Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NKOTB

31 Januari 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_65106" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi (www.uulyrics.com)"][/caption] Arti singkatan judul pada postingan ini bukan New Kids On The Bloks. Boyband era tahun 80-an yang mempopulerkan lagu "Step By Step". Akan tetapi, kepanjangan dari Narkotik dan Obat-obaTan Berbahaya. Ya, postingan ini akan coba membicarakan keefektifan pendidikan narkoba yang akan dimasukkan pada kurikulum sekolah dasar. Kemarin tanggal 30 Januari diperingati sebagai hari narkoba. Tepat di hari narkoba, Ibu Negara dan Kapolri melemparkan wacana tentang pengetahuan narkoba masuk pada kurikulum sekolah dasar. Alasannya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih jauh, pendidikan narkoba di sekolah dasar mencerminkan tindakan pencegahan karena banyak korban narkoba berusia pra remaja (ABG) sampai usia pasca remaja. Maksudnya lagi, tujuan dari pendidikan narkoba di sekolah dasar agar anak sadar dan waspada akan bahaya narkoba. Dalam wawancaranya di radio Elshinta, humas BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan bahwa pendidikan narkoba di sekolah dasar akan efektif karena akan meningkatkan imunitas masyarakat. Dari penelitian BNN, di Indonesia korban narkoba sudah mencapai 1,9 % pada tahun 2009. Artinya, perlu tindakan untuk menjaga imunitas 98 % seperti pendidikan narkoba. Bagi anda orangtua yang mempunyai anak SD atau mantan pemakai narkoba, apakah efektif ada mata pelajaran pendidikan narkoba di sekolah dasar? Kalau ditelisik dari psikologi perkembangan, sepertinya tidak efektif mengadakan pendidikan narkoba di sekolah dasar. Sebabnya, anak SD merupakan anak yang serba ingin tahu. Maksudnya, tidak hanya ingin mengenal melainkan mencoba. Dengan kalimat lain, jika pendidikan narkoba (atau pendidikan seks, mungkin) dikenalkan di Sekolah dasar, maka dampaknya anak SD ingin mencoba rasa narkoba. Lalu solusinya, seperti apa agar tindakan pencegahan efektif menjaga imunitas masyarakat dari bahaya narkoba. Bahkan secara totalitas? Kata kuncinya adalah perhatian. Maksudnya, peran keluarga sangat dibutuhkan di sini. Menurut pakar psikologi anak, Ayah Edi, jangan sampai lingkungan mengambil peran pendidikan lebih besar kepada anak secara informal. Alihkan peran pendidikan tersebut pada keluarga khususnya orangtua, termasuk pendidikan narkoba. Dengan kalimat lain, perhatian keluarga lebih efektif untuk tindakan pencegahan narkoba daripada materi kurikulum narkoba di sekolah dasar. Coba tanya kepada mantan pemakai atau korban narkoba, mungkin rata-rata mereka menjawab terkena candu narkoba karena kurangnya perhatian keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun