Mohon tunggu...
Ahmad Zidane
Ahmad Zidane Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

football

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam Politik Indonesia

6 November 2024   23:16 Diperbarui: 6 November 2024   23:18 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Amar ma'ruf nahi munkar memiliki arti menyuruh orang lain untuk berbuat baik dan mencegah orang lain untuk berbuat jahat. Banyak politisi Indonesia yang berlatar belakang tokoh agama terjun kedalam politik praktis utnuk mencapai puncak kekuasaan. Tak sedikit politisi yang menghalalkan segala cara untuk mencapai puncak kekuasaan yang diinginkan, tak jarang pula ada politisi Islam yang ikut menghalalkan segala cara untuk mengejar kekuasaannya. Ada banyak nama yang dapat disebutkan yang termasuk kedalam jajaran politisi berlatar belakang ormas agama namun menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaannya salah satunya adalah Abdul Muhaimin Iskandar.

Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin merupakan Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) sekaligus merupakan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kabinet Merah Putih dibawah pimpinan Prabowo Subianto. Sebelum menjabat sebagai Menko, Cak Imin merupakan seorang Calon Wakil Presiden yang dipasangkan dengan Anies Baswedan yang merupakan Calon Presiden. Mereka berdua diusung oleh beberapa partai salah satunya PKB yang merupakan partai Cak Imin. Cak Imin yang pada saat sebelum kontestasi pemilihan presiden dimulai ia sangat mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi untuk memindahkan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun ketika ia terlibat dalam kontestasi pemilihan presiden ia sangat mengkritik habis - habisan kebijakan pemerintah Jokowi yang ingin memindahkan Ibukota. Saat ini ketika Cak Imin menjabat sebagai Menko dibawah Presiden Prabowo, ia justru kembali mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk memindahkan Ibukota ke Kalimantan Timur.

Namun jauh sebelum kontestasi pemilihan presiden dan pemindahan Ibukota Cak Imin juga pernah terlibat dalam kudeta untuk menjatuhkan Abdurrahman Wahid dari partai PKB yang tak lain merupakan pamannya. Ini membuktikan bahwa Cak Imin menghalalkan segala cara untuk mencapai titik kekuasaan yang dia inginkan. Ia juga terlihat seperti tidak punya rasa malu, apalagi ketika kampanye akbar dalam kontestasi pemilihan presiden ia terlihat menangis tersedu - sedu yang tangisannya diartikan sebagai tangisan yang tulus untuk rakyat, namun ternyata beberapa bulan kemudian ia memilih untuk bergabung kedalam pemerintahan yang sebelumnya ia kritik habis - habisan. Sepertinya Amar ma'ruf nahi munkar yang sering diagungkan ternyata tidak berpengaruh dalam kehidupan politik Cak Imin karena ia benar - benar menghalalkan segala cara untuk mencapai tampuk kekuasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun