Dengan kalimat lain, arti "goyangan kedua" ini merujuk pada kinerja Nissan Juke yang mendukung performa responsif atau lincah di jalan on the road. Jalan on the road mengandaikan jalanannya kaum urban (seperti jalanan Jakarta) yang penuh halang rintang berupa sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat beserta perilaku para pengendaranya. Nah oleh karena itulah, Juke hadir agar tantangan di jalanan on the road teredam atau teratasi.
Pertanyaannya adalah, apa saja fitur Juke sehingga dapat mendukung performa responsif atau lincah di jalan on the road? Fitur pertama, mesin HR15DE dengan dual injector generasi terbaru. Fungsi fitur ini berguna untuk menghemat bahan bakar walau Juke dipacu dalam akselarasi bertenaga tinggi lalu tiba-tiba rendah atau sebaliknya atau terus-menerus dipacu tinggi-rendah.
Fitur kedua yang tertanam dalam Juke adalah XTRONIC CVT. Guna fitur ini berfungsi sebagai peredam hentakan ketika pengendara ingin berakselarasi tinggi-rendah dengan cara memindahkan gigi kendaraan. Fitur terakhir adalah sub-frame pada suspensi bagian depan Juke. Tujuan adanya fitur ini agar pada saat Juke bermanuver, pengendaranya tetap merasa nyaman atau tidak terganggu oleh gerakan manuver itu.
Jangan khawatir, ketiga fitur tersebut tidak perlu repot-repot dihidupkan atau dipadu-badankan oleh pengendara secara manual. Juke sudah menyediakan fitur Integrated Control System (I-CON). Dapat ditebak, fitur ini menyediakan tiga pilihan mengendarai secara otomatis. Â Ketiga pilihan tersebut adalah Normal, Sport dan Eco. Kalau pengendara ingin memacu kendarannya dengan akselerasi tinggi, pilihlah mode Sport. Sedangkan kalau pengendara ingin menghemat bahan bakar pada saat berkendara, pilihlah mode Eco. Nah kalau yang mode Normal, pengendara dapat memilihnya jika situasi jalan tidak ada gangguan.
Goyangan Ketiga
Nah dari sejumlah fitur yang mendukung performa responsif atau lincah di jalan on the road ini, Nissan Juke berhasil menggoyang (baca: Menjaring) sejumlah penggemarnya sehingga menjadi pecandu (Geeks) Juke. Tidak main-main, baru berjalan satu tahun lebih, para Geeks sudah berjumlah hampir 600 orang. Mereka tergabung dalam Nissan Juke Indonesia Association (NJIA). Untuk tulisan lebih lengkapnya dalam mengulas NJIA, baca tulisan penulis di "Sehari Bersama Geeks Crossover Nissan".
Untuk mengetahui mengapa para anggota NJIA sangat menyukai Juke, mari lihat apa kata Rafi, salah-satu anggota NJIA yang mobil Jukenya paling oke dalam modifikasi: "Rata-rata anggota NJIA suka Juke karena mesin dan modelnya yang sporty serta mudah dimodifikasi." "Kalau saya suka Juke karena mobil koboi, maksudnya dari semua umur bisa menggunakan Juke asal bisa mengendarai. Jadi Juke ini tidak untuk umur tertentu," Kalau testimoni ini berasal dari temannya Rafi di NJIA. Dua testimoni itu penulis dapatkan sendiri ketika acara Nissan Juke Indonesia Association First Anniversary di Taman Budaya, Sentul City, Bogor pada hari Minggu (21/10).
Eco Driving
Jadi, diharapkan ketika adanya tepat momentum itu, dua "goyangan" (petama dan ketiga) dari Nissan Juke akan bertambah liar (baca: berkembang). Dengan kalimat lain, penghargaan untuk Juke dan anggota NJIA makin meningkat. Sedangkan untuk goyangan kedua, harus ada semacam kendali dari pengendara sendiri agar Juke yang kinerjanya responsif menjadi liar tak terkendali di jalan.
Untuk itulah pengendara Nissan Juke sangat perlu mengetahui teori dan praktek bagaimana cara mengendarai mobil yang aman di jalan. Apalagi untuk Nissan Juke yang responsif, diperlukan cara menjinakkan ego pengendara yang labil di jalan. Cara mengendarai mobil yang aman di jalan disebut juga dengan eco driving. "Jadi diharapkan dengan melakukan teknik eco driving akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan bahan bakar, mengurangi tingkat polusi udara yang terjadi serta yang paling penting untuk keselamatan diri pengendara," papar Caraka Heru Prabowo, Profesional Trainer dari Indonesia Defensive Driving Center (IDDC). Paparan ini penulis dapatkan masih di acara yang sama yaitu Nissan Juke Indonesia Association First Anniversary.
Teknik eco driving sendiri adalah teknik berkendara dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar defensife driving dan safety driving. "Ada 11 tips bisa dilakukan dari semua prinsip dasar defensife driving dan safety driving. Sebagai contoh yang pertama, pastikan kondisi mesin prima. Periksa mesin kendaraan secara rutin apalagi ketika hendak berkendara," tutur Caraka. Selanjutnya tips yang kedua adalah jaga putaran mesin. Maksudnya, ketika ingin melakukan akselerasi pastikan pedal gas terinjak dengan halus, jangan menginjaknya secara kasar atau tiba-tiba.
"Kemudian, jangan tidak melakukan segala sesuatunya secara kasar. Misal seperti ketika tahu ada kendaraan lain yang ingin berhenti di depan mobil pengendara, pengendara langsung mengurangi tekanan gas perlahan-lahan daripada melakukan pengereman." Kata Caraka dalam menerangkan tips ketiga eco driving. Gunakan Engine Braking, itulah cara keempat menurut Caraka. Lebih jauh, ternyata menggunakan engine brake akan membuat pengunaan bahan bakar akan berkurang.
"Lalu jangan lupa diyakinkan tekanan angin sesuai dengan informasi yang tertera pada kendaraan," Masih tetap dari Caraka dalam hal menerangkan saran kelima. Untuk yang keenam dari tips eco driving adalah pada saat melakukan pengisian bahan bakar, lakukan di SPBU yang terjamin kualitasnya. Dalam hal ini, pastikan bahan bakar yang dibeli itu sesuai dengan kualitas terbaik. "Kemudian sesuaikan kondisi mobil dengan keadaan lingkungan sekitar. Misal pada saat liburan atau memasuki daerah wisata yang sejuk, pastikan AC mobil dimatikan seembari jendela depan mobil dibuka untuk mendapatkan udara segar." Ujar pria berkacamata ini dalam menerangkan tips ketujuh.