Mohon tunggu...
Ahmad Zuhri
Ahmad Zuhri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menjelajahi alam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran di Era Digita:Adaptasi atau ketingalan zaman?

15 Oktober 2024   20:37 Diperbarui: 15 Oktober 2024   20:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan telah mengalami perubahan besar, terutama dengan meningkatnya penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Pandemi COVID-19 mempercepat transisi ke pembelajaran digital, menjadikan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Namun, apakah adopsi teknologi ini benar-benar membawa kemajuan, atau justru membuat kita ketinggalan dari esensi pendidikan yang sesungguhnya?

Di satu sisi, pembelajaran digital menawarkan berbagai keuntungan. Akses terhadap materi pelajaran menjadi lebih mudah, tanpa terikat ruang dan waktu. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber, termasuk video, artikel, atau tutorial online, yang memungkinkan mereka untuk belajar dengan kecepatan masing-masing. Platform seperti Zoom, Google Classroom, dan Microsoft Teams memungkinkan interaksi antara guru dan siswa, meskipun secara virtual. Selain itu, teknologi juga memungkinkan personalisasi pembelajaran, di mana siswa dapat mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan gaya dan kecepatan belajar mereka.

Namun, di sisi lain, ada tantangan signifikan yang muncul. Tidak semua siswa memiliki akses yang memadai terhadap teknologi. Kesenjangan digital, terutama di daerah-daerah dengan infrastruktur internet yang terbatas, menjadi hambatan besar bagi kesetaraan dalam pendidikan. Selain itu, ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi interaksi sosial yang esensial dalam pembentukan karakter dan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran yang sepenuhnya bergantung pada layar juga dapat menurunkan kemampuan konsentrasi, karena siswa tergoda untuk multitasking atau terganggu oleh media sosial dan hal-hal lain di internet.

Dari perspektif pedagogis, tidak semua guru siap untuk mengadopsi teknologi dalam pembelajaran. Banyak yang merasa terbebani oleh tuntutan untuk menguasai platform digital baru, apalagi mengintegrasikannya dengan metode pengajaran tradisional. Tanpa pelatihan yang memadai, teknologi bisa saja hanya menjadi alat tambahan tanpa dampak signifikan pada peningkatan kualitas belajar.

Oleh karena itu, pertanyaan yang muncul adalah: apakah kita benar-benar beradaptasi dengan baik, atau justru ketinggalan dalam hal yang paling penting—yakni substansi pendidikan itu sendiri? Pembelajaran digital seharusnya tidak hanya dilihat sebagai solusi jangka pendek atau darurat, tetapi sebagai peluang untuk merombak sistem pendidikan menuju model yang lebih inklusif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Namun, kita juga harus berhati-hati agar tidak terlalu fokus pada alat-alat teknologi sehingga melupakan tujuan utama pendidikan: membentuk karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan berinteraksi dengan dunia nyata.

Jadi, pembelajaran di era digital adalah pedang bermata dua. Adaptasi yang bijak diperlukan, di mana teknologi digunakan untuk memperkaya proses pembelajaran tanpa meninggalkan nilai-nilai fundamental dari pendidikan itu sendiri. Tanpa keseimbangan ini, kita berisiko hanya mengejar kecanggihan teknologi dan melupakan esensi dari belajar—yaitu mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang utuh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun