Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dongeng dari Negeri Fantastis

28 Oktober 2011   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_139906" align="alignnone" width="650" caption="Dokumentasi: kompasiana.com/christiesuharto"][/caption]

Pada suatu hari di negeri Fantastis tempat pohon-pohon bercahaya tumbuh, berkumpul lah 50 makhluk di tanah lapang (Benar mereka lebih pantas disebut makhluk daripada manusia sebab ada yang berwujud binatang, tetumbuhan maupun manusia). Mereka semua bergembira merayakan kedamaian negeri. Menari dan bernyanyi. Menari tarian hampir dari penjuru Nusantara (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan, Jakarta, Papua, dan daerah lainnya).

Di tempat mereka menari dan bernyanyi, begitu sangat indah pemandangannya. Ada air berwarna-warni yang terus memancur dan memancar, kuil istana yang megah dan tentunya pepohonan yang memendarkan cahaya. Selain itu, ada juga “cahaya bulan” yang bulat sempurna berwarna putih susu. Terkadang cahaya itu membesar atau sebaliknya, mengikuti siapa saja yang disorotnya. Tidak lupa pula ada pijar-pijar kembang api di langit tempat mereka bergembira.

Namun mendadak kegembiraan mereka terhenti oleh kegalauan sepasang suami istri. Mereka berdua risau sebab telah lama tidak mempunyai anak. Kesedihan pun merambat kepada seluruh penghuni negeri. Semuanya terdiam mendengarkan curahan dari kedua orangtua itu. Diantara yang mendengarkan itu, terdapat sepasang Komodo dan seekor Kuda yang dapat bicara. Mereka bertiga lah yang akhirnya menyarankan kepada orangtua itu untuk meminta bantuan Buto Ijo.

“Hua Ha Ha Ha....” gelegar tawa itu menandakan kehadiran Buto Ijo. Kedatangannya membuat suasana sangat begitu mencekam, langit yang berwarna-warni tiba-tiba suram dan sebagian penghuni negeri Fantatis lari bersembunyi. Gumpalan kabut asap berwarna biru sontak mengambang di langit. Lama-kelamaan kabut itu makin pekat dan membesar. Lalu, berubahlah kabut itu menjadi jin berwarna hijau.

[caption id="attachment_139908" align="aligncenter" width="614" caption="Penampakan Buto Ijo (Dokumentasi: kompasiana.com/diankelana)"][/caption]

Singkat cerita, Buto Ijo itu mengabulkan permintaan orangtua agar keduanya mempunyai anak. Mereka berdua diberi Timun berwarna emas yang di dalamnya terdapat bayi mungil. Namun Buto Ijo mengajukan syarat.

Edutainment

Bagi yang menyukai seri dongeng Nusantara, pasti mengenal sekelumit pengantar cerita di atas. Mengenal baik dari sisi judul atau nantinya lanjutan ceritanya seperti apa. Namun ada ganjil dalam pengantar tersebut, bila versi aslinya terjadi pada zaman dahulu kala di tanah Jawa, mengapa setting terjadinya kisah itu terjadi di Negeri Fantatis. Dimana tepatnya negeri Fantatis itu?

Datanglah ke Ancol menjelang malam hari, pasti Anda akan menemukan lokasi negeri Fantatis tempat semua para penghuninya bisa bernyanyi dan menari. Tidak hanya itu, anda juga akan bertemu dengan Timun Emas, gadis belia yang menjadi tokoh utama dongeng Timun Emas. Dan ini yang keren, anda juga akan menyaksikan penampakan Buto Ijo.

[caption id="attachment_139911" align="aligncenter" width="434" caption="Ini dia pemeran gadis bernama Timun Emas (Dokumentasi: kompasiana.com/diankelana)"][/caption]

Jangan lupa kalau anda memang benar-benar ingin menyaksikan dongeng di negeri Fantatis, bawa serta anak-anak anda. Bagi anda yang belum mempunyai momongan, paling tidak ajak serta anak tetangga anda. Ya ini penting karena kisah yang terjadi penuh dengan imajinasi yang wah dan ini sangat sesuai dengan pikiran anak-anak yang juga penuh dengan impian bercampur khayalan.

Dalam kalimat lain anak-anak anda akan terhibur dengan sajian kisah yang penuh dramatisasi. Apa itu dramatisasi? Sederhananya, dramatisasi mengandaikan emosi anak-anak akan terlibat langsung dengan kisah di negeri Fantatis. Bagaimana tidak terlibat, di sana anak-anak anda akan melihat tetumbuhan dan para hewan bisa bicara dan bernyanyi. Itu satu. Kedua, buah hati anda akan melihat kemunculan Jin bernama Buto Ijo (Nah ketika adegan ini, biasanya anak-anak balita anda akan menangis karena memang seram, rupa Jin itu).

Ketiga, anak-anak anda akan menyaksikan warna-warni mencerahkan hasil dari teknologi sinar laser. Keempat, anak-anak anda akan ikut tegang ketika menyaksikan Timun Emas dikejar-kejar Buto Ijo sebab suara mereka berdua ditambah audio effect-nya begitu menggelegar. Kelima, anak-anak anda akan merasakan pancaran berupa rintik-rintik hujan hasil dari air mancur (Water Fountain) yang memercik mendadak. Keenam, anak-anak anda akan gembira menyaksikan pertunjukan kembang api di akhir kisah.

Tentunya masih banyak lagi pengalaman menghibur (entertaiment) untuk anda dan anak-anak anda bila kalian datang ke Ancol. Tidak hanya menghibur, pengalaman edukatif juga akan dirasakan oleh anda sekalian. Anak-anak anda akan mengenal berbagai tarian dari sebagian besar daerah di Indonesia. Tentunya tidak lengkap kalau hanya ditampilkan tarian saja, maka juga akan dipertunjukkan lagu-lagu daerah. Keduanya (tarian dan lagu) dikemas dalam tampilan terus-menerus (medley) dalam musical showbiz berjudul Ancol Paradis. Kemudian anak-anak anda akan lebih mengenal bahwa memang semestinya kejahatan pasti akan kalah oleh kebaikan. Dan, menolong disertai dengan pamrih pasti akan berbuah kekecewaan. Ilustrasi ini ditampilkan dengan baik ketika Buto Ijo akhirnya tewas di tangan Timun Emas, walaupun orangtua Timun Emas dahulu pernah ditolong oleh Buto Ijo itu.

Jember Fashion Carnaval

Begitu menghibur dan mengedukasi, bukan? Kalau memang anda penasaran dengan pertunjukan kisah di negeri Fantastis, carilah di Ancol wahana “Fantastique Multimedia Show.” Lokasi tepatnya berada satu kawasan dengan Ocean Ecopark (dahulu bekas lapangan Golf). Di sana anda akan menyaksikan dongeng Timun Emas selama kurang lebih satu setengah jam dimulai dari pukul 6.30 sore. Itu di hari biasa, kalau anda datang di akhir pekan maka anda bisa menyaksikan pukul 6.30 sore atau 8.00 malam. Jangan khawatir tak kebagian tempat sebab tempat duduk yang disediakan kurang lebih 2.000 penonton.

Nah kalau sudah berada di dalam wahana, anda bebas memilih tempat duduk sebebas anda memilih bangku di bioskop. Maksudnya, memang tata letak bangku penonton dibuat sedemikian rupa mirip penataan di ruang bioskop. Wah jangan-jangan di dalam wahana Fantastique Multimedia Show nantinya kita sama saja dengan menonton bioskop.” Jangan apatis dulu, anda tidak akan temukan layar bioskop di dalam wahana. Tapi pengalaman yang akan anda dapatkan setelah melihat pertunjukan melebihi pengalaman ketika menonton di bioskop 3 dimensi. Maka, pantas pengalaman ini anda tukar dengan tiket seharga Rp. 50.000 di hari biasa (Untuk akhir pekan, harga tiket Rp 60.000).

Oia mungkin saja anda beruntung di sana, dapat berfoto bersama salah-satu dari 50 pemeran dongeng Timun Emas setelah mereka pentas. Mereka sangat profesional lho dalam memerankan kisah itu. Tahu kenapa? Ya karena mereka berasal dari pemain dan penari teater serta anggota Jember Fashion Carnaval (JFC). Kemudian untuk pementasan, mereka dilatih oleh sutradara terkenal di kalangan seniman Indonesia, Nano Riantiarno. Anggota Jember Fashion Carnaval (JFC) sendiri dapat anda kenali langsung dari pakaian mereka yang berdandan dan berkostum unik. Contohnya seperti yang telah dipaparkan di awal tulisan ini, kostum tetumbuhan bercahaya berasal dari anggota Jember Fashion Carnaval (JFC).

[caption id="attachment_139913" align="aligncenter" width="640" caption="Penulis (paling kiri) bersama teman-teman kompasiana dan para admin ketika mengunjungi Wahana Fantastique Multimedia Show (Dokumentasi: kompasiana.com/rizal.falih)"][/caption]

Catatan: Impin tentang Wahana Fantastique Multimedia Show pernah saya tuangkan dalam tulisan Wahana Museum Virtual Hadir di Dunia Fantasi Ancol

[caption id="attachment_140354" align="aligncenter" width="600" caption="Bukti Share Di Facebook"][/caption]

[caption id="attachment_140355" align="aligncenter" width="600" caption="Bukti Share Di Twitter"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun