Mohon tunggu...
Ahsana Tafsiro
Ahsana Tafsiro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ahsana Tafsiro adalah mahasiswa Teknologi Rekayasa Elektromedis di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Ia memiliki minat yang dalam pada isu lingkungan dan teknologi. Selain itu, Ahsana aktif di organisasi kepemudaan seperti IMM dan HMPS, yang membantunya memahami tantangan sosial dan keberlanjutan. Dengan latar belakang akademik dan pengalaman organisasi, Ahsana berkomitmen untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Literasi Ekologis di Era Digital: Membangun Kesadaran Melalui Media Sosial

12 Oktober 2024   07:54 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Literasi Ekologis di Era Digital: Membangun Kesadaran Melalui Media Sosial

Kemajuan teknologi digital salah satunya dalam penggunaan media sosial, telah menjadi sarana yang efektif guna menyebarluaskan informasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat. Tidak dapat kita pungkiri, efek dari penggunaan media sosial sangat berpengaruh bagi masyarakat untuk mendapat akses menuju beragam informasi, bahkan tidak jarang beberapa unggahan di media sosial dapat mendorong masyarakat untuk melakukan suatu gerakan ataupun aktivitas tertentu. Namun, apakah dengan adanya media sosial ini sudah cukup efektif dalam membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan ? Agaknya, peran media sosial guna membangun literasi ekologis ditengah masyarakat masih perlu ditingkatkan.

Literasi ekologis adalah kemampuan untuk memahami bagaimana sistem dalam lingkungan disekitar kita bekerja serta bagaimana aktivitas kita dapat berpengaruh terhadap lingkungan. Pentingnya membangun literasi ekologis yaitu agar dapat terjalin hubungan yang baik antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Kesadaran akan tanggung jawab menjaga dan melestarikan lingkungan juga akan terbentuk melalui penanaman literasi ekologis yang benar dalam masyarakat.

Media sosial sangat berpengaruh dalam penyebarluasan informasi tentang literasi ekologis ini. Salah satu contoh nyata dari literasi ekologis melalui media sosial yaitu aksi sekelompok pemuda yang bernama Pandawara group. Pada beberapa kesempatan, Pandawara Group mengunggah aksi mereka ke media sosial dimana mereka sedang membersihkan area sungai atau pantai yang tercemar oleh limbah plastik dan sampah, unggahan mereka menuai berbagai reaksi positif dari masyarakat, bahkan tidak jarang masyarakat juga ikut membantu membersihkan area sungai maupun pantai di sekitarnya. Dari aksi Pandawara Group tersebut, membuktikan bahwa pengaruh media sosial sangatlah besar dalam mengkampanyekan aksi menjaga dan melestarikan lingkungan. Masyarakat merasa terpanggil untuk turut serta menaruh perhatiannya dan melakukan aksi nyata bagi kehidupan alam dan lingkungan sekitar yang lebih baik.

Pemuda merupakan komponen terbesar pengguna media sosial yang memiliki peran penting dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat tentang pentingnya literasi ekologis dengan memberikan informasi serta mengedukasi masyarakat mengenai dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan cara untuk mengurangi dampak tersebut, sehingga dapat membantu masyarakat dalam mengambil langkah yang berkelanjutan.

Sayangnya, tidak sedikit pula pemuda yang justru menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya, seperti penggunaan bahan plastik yang berlebihan dan kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Peran para influencer media sosial juga sangat berarti dalam menggalakkan dan mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan keadaan lingkungan sekitar. Influencer dapat memberi contoh melalui aksi nyata peduli lingkungan yang mereka unggah di akun media sosial mereka, hal ini sudah pasti dapat memberikan dampak besar bagi literasi ekologis dimasyarakat.

Meski banyak manfaat dari media sosial sebagai sarana edukasi literasi ekologis ini, terdapat juga beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam mengkampanyekan kepedulian terhadap lingkungan. Respon negatif atau bahkan penolakan sangat mungkin didapat oleh penggiat peduli lingkungan maupun para influencer media sosial, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap ekologi membuat mereka berpikir bahwa menjaga dan melestarikan lingkungan bukanlah tanggung jawab mereka, masyarakat justru kerap menyalahkan pemerintah.

Dengan efektivitas media sosial dalam penyampaian informasi ini, diharapkan lebih banyak pengguna yang terus menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan, serta dapat mengajak dan mencontohkan aksi nyata menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. Media sosial akan berdampak besar bagi perkembangan literasi ekologis ditengah masyarakat.

Referensi

Sukarno, T. (2019, Juni). Pengaruh Media Sosial terhadap Pelestarian Lingkungan di Indonesia. Jakarta State University.

Mustofa, F. I. (2023). Ekologi Literasi Kampus sebagai Pilar Menyongsong Merdeka Belajar--Kampus Merdeka. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran, 12(1), 40--52. Diambil dari http://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun