Mohon tunggu...
Ahmad Maruf
Ahmad Maruf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Peace Among the Worlds

Peace Among the Worlds

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kultus Individu dalam Demokrasi Indonesia

11 Januari 2021   17:13 Diperbarui: 11 Januari 2021   18:21 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat satu persamaan pada partai-partai di Indonesia. yaitu, tiap partai memiliki tokoh sentral yang menjadi magnet perhatian masyarakat. contohnya PDIP dengan Jokowi, Nasdem dengan Surya Paloh, Gerindra dengan Prabowo, PKB dengan Cak Imin, dll. Jumlah suara pemilu selaras dengan tingginya elektabilitas tokoh tersebut. Fenomena ini menunjukkan demokrasi Indonesia yang masih bergantung pada tokoh, bukan substansi.

Secara kualitas, praktik demokrasi di Indonesia masih hanya berupa adu pencitraan, bukan pada substasi program kerja. Hal ini menyebabkan suara rakyat hasil pemilu tidak berdampak terhadap perbaikan pemerintahan. Sosok yang terpilih tidak mampu menjalankan amanah rakyat.

Disisi lain, kultus individu dimanfaatkan elit politik untuk menjaga pengaruhnya. Mereka memanfaatkan pendukungnya untuk menyerang lawan politiknya. Sehingga hal ini menyebabkan polarisasi ditengah masyarakat. Sebagai contoh, fenomena cebong-kadrun yang masih kita lihat hingga hari ini. barisan cebong yang mengkultuskan Jokowi dengan segala kebijakannya. Dan barisan kadrun yang siap membela setiap pernyataan kontroversial Habib Rizieq. Kedua kelompok ini menjadi contoh konkret permasalahan demokrasi di Indonesia, yang harus segera kita selesaikan.

------

Artikel ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Bp. Sukron Mazid S.Pd., M.Pd.

Ahmad Ma'ruf
2020150012

Kelas TI-1

Teknik Informatika UNSIQ - 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun