Mohon tunggu...
Zidan Novanto
Zidan Novanto Mohon Tunggu... Auditor - Investor

Tulisan tidak mencerminkan tempat penulis bekerja dan tidak mengatasnamakan institusi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Proyeksi dalam Investasi

15 Desember 2022   08:11 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:26 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Proyeksi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah perkiraan tentang keadaan masa yang akan datang dengan menggunakan data yang ada (sekarang). Berkaitan dengan investasi tentu kita sering melihat bagaimana sebuah proyeksi dari suatu portofolio saham begitu menarik untuk dibahas.Tidak jarang investor terjebak dalam portofolio investasi ditawarkan yang "ndakik-ndakik" atau terlalu bagus untuk bisa dipercaya; dengan alasan agar investor bersedia untuk melakukan investasi pada perusahaannya.

Hal tersebut bukan merupakan kebohongan publik dan dinilai sebagai bagian dari risiko dalam kegiatan investasi. Sebagian data yang ada kemudian menjadi acuan untuk menjadi portofolio yang ditawarkan kepada investor. Kemudian menambahkan kalimat, performa masa lalu tidak mencerminkan performa di masa depan. Future Uncertainty.

Tidak ada istilah zero risk dalam sebuah usaha yang dilakukan, setiap hal memiliki risiko dan menjadi tanggungjawab personal untuk mengukur risiko yang akan ditanggung pada individu. Oleh karenanya penting bagi seorang investor mengukur kemampuan finansial dan risiko yang dapat ditanggungnya. Pada situasi demikian kemudian insting trader  akan memasuki perannya.

Terdapat beberapa hal fundamental yang perlu diperhatikan sebelum melakukan investasi khususnya saham. Karena investor pasti disuguhkan pada laporan keuangan. Menurut IDX Stock Exchange hal paling mudah membaca laporan keuangan dimulai dari Profile Perusahaan, Tinjauan Makro Ekonomi, Laporan Laba Rugi, Pendapatan Perusahaan, Cadangan Kas dan Partner Bisnis dari perusahaan tersebut.

Investor juga diwajibkan membaca Terms & Agreement yang saat ini sebagian besar ditandatangani secara digital. Sebaiknya ambil waktu untuk membaca secara detail berkaitan dengan hal tersebut karena setiap risiko investasi baik P2P, B2B, Saham maupun Crowdfunding. Setiap kerugian dalam melakukan investasi merupakan tanggungjawab investor sendiri.

Oleh karenanya pastikan ketika membaca portofolio yang berisi data dan bersifat proyeksi tentu disarankan untuk menganalisis dahulu fundamental dari perusahaan tersebut. Jika dalam bahasa hukum kita mengenal "Due Diligence", maka dalam kegiatan investasi kita akan familiar dengan kata "Analisis Fundamental". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun