Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FF 100] Kopi Semalam

1 November 2011   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:13 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sakit Namun Geli

[caption id="attachment_140785" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi (Sumber: abiggerpot.com)"][/caption]

Setelah menghabiskan kopi semalam, Ma'mar tak langsung lekas mandi. Ia malah lama menatap foto istrinya. Celana pendek yang digantung urung ia pakai mengantikan sarung. Tubuhnya merinding seiring ia ke dapur.

“Ma, nanti habis masak langsung ke kamar ya. Lagi pengin nih..” Senyum Ma'mar mengisyaratkan sesuatu.

Setelah beberapa menit, “Papa ini kenapa nggak tadi malam aja bilangnya. Kok, tumben pagi-pagi mau?!” Seru istrinya dari luar kamar.

“Hayolah Ma, cuaca lagi dingin nih,” jawabnya sambil merajuk.

“Huu, maunya.”

***

“Aduh duh...Jangan keras-keras dong, sakit!”

“He eh...hiiy, jangan terlalu ke pinggir banget, geli!”

“Papa serba salah deh! Mau diterusin nggak kerokan ya?”

Kopi Latte

[caption id="attachment_140787" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi (sumber: danielhumphries.typepad.com)"][/caption]

Kopi semalam Naim pandangi terus menerus. Ia masih belum percaya tadi malam bisa membuatnya. “Karya pertamaku sukses seratus persen,” gumamnya. Tak sia-sia ia belajar otodidak dari internet. Ia memutuskan membuat kopi latte sambil mengamati langsung di Youtube. Tak peduli ia mengeluarkan modal besar untuk membeli mesin gilingan kopi.

“Hernia. Mmmh, nama yang indah tuk kuukir di kopi latte,” pujinya pada cream beku di atas kopi yang membentuk nama pacarnya.

“Setelah semalaman bertahan, rasanya sayang meminum kopi ini,” kini cangkir kopi ia dekatkan ke mulut.

“Sluurph....Puaah...woeek,”ia muntahkan kembali kopinya. Di lantai, anak Cicak yang basah kuyup berlari ke sudut kamar.

Jangan Cepat-Cepat

[caption id="attachment_140788" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi (sumber: 123rf.com)"][/caption]

Aris, mahasiswa dari Batak, menghabiskan sisa kopi semalam. Ia panik sesudah Lestari, pacar barunya dari Solo, meneleponnya. Ia bergegas mengambil motor. Di depan rumah kostnya, Lestari telah menunggu.

“Mas piye tho, aku sudah terlambat nih.”

“Sabar lah sayang. Dijamin, abang akan cepat mengantarkanmu ke kampus.” Aris pun melarikan motornya sesudah Lestari nyaman di boncengan.

“Mas...ojo kesusu!” Di tengah perjalanan, Lestari menegurnya.

Aris pun bereaksi. Ia majukan bokongnya sembari mempercepat laju motor.

“Mas...ojo kesusu!”Setiap kali Aris mempercepat motornya, Lestari selalu menegurnya.

Setelah memajukan pinggulnya ke tangki, Aris menghentikan motornya mendadak.

“Bah, panjang kali susu kau. Panas pantatku duduk di tangki!”

Ojo kesusu = (Jawa) jangan cepat-cepat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun