Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Salome

3 November 2011   02:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:07 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_141311" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi (sumber: kaskus.us)"][/caption]

Menjelang malam saya keluar rumah untuk meng-adem-kan tubuh, di dalam kamar panas. Bermaksud duduk di bangku teras, eh disitu sudah ada Bapak. Kami berdua pun duduk di Lincak (Jawa: Bangku panjang dari bambu). Lama kami berdua saling diam menikmati semilir angin dingin sehabis hujan, tapi lama-lama bete juga saya diam-diaman gitu. Saya pun memulai obrolan. Karena mau deket Lebaran Haji, umpan diskusi sama Bapak, “Besok lebaran uwak di Rawa Bambu* ada sapi pak?” Ada, malah tujuh,” jawab bapak saya sembari kipas-kipas dengan kipas Sate.

Wuih, banyak banget pak. Donaturnya siapa pak?” Jelas saya kaget, soalnya warga di Rawa Bambu, setahu saya rerata pendapatannya menengah ke bawah. Itu Sapi hasil dari Salome,” sambung Bapak. Hahaha...” saya ketawa mendengar Istilah Salome. Saya langsung ingat arti Salome yang agakseramitu, Satu Lobang Rame-Rame. Eit, ternyata kepanjangan Salome bukan itu.

Eh, kok ketawa. Mau dijelasin nggak?” Tanya Bapak. “Mau-mau Pak, emang apaan Salome?” ternyata eh ternyata, menurut Bapak saya Salome itu kepanjangan dari ‘Sapi Lobi Rame-Rame’ alias sapi hasil dari arisan warga. “Ooh gitu Pak, terangin dong gimana maksudnya,” kejar saya. Ya sama kayak arisan uang, cuma nanti hasil uangnya disimpan dulu. Terus pas lebaran haji, baru dibeliin Sapi.” Dari penjelasan pendek itu, terus-terang saya masih belum mengerti bagaimana cara pelaksanaannya. Tapi keuntungannya saya akhirnya bisa terus berdiskusi dengan Bapak tentang Salome.

Arisan Warga

Menurut Bapak, ide arisan sapi berasal dari gagasan, “Daripada mengandalkan donatur kurban yang belum jelas tahun ini berkurban apa tidak, lebih baik sapi kurban ditanggung rame-rame oleh warga.” Ya selain jelas setiap tahun ada hewan yang dikurbankan, ide arisan Sapi juga menguntungkan karena setiap warga merasa berkurban masing-masing dan merasakan lezatnya daging kurban pada hari raya Idul Adha.

Karena momentnya setahun sekali, maka Sapi tentunya dapat terbeli, berapapun harganya. Detailnya, arisan Sapi menumpang pada arisan warga. Maksudnya dalam setiap pertemuan warga dalam rangka arisan uang per bulan, disisihkan uang untuk Kurban. Jadi, ada dua arisan menjadi satu. Sebelum itu, diadakan kesepakatan terlebih dahulu melalu musyawarah. Yakni untuk menentukan berapa kelompok yang terbentuk untuk membeli satu Sapi, berapa orang dalam satu kelompok, berapa iuran uang per warga per bulannya dan lain-lain. Tentunya ukuran dalam penentuan-penentuan itu berasal dari harga Sapi tahun ini untuk dijadikan kira-kira harga Sapi tahun berikutnya serta kemampuan finansial per orang.

Contoh di lingkungan tempat uwak saya tinggal, terbentuklah tujuh kelompok dari 60 warga. Setiap kelompok ada enam orang. jadi, yang sanggup ikut arisan Sapi itu ada 42 orang. Mengapa yang hanya ikut 42 dari 60 orang peserta arisan warga? Ya sebab arisan Sapi didasarkan atas kesukarelaan demi maslahat bersama. Maksudnya berdasarkan kesanggupan per warga, mau tidak dia ikut. Setelah penentuan kelompok selesai, baru kemudian ditetapkan berapa iuran per orang per bulan. Disinilah harga Sapi tahun ini menentukan, harga Sapi tahun ini adalah tujuh juta. Artinya, harga Sapi tahun berikutnya kira-kira delapan juta. Jadi sebagai ukuran ditetapkan harga Sapi sembilan juta (sejuta untuk biaya tak terduga, biaya pemotongan Sapi atau biaya lain-lain). Dari hasil bagi bagi, maka didapat setiap orangnya per bulan membayar iuran untuk arisan Sapi sebesar 12 ribu lima ratus Rupiah. Wow, iuran itu lebih murah daripada harga seporsi sate Kambing di Jakarta, bukan? Dapat nilai ibadah lagi.

Karena murahnya iuran, arisan Sapi di tempat uwak saya dapat berjalan bertahun-tahun (tahun ini memasuki tahun kelima). Oia menurut Bapak saya nanti pas pelaksanaan kurban di hari raya, akad tidak boleh di-niati bahwa kurban dari rame-rame. Namun dikembalikan pada satu orang. Ukurannya mudah, cari saja warga dari satu kelompok arisan yang ingin berhajat (tentunya hajatnya sesuai syariat Islam).

[caption id="attachment_141312" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi (Sumber: kaskus.us)"][/caption]

Baca tentang hukum arisan Sapi

*Uwak : Panggilan dari kakak Bapak saya.

Rawa Bambu :Nama daerah di Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun