Investasi merupakan kegiatan menempatkan dana dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Salah satu pendekatan investasi yang terkenal adalah value investing, yang dicetuskan oleh Benjamin Graham dan dipopulerkan oleh Warren Buffett. Namun, selain value investing, terdapat beberapa metode lain yang juga digunakan oleh investor untuk mencapai tujuan finansial mereka. Metode-metode ini meliputi growth investing, income investing, index investing, momentum investing, dan contrarian investing. Mari kita bahas satu per satu.
1. Growth Investing
Growth investing berfokus pada perusahaan yang menunjukkan potensi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar. Investor yang menggunakan pendekatan ini mencari saham-saham dari perusahaan yang diperkirakan akan tumbuh dengan cepat dalam hal pendapatan, keuntungan, atau pangsa pasar. Beberapa karakteristik dari perusahaan yang menjadi target growth investors termasuk:
- Inovasi tinggi: Perusahaan seringkali bergerak di sektor teknologi atau memiliki produk dan layanan inovatif.
- Laba yang direinvestasi: Perusahaan biasanya menginvestasikan kembali laba mereka untuk mempercepat pertumbuhan daripada membagikannya sebagai dividen.
- Valuasi tinggi: Saham-saham ini sering diperdagangkan pada valuasi yang lebih tinggi (misalnya, price-to-earnings ratio yang tinggi) karena potensi pertumbuhan yang besar.
Contoh perusahaan yang sering dijadikan target growth investing adalah Amazon dan Tesla.
2. Income Investing
Income investing berfokus pada menghasilkan aliran pendapatan yang stabil dari investasi. Pendekatan ini sering diadopsi oleh investor yang mencari kestabilan dan pendapatan reguler daripada pertumbuhan kapital yang cepat. Strategi ini melibatkan investasi dalam:
- Saham dividen tinggi: Saham perusahaan yang secara konsisten membayar dividen tinggi, seperti perusahaan utilitas atau perusahaan consumer staples.
- Obligasi: Instrumen utang yang membayar bunga secara periodik.
- Real Estate Investment Trusts (REITs): Perusahaan yang memiliki atau mengelola portofolio properti yang menghasilkan pendapatan dari sewa.
Income investors cenderung fokus pada perusahaan dengan track record dividen yang stabil dan berkelanjutan.
3. Index Investing
Index investing adalah strategi investasi pasif yang berupaya untuk mereplikasi kinerja indeks pasar saham tertentu, seperti S&P 500 atau IDX Composite. Investor yang menggunakan pendekatan ini membeli saham dalam bentuk exchange-traded funds (ETFs) atau indeks mutual funds yang melacak indeks tersebut. Keuntungan dari index investing meliputi:
- Diversifikasi otomatis: Dengan membeli satu unit dari ETF atau indeks fund, investor secara otomatis mendapatkan eksposur ke banyak saham.
- Biaya rendah: Index funds biasanya memiliki biaya manajemen yang lebih rendah dibandingkan dana yang dikelola secara aktif.
- Kinerja yang solid: Banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, sulit bagi pengelola dana aktif untuk mengungguli indeks pasar setelah memperhitungkan biaya.
4. Momentum Investing
Momentum investing adalah strategi di mana investor membeli saham yang menunjukkan tren kenaikan harga dan menjual saham yang menunjukkan tren penurunan harga. Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa harga saham yang bergerak dalam suatu arah cenderung terus bergerak dalam arah tersebut dalam jangka pendek. Ciri-ciri dari momentum investing antara lain:
- Analisis teknikal: Penggunaan grafik harga dan indikator teknikal untuk mengidentifikasi tren.
- Perdagangan jangka pendek: Seringkali melibatkan perdagangan yang lebih aktif dan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan strategi lainnya.
- Risiko tinggi: Potensi keuntungan besar diimbangi dengan risiko kerugian yang juga tinggi.
5. Contrarian Investing
Contrarian investing adalah strategi di mana investor membeli saham yang sedang tidak disukai oleh pasar atau menjual saham yang sangat populer dan mungkin dinilai terlalu tinggi. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa pasar sering bereaksi berlebihan terhadap berita, baik positif maupun negatif, sehingga menciptakan peluang untuk membeli saham dengan harga diskon atau menjual saham dengan harga yang terlalu tinggi. Beberapa prinsip dasar dari contrarian investing meliputi:
- Melawan arus pasar: Membeli ketika mayoritas menjual dan menjual ketika mayoritas membeli.
- Valuasi rendah: Mencari saham yang undervalued atau dihargai lebih rendah dari nilai intrinsiknya karena sentimen pasar negatif.
- Kesabaran: Contrarian investors sering membutuhkan waktu lebih lama untuk melihat hasil investasinya, karena mereka menunggu hingga sentimen pasar berubah dan harga saham kembali ke nilai wajar.
Investor terkenal yang menerapkan strategi ini adalah Sir John Templeton dan David Dreman.
Setiap pendekatan investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan tidak ada strategi yang cocok untuk semua investor. Pilihan strategi terbaik bergantung pada tujuan keuangan, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi masing-masing individu. Dengan memahami berbagai metode ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan disesuaikan dengan profil mereka.
Sumber:
- Morningstar. (2023). Introduction to Growth Investing. Retrieved from morningstar.com
- Investopedia. (2023). Income Investing: An Overview. Retrieved from investopedia.com
- Vanguard. (2023). What is Index Investing?. Retrieved from vanguard.com
- Schwab. (2023). What is Momentum Investing?. Retrieved from schwab.com
- Investopedia. (2023). Contrarian Investing. Retrieved from investopedia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H