Mohon tunggu...
Ahmad Zakiya Najahi
Ahmad Zakiya Najahi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah

Saya Ahmad Zakiya Najahi biasa dipanggil Ahmad

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

'' Dari Alat ke Produk : Pandangan Filsafat tentang Fungsi dan Tujuan "

30 Januari 2025   11:56 Diperbarui: 30 Januari 2025   10:54 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kamu bisa dibuat geleng-geleng kepala oleh berbagai ide dan pandangan para filosof. Pasalnya banyak para filosof yang mempunyai pandangan yang berano, tidak terduga, mengagetkan bahkan di cap sesat oleh mayoritas orang. Bagaimana tidak kaget jika tiba-tiba saja kamu diberikan sebuah pandangan filosof bernama Thales yang menyatakan bahwa alam semesta ini dibuat dari bahan baku air? Atau, Thomas Hobbes yang menyatakan bahwa sifat dasar manusia adalah saling memangsa. Atau, David Hume yang menyatakan bahwa segala metafisika-agama dan semacamnya hanyalah omong kosong dan merupakan hasil konstruksi gagasan manusia sendiri yang sebenarnya tidak ada. Atau, Nietzche yang pernah berteriak dengan lantang “ Tuhan sudah mati” Atau, Karl Marx yang menyatakan bahwa agama itu candu masyarakat dan menjadi penghalang bagi kaum buruh untuk menyadari posisinya serta melakukan pemberontakan kepada juragan mereka.

Pandangan-pandangan yang “ menabrak” keyakinan umum tersebut tentu kemudian mendapat tentangan dari banyak orang dan banyak kalangan. Bahkan, sangat mungkin pandangan-pandangan semacam itu membua banyak orang tidak perlu menunggu lama untuk segera memberikan cap “sesat” pada filsafat. Apabila dicermati, adanya kesenjangan pemahaman antara para filosof dan kebanyakan orang berawal dari beberapa sebab, antara lain sebagai berikut :

  • Seorang filosof tidak mau begitu saja menerima dan meyakini apa yang diterima dan diyakini oleh mayoritas orang

Seorang filosof selalu bertanya dan menguji ulang berbagai pandangan mapan tentang kehidupan yang oleh banyak orang dilihat sebagai sesuatu yang pasti benar. Tentu saja sikap seperti ini akan memunculkan pandangan sinis dari banyak orang karena mereka merasa cukup hidup tertib bersama pandangan yang selama ini mereka yakini. Di sisi lain, biasanya yang diyakini oleh mayoritas orang sebagai sesuatu yang pasti benar tersebut dalam titik tertentu sering kehilanagan relevansniya dengan dinamika hidup yang selalu berkembang.

Para filosof sebenarnya juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Namun, banyak orang tidak bisa menoleransi apa yang mereka anggap kesalahan tersebut dan menggeneralisasikan pandangan dengan menyatakan bahwa filsafat adalah bidang kajian yang “sesat”. Padahal jika melihat sikap mental seorang filosof, dapat dikatakan bahwa seorang filosof akan sangat terbuka ketika ada pelurusan-pelurusan yang dilakukan secara sistematis oleh orang-orang yang memliki pandangan yang berbeda. Dengan adanya pelurusan tersebut, perlahan para filosof dan oranh-orang yang bersebrangan pemikiran bisa bersama-sama menemukan posisi yang semakin dekat dengan kebenaran. Bagi seorang filosof kebenaran adalah segalanya , poros bagi kehidupan dan tujuan cintanya.

  • Keragaman pandangan seorang filosof yang umumnya tidak sejalan dengan keyakinan mayoritas, yang melatarbelakangi perbedaan keduanya yaitu dalam konteks sosial, psikologis, maupun sejarah hidupnya.

Setiap orang, baik itu filosof atau bukan, pada dasar nya  adalah anak zaman mereka masing-masing. Segala perangkat bertutur dan bernalar yang mereka miliki pada dasarnya sangat ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman tempat ia hidup. Seorang yang hidup di pedesaan yang notabene pergaulannya tidak begitu bebas pasti akan kaget dan sulit untuk menerima ketika dihadapkan untuk hidup di perkotaan yang notabene pergaulannya bisa dibilang bebas, seseorang yang dari kecil dididik dalam institusi pendidikan keagamaan tradisonal pasti akan berbeda pemikirannya dengan orang yang dari kecil dididik di institusi umum, sesorang yang pernah mengalami patah hati ditinggal pacarnya pasti berbeda pandangan tentang pacaran dibandingkan dengan mereka yang belum pernah berpacaran.

Cara seseorang bertindak,bertindak, bertutur, atau berkomentar pasti tidak lepas dari latar belakang psikologis, sosial, dan historis kehidupannya. Demikian pula yang terjadi dengan para filosof yang memliki ide-ide khusus tersebut. Latar psikologis,sosial, historis kehidupan mereka masing-masinglah yang membuat para filosof tertaik dan intensif membahas tema-tema tertentu, serta memberikan penilaian pula berdasarkan kacamata mereka yang tentunya banyak dipengaruhi berbagai latar tersebut.

  • Perbedaan dalam hal perspektif, fokus dan cara bernalar yang dipakai ketika seseorang menyikapi suatu permasalahan.

Perspektif, fokus dan cara bernalar merupakan tiga hal yang berbeda yang dipakai setiap orang untuk membahas suatu permasalahan. Jelas pula perbedaan dalam pemakaian ketiga aspek tersebut akan menghasilkan perbedaan dalam hasilnya. Dari mana aku memandang, kemana pandanganku tertuju, bagaimana aku merefleksikannya dalam diriku, dan alat apa yang aku pakai, akan sangat menentukan seperti apa pandanganku terhadap sesuatu.

Sebagaimana diketahui bahwa aspek dari mana kita melihat sesuatu dan bagian apa yang kita lihat akan menentukan wilayah mana yang terjangkau dan tidak terjangkau oleh pandangan kita. Contoh ketika ada seorang gadis cantik, kemudian kita melihat nya dari belakang , maka yang terlihat adalah rambutnya. Kalau fokus perhatian kita adalah pada kehitaman rambutnya, panjang atau pendeknya itu tidak lagi masuk sebagai pembahasan, hal yang sama juga terjadi dalam semua hal, contohnya bagaimana komentar kita tentang pemerintahan dari sudut pandang seorang agamawan pada aspek moralitasnya, atau bagaimana pandangan kita tentang pemerintah sebagai seorang mahasiswa pada aspek penegakan hukum.

Sangat mungkin ketika orang menuding filsafat sebagai kajian yang “sesat”, sebenarnya yang terjadi hanyalah perbedaan perspektif . Mungkin, mayoritas orang memakai perspektif berbeda dan memfokuskan perhatian pada bagian yang lain. Atau, mungkin kebanyakan orang orang sekedar hidup mengandalkan intuisinya maupun nalurinya saja, sedangkan sang filosof mengandalkan rasio untuk mendapatkan jawabannya sendiri.

Untuk memperjelas hal ini, kita bisa melihat, misalnya pandangan Nietzche bahwasanya Agama hanya bagi orang bermental budak yang pasrah dan layak ditindas. Kalangan beragama pasti murka dengan pandangan tersebut. Namun, kalau kita mau mencermati perspektif, fokus dan cara bernalar yang dipakai Nietzche, sangat mungkin kemurkaan itu akan berkurang, mungkin yang dilihat oleh Nietzche saat itu adalah kondisi umat bergama yang bersikap fatalis, segala hal diserahkan kepada Tuhan atau agama, dalam hal ini Nietzche melihat bahwa gereja dikalangan Kristen pada Abad Pertengahan telah mendominasi segala segi kehidupan. Tidak heran jika kemudian Nietzche ingin memberontak dan berteriak “ kalau dengan agama manusia menjadi tumpul, tidak kreatif, malas dan cengeng, maka tidak usah beragama saja” Ia pun meneriaki satu ungkapan yang terkenal dan kontroversial berbunyi “ Tuhan telah mati”.

Kalau kita mau jujur, harus diakui bahwa dalam beragama kita sering menjadi cengeng, mudah menyerah, dan terlalu memasrahkan segalanya kepada Tuhan. Kalau kita miskin, kita akan bilang bahwa menjadi miskin sudah takdir Tuhan. Kalau kita kalah bersaing, kita akan beralasan bahwa Tuhan belum menghendaki kita menang dan bukannya berusaha mengevaluasi mengapa kita kalah. Kalau lamaran kerja ditolak, kita beralasan bahwa rezeki iu sudah ada diatur Tuhan sehingga tinggal tunggu saja dengan sabar. Mungkin, mental cengeng seperti itulah yang menjadi fokus perhatian Nietzche dan yang membuatnya gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun