah dikarenakan tidak ada hukum yang mengikat apabila bangunan-bangunan bersejarah tersebut diubah bentuk dan fungsinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H