Mohon tunggu...
Ahnun Khoirina
Ahnun Khoirina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKM UNDIP

Aku merupakan seorang mahasiswa semester 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Heboh Kepsek Sitaro Pukul Siswa SD, Publik Geram

28 September 2024   16:23 Diperbarui: 28 September 2024   16:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Heboh Siswa SD Dibentak dan Dipukul Kepsek di Sitaro: Tantangan Serius bagi Dunia Pendidikan

Baru-baru ini, sebuah insiden di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, mengejutkan masyarakat setelah seorang siswa Sekolah Dasar dilaporkan mendapat perlakuan kasar dari kepala sekolahnya. Video kejadian tersebut viral di media sosial, memicu berbagai reaksi negatif dari publik. Kejadian ini bukan hanya mencemarkan citra pendidikan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang metode disiplin di sekolah dan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.

Laporan menyebutkan bahwa kepala sekolah bertindak demikian karena frustrasi terhadap siswa yang kerap absen. Meski masalah disiplin siswa adalah hal penting dalam dunia pendidikan, penggunaan kekerasan fisik sebagai sarana untuk mendisiplinkan jelas tidak dapat diterima. Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga bertentangan dengan prinsip pendidikan yang mengedepankan pengembangan karakter positif pada anak.

Kekerasan dalam Pendidikan: Masalah Sistemik atau Budaya?

Kasus di Sitaro ini bukan kejadian yang terisolasi. Di Indonesia, kekerasan fisik maupun verbal dalam lingkungan pendidikan sering kali muncul, menunjukkan bahwa masalah ini bersifat sistemik. Dari sisi struktural, sekolah-sekolah di daerah terpencil masih menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya pengawasan, fasilitas yang minim, dan pendekatan pengajaran yang kurang tepat.

Di sisi lain, secara budaya, masih ada pemahaman keliru bahwa kekerasan dapat menjadi metode efektif untuk mendisiplinkan siswa. Pendekatan yang bersifat otoriter seperti ini sebenarnya hanya menghasilkan trauma dan menghambat perkembangan mental anak. Pendidikan yang baik harus mendorong pertumbuhan, bukan menekan.

Respon Orang Tua dan Masyarakat: Panggilan untuk Perubahan

Keluarga siswa yang menjadi korban tentu merasa sangat kecewa dan marah. Mereka menuntut keadilan, meminta pemerintah dan pihak terkait untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada kepala sekolah yang bersalah. Masyarakat pun bersuara lantang, menuntut penyelidikan mendalam serta memastikan kasus ini dijadikan pelajaran bagi seluruh dunia pendidikan.

Masyarakat semakin sadar bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Harapannya, insiden ini menjadi titik tolak perubahan manajemen sekolah, khususnya di wilayah yang masih minim dukungan dan fasilitas.

Tanggung Jawab Pemerintah dan Pentingnya Pengawasan Sekolah

Peristiwa ini menjadi peringatan serius bagi para pemangku kebijakan. Pemerintah, melalui dinas pendidikan setempat, harus mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan kasus ini dan memastikan hal serupa tidak terulang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memperkuat pengawasan terhadap sekolah, terutama di daerah terpencil, serta menyediakan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah tentang metode pengajaran yang ramah anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun