[caption id="attachment_69140" align="alignleft" width="300" caption="Kyai Slamet (ilustrasi /www.panoramio.com)"][/caption]
Ini salah-satu amatan saya. Gagal dalam memberikan contoh peran. Kondisi ini berlaku pada semua bentuk wacana. Seperti pada tulisan, lisan (biasanya juga disebut curhat) atau peristiwa simbolis. Dengan kalimat lain, kondisi "gagal dalam memberikan contoh peran" mencerminkan misi yang hendak disampaikan secara fiksi gagal karena dibaca secara nonfiksi atau faktual. Kalau ditelisik dari penyampaian pesan, sebenarnya tidak ada kata gagal karena apa yang ingin disampaikan oleh pembuat wacana tertangkap "sama persis" oleh pembaca.
Kondisi "gagal dalam memberikan contoh peran", menurut saya, muncul entah karena pembuat wacana tidak pandai dalam membuat fiksi atau pembaca terlalu cerdas dan jeli dalam hal membacanya. Misalnya, pembuat wacana terlebih dahulu sudah memberikan "contekan" sebagai petunjuk sebelum fiksi tersebut dibuat. Alhasil, pembaca mau tidak mau menghubungkan misi fiksi tersebut dengan petunjuk yang telah diberikan.
Bermasalahkah kondisi "gagal dalam memberikan contoh peran"? bagi pembuat wacana yang berkeinginan pesan ceritanya benar-benar mau dituangkan secara fiksi, tentu ini bermasalah. Kalau pesan tersebut terkait dengan diri pengarang, maka kegagalan itu berakibat turunnya kredibilitas. Kredibilitas mengandaikan kualitas kepercayaan dan kebenaran pada diri pembuat wacana. Kemudian kalau pesan tersebut terkait dengan pembaca, maka kegagalan tersebut berakibat pesan yang ingin disampaikan menjadi arbiter. Arbiter mendeskripsikan kearoganan pembuat pesan. Perhatikan, pada akhirnya pembuat wacanalah yang rugi kalau dia tidak sengaja "gagal dalam memberikan contoh peran".
Fiksi dalam kondisi "gagal dalam memberikan contoh peran" bukan hanya berbentuk sastra an sich, dapat juga berbentuk alegori, ironi, perumpamaan serta sindiran. Untuk contohnya, coba perhatikan peristiwa simbolis aksi "teatrikal kerbau sibuya" dan peristiwa simbolis reaksi "tanggapan presiden terhadap kerbau sibuya". Silakan pembaca mengartikan dua peristiwa simbolis aktual tersebut dengan kondisi "gagal dalam memberikan contoh peran". Mana yang arbiter dan mana yang dis-credibility?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H