Mohon tunggu...
Ahmad Dwi Mubarok
Ahmad Dwi Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

badly written

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Korelasi antara Corporate Social Responsibility ke

1 Januari 2025   08:10 Diperbarui: 1 Januari 2025   08:10 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Perkembangan IDX Banking dan IHSG (Jan 2020 -- Nov 2024), Sumber: Investing.com

Perkembangan industri saat ini memaksa setiap perusahaan untuk terus mengembangkan keunggulan kompetitif atas persaingan pasar yang semakin intens. Berdasarkan konsep yang diciptakan oleh Elkington (1997) terkait Triple Bottom Line (TBL) yang mendorong setiap perusahaan untuk menyeimbangkan antara aspek keuntungan (Profit), kesejahteraan manusia (People), dan kelestarian lingkungan (Planet). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kontribusi perusahaan untuk mendukung pengembangan masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya, dengan menjaga keseimbangan antara lingkungan dan kesejahteraan manusia. Konsep keberlanjutan dan CSR menekankan keputusan yang mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial secara bersamaan, sehingga perusahaan dapat berkembang berkelanjutan (Santoso & Raharjo, 2022). Pengukuran hasil ini juga nantinya akan menjadi faktor penting dalam membangun budaya bisnis yang benar-benar berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.

Nilai perusahaan pada umumnya dapat dilihat melalui harga sahamnya, kenaikan harga saham tentunya menjadi kenaikan pada nilai perusahaannya. Harga saham perusahaan mencerminkan reaksi pasar terhadap kondisi perusahaan secara keseluruhan, yang menjadi indikator nilai perusahaan. Nilai perusahaan ini sangat penting bagi investor dalam menentukan strategi investasi di pasar modal (Fauzi & Rasyid, 2019). Gambar di atas menunjukkan bahwa terkadang nilai perusahaan pada sektor tertentu tidak selalu linear dengan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Pada gambar menunjukkan bahwa indeks IDX Banking yang berisi 15 perusahaan perbankan dengan fundamental baik serta memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi bergerak sedikit tidak linear dengan IHSG. Pada masa peralihan new normal akibat Covid-19 saat 2020-2022, perusahaan yang tercatat pada IDX Banking cenderung dihargai lebih murah dibanding harga saham secara keseluruhan pada periode yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun