Saya tidak akan membahas tentang Republik dalam tulisan ini, apalagi berbicara tentang kelemahan tokoh-tokoh bangsa dan pemimpin bangsa Indonesia saat ini karena membicarakan kelemahan orang akan membuat kita kerdil didepan pendukung para tokoh-tokoh bangsa, untuk itu keponakan Kyai Abdullah Syafii, dan sepupu dari Tuty Alawiyah mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak era Presiden Habibie. Karena ibu dari Bang Daus, Siti Aminah adalah adik kandung dari Kyai Abdullah Syafii. Putra dari Muhammad Djaelani dan Siti Aminah ini menyelesaikan studi sarjananya dalam ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1981 dan program pascasarjana dalam ilmu ekonomi Ekonomi di Ball State University, Indiana pada tahun 1988. Di tahun 2012, Firdaus memperoleh gelar doktornya di Universitas Gajah Mada setelah dia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa di Indonesia: Kajian dari sisi Pembeli, Penjual dan Kebijakan Publik” dalam ujian terbuka di Gedung Paska Sarjana Gedung UGM, Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2012.
Putra asli betawi ini merupakan sosok yang taat beragama dan berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kemanusian karena pada hakekatnya semua manusia sama dan yang membedakan kita hanya masalah akidah, untuk itu dalam membuat suatu tindakan harus kita berpikir semua konsekwensinya jangan hanya mengunakan nafsu untuk menghalalkan segala cara. Karena ini akan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap diri sendiri maupun orang-orang disekeliling kita.
Meskipun kini Bang Daus adalah orang penting di Otoritas Jasa Keuangan tepatnya menjadi Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (OJK), yang tentunya sangat sibuk dengan berbagai aktifitas yang menyangkut pengawasan terhadap industri keuangan non bank seperti asuransi, pagadaian, dan perusahaan pembiayaan. Namun Bang Daus tak pernah lupa bahwa dirinya adalah orang betawi yang harus peduli terhadap perkembangan masyarakat dan budaya betawi.Kepedulian itu dimulai saat dirinya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) pada tahun 1978 lalu, Lelaki kelahiran Jakarta pada tanggal 17 Desember 1954 silam ini pernah mendirikan organisasi Mahasiswa berbasis etnis yang diberi nama Kelompok Mahasiswa Betawi (KMB) dan aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebagai sosok yang sangat peduli kepada eksistensi budaya betawi, peraih gelar doktor dari UGM ini sangat mendukung upaya pelestarian budaya betawi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Misalnya upaya yang sempat dilakukan oleh Jokowi yang kala itu masih menjadi Gubernur DKI Jakarta yang ingin menghidupkan simbol-simbol kebetawian di Jakarta. Saat itu beliau meminta setiap gedung yang ada di Jakarta agar memasang hiasan betawi. Kemudian Jokowi juga meminta pegawai pemprov dki setiap hari jumat berpakaian betawi.
Hal ini yang menjadi prinsip untuk mengembangkan kebudayaan karena yang bisa menjaga kelestarian budaya bangsa kita hanya kita sendiri tidak bisa berharap kepada orang lain. Kalau kita sudah mulai makan orang lain akan mengikuti kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H