Persentase siswa yang sedih karena diberhentikannya kurikulum 2013 tentunya kalah dibandingkan persentase dengan siswa yang senang akan diberhentikannya kurikulum 2013. Selain itu, tidak hanya siswa yang senang akan di berhentikannya kurikulum 2013, tetapi persentase guru yang senang akan dihapuskan kurikulum 2013 pun cukup tinggi. Apakah hal ini bisa disimpulkan bahwa “Kurikulum 2013” sudah gagal? Bagaimana sebaiknya hal tersebut berjalan? Apakah harus tetap berjalan atau harus berhenti?
Pengertian kurikulum sendiri menurut kamus besar Wikipedia adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Sedangkan kurikulum 2013 sendiri diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu “KTSP 2006” yang telah berjalan selama kurang lebih 6 tahun. Hingga akhirnya pada tanggal 5 Desember 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan bahwa kurikulum 2013 diberhentikan sementara, untuk pengajian ulang.
Banyak kalangan guru lega atas diberhentikannya kurikulum 2013. Karena kurikulum 2013 memiliki beberapa aspek yang sulit diterapkan secara maksimal di Indonesia. Salah satunya adalah sistem penilaian yang dinilai guru begitu rumit, sehingga diharapkan kurikulum 2013 setelah dilengkapi dan dipratinjau kembali bisa menjadi lebih sederhana.
Pertentangan lainnya adalah dalam hal evaluasi. "Selain kurangnya sarana, kurikulum 2013 juga belum dievaluasi. Bagaimana kurikulum yang belum dievaluasi sudah langsung diluncurkan dan diterapkan? Seharusnya kurikulum ini dievaluasi dan diujicobakan terlebih dulu. Setelah benar-benar matang dan siap dilaksanakan, baru diterapkan ke sekolah-sekolah," ungkap guru yang sudah mulai mengajar sejak tahun 1979.
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013-di-mata-guru.html
Dalam prosses pencambutannya sendiri, kurikulum 2013 menuai kontroversi. Dimulai diharapkannya semua pihak ikut terlibat dalam mengambil keputusannya, dan juga dana APBN yang telah dikeluarkan pemerintah sebelimnya.
“Harus libatkan semua pihak, kita tahu Jokowi dan menterinya itu harus punya asumsi yang luas,” ujar salah satung anggota DPR di Gedung DPR, Senin (8/12).
Tetapi keputusan menteri tentunya sudah tepat dengan dilihat dari kelemahan kurikulum 2013 yang ada. Persoalan lain adalah banyaknya guru yang belum diberikan pelatihan dan sistem pembelajaran yang belum berubah. Tak kalah penting, sarana dan prasarana yang belum memadai. Sejumlah rangkaian persoalan itu ditemui Reny saat melakukan kunjungan ke berbagai daerah.
“Satu hal yang harus digarisbawahi, pelaku pendidikan bukan mesin atau robot yang serba otomatik bisa berubah,” pungkasnya.
Keputusan menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 disebabkan banyaknya sekolah yang dinilai belum siap melaksanakannya. Mulai kesiapan buku, sistem penialain, penataran guru, pendampingan guru, hingga pelatihan terhadap kapala sekolah. Berdasarkan:
Tentunya setiap orang memiliki pendapat perorangan tersendiri bukan? Pada intinya, dibalik semua kontroversi yang ada, tentunya ada hikmah yang dapat kita ambil. Maka dari itu kita terima keputusan yang ada, dan kita percayakan kepada pemerintah yang ada karena kita sudah memilihnya sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI