[caption id="attachment_272867" align="alignleft" width="220" caption="sumber : artikelkebahasaan.blogspot.com"][/caption]
Bagi seluruh sarjana di Indonesia, selamat Hari Sarjana Nasional yang tepat jatuh pada hari ini (Rabu, 29 September). Anda semua merasa gembira, wahai sarjana, gelar kalian dirayakan di Indonesia? (tepatnya diperingati). Rasanya kok aneh, kenapa gelar sarjana diperingati pada tanggal 29 September? Siapa saja yang memperingatinya? Usut punya usut ketika bertanya di mesin pencari Google, “wah, hari sarjana hanya hiasan saja untuk menyebut hari-hari penting di Indonesia”. Kalau artikel yang diindeks Google setahu saya cuma satu, ini “Saatnya Memperbaiki Wajah Sarjana Kita”.
Kalau pun hari sarjana dirayakan, rasanya kok lagi-lagi aneh. Kenapa? Coba lihat data dan fakta tentang sarjana di Kompas. Berikut saya kutipkan dari sumber Kompas Cetak tertanggal 18 Februari 2010:
Mengutip data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Aditia mengkhawatirkan tingginya jumlah pengangguran di Indonesia. Data tersebut mengungkapkan, dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran.
Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat pengangguran terbuka itu menurutnya didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan "pengangguran akademik".
Apa tanggapan Anda wahai para sarjana, khususnya yang masih belum kerja? Terus bagaimana tanggapan pemerintah terhadap pengangguran akademik yang mencapai angka dua juta orang ini? Bukan bermaksud menyalahkan pemerintah, coba lihat berita ini. Saya kutipkan lagi dari Kompas Cetak tertanggal 27 September 2010 (yang ini, beritanya baru dua hari lalu, jadi masih fresh).
Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, di Indonesia tercatat sedikitnya 14 juta sarjana. Dua juta di antaranya menjadi penganggur setelah lulus. ”Secara sistem, pemerintah berusaha memperbaiki, antara lain, dengan peninjauan kurikulum,” ujarnya di sela-sela wisuda perdana Universitas Ciputra Surabaya, Sabtu (25/9).
Perbaikan itu, antara lain, mendorong lebih banyak pelajaran soal kewirausahaan. Pendidikan di Universitas Ciputra (UC) Surabaya menjadi bukti kewirausahaan bisa diajarkan kepada siapa saja.
Menurut saya ada yang aneh dari informasi tersebut? “Ya iya, masa yang diobati para mahasiswa, padahal yang sakit kan para sarjananya atau yang sudah pada wisuda. Kan nggak nyambung”. Apa tanggapan Anda wahai para sarjana, khususnya yang masih belum kerja?
Terus ada yang bilang “Mas mas, mbok ya jangan nyalahin pemerintah, sudah berusaha nyari kerja belum? Mulailah dengan diri sendiri, berwirausaha dong”. Saya jadi berpikir begini, bagaimana kalau pertanyaan ini dilontarkan ke dua juta penganggur akademik di Indonesia? Apa jawaban mereka masing-masing? Tentunya berbeda. Artinya, jangan gebyah uya dong (menyamaratakan).
Selamat bagi para sarjana yang sudah dapat kerja, sepertinya Anda berhak merayakan Hari Sarjana Nasional.
Ini lagu Sarjana Muda Dari Iwan Fals untuk pengingat kita semua Wahai Sarjana....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H