Mohon tunggu...
Ahmdbhtiar
Ahmdbhtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa IAIN Jember Ekonomi Syariah 03

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia adalah Ketetapan Mutlak Tuhan

3 Oktober 2018   12:02 Diperbarui: 3 Oktober 2018   12:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jabariyah berasal dari kata  jabara yang berarti memaksa, artinya manusia itu di dalam perbuatannya serba terpaksa ( majbur, arab ). Menurut Asy-Syahratsani, (Latifah,2014:152) Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara kenyataannya dan menyandarkannya kepada Allah Swt.  Menurut istilah ilmu kalam, Jabariyah adalah suatu aliran atau paham teologis yang berpendapat bahwa itu secara mutlak adalah perbuatan allah, tanpa adanya daya sedikitpun dari manusia.

Secara historis, paham jabariyah ini muncul pada masa sahabat atau sejak awal periode pertama islam. Akan tetapi, paham ini baru terjadi pada masa daulah Bani Abbasiyah. Ketika itu para ulama' mulai membicarakan masalah takdir serta kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kemahakuasaan dan kehendak mutlak tuhan.

Sebagaimana diketahui, umat islam memiliki keyakinan bahwa allah adalah pencipta alam semesta, pencipta segala sesuatu, dan mempunyai kehendak mutlak tuhan. Sehubungan dengan keyakinan ini, timbullah beberapa pertanyaan yang hampir sama dengan yang ada pada pemikiran filsafat yunani tentang ketuhanan, misalnya sejauh manakah manusia bergantung kepada kemahakuasaan dan kehendak mutlak tuhan ? Apakah manusia itu mempunyai peranan dan kebebsasan dalam mengatur segala gerak gerik hidupnya ataukah manuisa ituspemnuhnya terikat dan tunduk kepada kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan.

Dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan seperti itu sebagian kalangan bersifat terlalu ekstrim, dengan berpendapat bahwa manusia itu tidak memiliki kekuasaan dan kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Dengan demikian menurut mereka, manusia itu serba terpaksa oleh kehendak mutlak tuhan dan tidak memiliki daya ataupun pilihan untuk menentukan sesuatu. Gerak gerik mereka sama halnya dengan sepotong kapas yang diterpa angin.

Paham ini akhirnya dikenal dengan istilah jabariyah atau dalam bahasa inggris dikenal dengan ( fatalism atau perdestination ) . Jabariyah adalah berlawanan dengan qadariyah yang meyakini bahwa manusia adalah raja bagi perbuatannya sendiri, tak ada keterlibatan tuhan di dalam perbuatan itu.

Paham Jabariyah ini lahir di Khurasan, Iran pada paruh pertama abad ke-2 H/ke-8 M. Para ahli teologi islam berpendapat bahwa yang mula mula membawa paham ini adalah Ja'ad bin Dirham. Kemudian dikembangkan dan disebarluasakn oleh jahm bin shafwan yang kemudian jahm bin shafwan di anggap sebagai pembawa paham jabariyah yang pertama. Tokoh lainnya adalah Al Husain Muhammad An Najjar yang mana pengikutnya disebut An Najjariya. Ada juga tokoh lain yang bernama Ad Dirar bin Amr.

Abdul Karim Asy-Syahratsani dalam kitabnya al milal wan nihal (sidogiri,2012:147) membagi sekte jabariyah menjadi dua kelompok, yakni jabariyah ekstrem dan Jabariyah moderat.

 Jabariyah ekstrim berpendapat bahwa semua perbuatan manusia telah dipaksakan atas dirinya oleh tuhan, manusia tidak dapat berbuat apa apa dan tidak dapat memilih terhadap perbuatannya.

Adapun tokoh tokoh aliran jabariyah  ekstrem adalah

  • Jahm bin Shafwan

Jahm bin shafwan mempunyai nama lengkap Abu Mahrus bin Shafwan, dan ia berasal dari khurasan namun tinggal di kufah. Ia merupakan seorang dai yg fasih dan lincah. Ia memangku jabatan sebagai sekretaris Harist bin Surais, yang merupakan seorang mawali yang menentang pemerintahan bani umayyah di khurasan. Jahm kemudian ditawan dan dibunuh secara  politis tanpa ada kaitannya dengan agama.

Jahm bin Shafwan menyebarkan doktrinnya ke berbagai tempat diantaranya di Tirmidz dan Balk. Diantara pendapat Jahm bin Shafwan yang berkaitan dengan masalah teologi adalah sebagai berikut.

  • Manusia serba terpaksa, menurutnya manusia tidak dapat berbuat apa apa,tidak memiliki kehendak dan tidak mempunyai pilihan
  • Surga dan neraka tidaklah kekal. Karena menuirutnya tidak ada yang lebih kekal kecuali Allah swt.
  • Iaman adalah makrifat atau membenarkan dalam hati. Pendapat ini mempumyai kesamaan dengan konsep iman dari murji'ah.
  • Al qur'an atau kalam tuhan merupakan mahluk. Karena menurut Jahm allah maha suci dari segala sifat yang serupa dengan manusia. Dan tuhan tidak dapat dilihat dengan panca indera  diakhirat kelak.
  • Ja'ad bin Dirham

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun