Mohon tunggu...
Ahmed Alonne
Ahmed Alonne Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Nabi Menangis Melihat Orang Zolim

21 Mei 2016   07:42 Diperbarui: 21 Mei 2016   08:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hadits qudsi ada seseorang yang menuntut saudaranya karena semasa didunia ia dizhalimi. Orang yang zhalim pun gemetar, karena tidak cukup amal untuk menggantikan kezalimannya untuk menebus tuntutan orang tersebut. Tiba-tiba nabi menangis, mengingat begitu dahsyatnya "Hari Pembalasan" kelak. keadilan ya tetap keadilan.

Akhirnya Allah berfirman :"WahaiFulan, angkat pandanganmu dan lihatlah surga-surga yang tersedia.
"ya Rabbi, saya lihat negeri-negeri yang terbuat dari perak dan istana-istana dari emas yang terhias indah dengan mutiara-mutiara yang berkilauan.
Apakah semua itu kau persiapkan untuk Nabi dan Rasul-Mu, para siddiqin dan orang-orang yang syahid?’
‘Tidak,’ kata Allah.
‘Semua itu Kusiapan bagi siapa saja yang sanggup membelinya.’
‘Siapakah mereka ya Rabbi?’ ‘Engkau juga mampu memilikinya.’ dan ‘Bagaimana caranya?’
‘Dengan memaafkan saudaramu itu.’
Kalau begitu, aku maafkan dia ya Rabbi.’ tanggapnya dengan cepat.
‘Ambillah tangan saudaramu itu dan masuklah kalian ke dalam surga yang Kujanjikan.’” 

Kemudian Nabi mengakhiri kisah ini dengan pesan sabdanya, “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan berbuat baiklah dalam hubungan antar sesama. Sungguh Allah swt akan mendamaikan antara orang-orang yang beriman kelak pada hari kiamat.”

Selamat berbuat baik sepanjang masa, selamat menghadapi hari suci (Ramadhan) dengan datangnya Nisfu sa'ban. 21 mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun