Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Aman Bagi Pria Lajang Untuk Menguji Kejantanan

8 Februari 2010   08:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 14773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_70390" align="alignleft" width="200" caption="ilustrasi (irshadi-bagas.blogspot.com)"][/caption]

Wahai para pria lajang, bagaimana anda membuktikan kejantanan anda? Jawabannya mungkin bisa dipetakan menjadi dua. Yakni, membuktikannya dengan seks bebas atau dengan masturbasi. Teknik dari kedua cara tersebut bisa bermacam-macam. Ada yang memakai tehnik A, B, C dan lain sebagainya. Yang jelas, semua tehnik tersebut dapat menyalurkan hasrat kejantanan anda. Selain itu, tehnik yang digunakan karena telah teruji dari kebiasaan dan kenyamanan.

Akan tetapi, apakah dua cara penguji kejantanan aman bagi anda? Bagi aman dari penyakit maupun aman dari dosa. Mungkin ada yang beralasan, "ya, kalau dilakukan sesekali, akan aman bagi saya,. Lagian, saya hanya melakukan masturbasi kok". Jawabannya, tetap saja anda beresiko. Kemudian, anda berdalih lagi "terus bagaimana dong? Hasrat kejantanan secara naluriah bin normal harus tetap disalurkan. Kalau tidak, wah bisa-bisa jadi disnormal".

Ada dua solusi normatif yang selama ini disarankan oleh pakar agama serta pakar kejantanan. Yaitu menikah dan fokus terhadap kegiatan yang produktif. "interupsi", anda menyela. "solusi yang pertama, menikah, itu bagus bagi yang sudah mampu. Baik mampu finansial, psikologis maupun rohani. Bagaimana bagi pria lajang yang belum mampu?".

"Sebentar", anda menyela lagi. "Pasti anda akan menjawab, coba fokus pada kegiatan produktif. Wah, walaupun intensitasnya sering, tetap kebutuhan dasar hasrat kejantanan harus disalurkan. Apalagi saat ini, banyak wanita cantik yang diantaranya berpakaian ‘minimal'. Nggak tahan, bisa membuat dua kepala saya jenud-jenud".

"Boleh saya membahas solusi alternatif?". Begini, anda pernah mimpi basah? Ya, betul mimpi basah mungkin dapat menjadi solusi alternatif. Maksudnya, cara ini aman untuk menguji kejantanan. Lebih jauh, mimpi basah mengandaikan cara alamiah untuk menyalurkan hasrat alamiah. Selidik punya selidik, mimpi basah dapat "dikendalikan" secara berkala. Maksudnya, tidak terlalu sering atau tidak terlalu jarang. Saya ingin mengatakan, mimpi basah merupakan cara tubuh untuk menyeimbangkan "hormon kejantanan".

Mungkin ada yang bertanya "lho, kalau mimpi basah dikendalikan berarti bukan cara alamiah lagi dong?" Tetap, cara alamiah karena hasilnya sulit diprediksi. Hanya mengandalkan trial and error serta keefektifan sebesar 95 %. Maksudnya, berbeda antara rekayasa proses dengan rekayasa hasil. Kalau seks bebas dan masturbasi menggambarkan ingin medapatkan hasil yang instan sedangkan mimpi basah tidak. Sebagaimana kita berusaha dan berdoa untuk bekerja, Tuhanlah yang menentukan hasil.

Bagaimana mengendalikan mimpi basah secara berkala? Kuncinya ada pada keseimbangan suhu tubuh. Ketika suhu tubuh anda "panas" karena cuaca atau sebagainya, hendaknya seimbangkan dengan unsur yan sangat dingin. Begitu pula sebaliknya. Lebih jauh, ketika anda hendak tidur, minumlah es jeruk atau susu hangat atau menurut kreativitas anda berkaitan dengan apa yang membuat suhu tubuh anda seimbang. Kalau suhu tubuh anda normal, disarankan minum minuman dingin dan tidur dengan AC atau kipas angin. Hasilnya, 95 % berhasil. Jangan lupa, berdoa sebelum tidur karena jangan-jangan anda "dikerjain" oleh jin suruhan babeh.

Terakhir. Ingat, mimpi basah hanyalah cara aman sementara untuk menunggu anda mampu menikah. Lakukan cara ini secara berkala jangan keseringan seperti seminggu sekali dan sebulan sekali. Cara ini dapat dilakukan juga untuk mencegah perselingkuhan dan bagi single parent.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun