Di Momentum Maulid Nabi Muhammad Saw 1441 H hampir belahan Ummat dunia tentu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad.
Kita sebagai ummat islam Indonesia juga turut merayakan dan mengenangnya. alih-alih mengenangnya perlu juga kita menelisik kehidupan-Nya.
Banyak contoh suri teladan yang ada pada Nabi Muhammad sebagaimana kita lihat di dalam kitab suci Al-quran.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." [QS. Al-Ahzaab: 21].
Nabi Muhammad Saw Lahir pada 22 April 571 M di Mekkah, pada saat kelahirannya dalam keadaan yatim Ayahnya bernama Abdullah meninggal dunia dalam perjalanan dagang ke Syam, yakni sewaktu Muhammad masih dalam kandungan sang ibu.
Setelah beberapa lama tingal bersama ibunya, bernama Aminah. Pada usia 6 tahun, sang Ibu mengajaknya berziarah ke makam suaminya di Yatsrib. Maka berangkatlah mereka keluar dari kota Mekkah,menempuh berjalan sepanjang 500 km, di temani ole Ummu Aiman dan di biayai oleh Abdul Mutthalib. Di tempat tujuan, mereka menetap sebulan.
Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Namun di tengah perjalanan, ibunya menderita sakit dan akhirnya meninggal di perkampungan Abwa' yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah.
Muhammad kecil melewati masa kecil sebagai yatim piatu, tentu kita bisa membayangkan betapa sulitnya kita dalam kondisi yatim piatu. namun kakeknya Abdul Muthalib sangat iba terhadap cucunya yang sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih dini. Maka dibawalah sang cucu ke rumahnya, diasuh dan dikasihi seperti anak-anaknya sendiri.Â
Tapi lagi-llagi kasih sayang sang kakek tal berlangsung lama di rasakan Muhammad kecil. Saat berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia di Mekkah. Namun sebelum wafat beliau berpesan agar cucunya tersebut dirawat oleh paman dari pihak bapaknya; Abu Thalib.