Garis ternyata juga mengandaikan sebagai penanda mengalirnya waktu (linimasa). Maksudnya, garis seringkali menjadi saksi bagi pribadi ketika berkembang dari kecil menjadi dewasa lalu renta. Saksi itu bisa datang dari garis-garis di sekujur tubuh (baik berupa kerut, sidik atau yang lainnya), bisa datang dari garis yang terbentuk dari lingkungan kehidupan pribadi serta bisa datang dari lainnya. Yang unik, kala seseorang mengamati garis sebagai saksi, seseorang itu lambat-laun mungkin akan merefleksikan perjalanan hidupnya. Berikut berbagai linimasa seputar kehidupan saya: [caption id="attachment_179880" align="aligncenter" width="640" caption="Garis Tangan (Dokumen Pribadi)"][/caption]
Salah satu saksi garis terdekat yang selalu mengiringi perkembangan pribadi, adalah garis tangan. Saya di kala sendiri sering mengamati garis ini dan mempermainkannya. Maksud mempermainkan, mengepal tangan sesuai garis tangan. Lebih jauh, sembari mengepal-ngepal saya menginggat "Oh, mungkin dulu saya ketika bayi, kepalan saya begini." Lebih jauh, kepalan bayi adalah kepalan tidak sempurna seperti kepalan tangan petinju.
Sering juga saya bertanya: Kok bisa ya garis tangan bisa terbentuk? Dugaan saya adalah garis ini "dipaksa dibentuk" oleh kita sendiri dari kita bayi. Coba kalau bayi yang baru keluar dari rahim ibu, tidak langung mengepal tapi membabarkan kedua telapak tangannya, apa yang terjadi ketika bayi itu sudah dewasa? Ya mungkin bayi itu tidak mempunyai garis tangan. Artinya, garis tangan juga menggambarkan garis takdir pribadi di masa lalu. Entah di masa depan.
[caption id="attachment_179882" align="aligncenter" width="640" caption="Garis Daun (Dokumen Pribadi)"]
Garis ini saksi bagi saya bahwa ternyata rumah yang yang tinggali telah di renovasi berkali-kali. Dulu ruang depan rimah ini adalah kamar tidur. Sekarang telah berubah menjadi salon khusus wanita tempat kakak saya bekerja.
Saya mencoba mengambil garis-garis derasnya hujan. Ya Garis ini mengginggatkan saya dulu ketika SD hujan-hujan tak berefek apa-apa pada badan, malah senang hujan-hujanan. Namun semakin tua, kena gerimis saja, kepala rasanya pening cenat-cenut.
[caption id="attachment_179896" align="aligncenter" width="640" caption="Garis Curah Hujan (Dokumen Pribadi)"]
Garis ini terbentuk dari gelontoran hujan yang jatuh dari atas genteng rumah saya. Garis ini mengginggatkan saya bahwa rumah yang saya tinggali pernah bocor di kala awal-awal tinggal di Kebagusan Jakarta.
[caption id="attachment_179898" align="aligncenter" width="640" caption="Garis Kabel (Dokumen Pribadi)"]
Tadi pagi ketia hujan berhenti dari derasnya, burung Gereja ini memberi isyarat dengan cericitnya bahwa hidup harus terus berjalan walau hujan sering membuat galau.