Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu... lainnya -

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negeri Curhat, Rakyat Jadi Jongos

29 Agustus 2010   18:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_243393" align="alignleft" width="300" caption="diunduh dari http://www.sterling.edu/files/images/divine%20servant.preview.jpg"][/caption] Beginilah kalau punya pimpinan yang belum tegas. Maju kena mundur kena. Itu yang kini dihadapi pemerintah.  Saling tuding antarpihak yang terkait, siapa yang salah dan siapa yang tidak mau disalahkan. Demikian fenomena yang menggemaskan hati nampak akhir-akhir ini. Ketika bola liar barter petugas KKP Indonesia dengan tujuh nelayan Malaysia kembali ke kaki anggota DPR RI. DPR RI menendang bola ke arah Djoko Suyanto Menteri yang berasal dari kalangan TNI yang dianggap bisa menahan bola liar tersebut. Eh, Malah Djoko Suyanto tolah-toleh ke arah mana bola mau diumpankan. Bingung!??!!?* Djoko Suyanto menendang pelan ke arah Menteri KKP Fadel Mohammad. Hmmm, bisa main bola ga sih? Main bola ga bisa, main badminton ga bisa, terus main apa yang bisa? Nyerah dech, gimana dukungnya ya!!! Gemesss, gemess, gemessss... lalu mereka ini diangkat dan dibayar  tinggi untuk main apa? Husst, terdengar berita di telingaku, “Mereka dibayar untuk main curhat.” Presidennya aja curhat mulu, lanjut sumber berita ditelingaku. “Tuh, lihat curhat lagi toh,” bisiknya lagi Lantas kapan kerjanya? Kerjanya ya curhat jawabnya. Neh contohnya, lanjutnya, karena presidennya memberikan juknis curhat, menteri-menteri pun "meniru" jejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berusaha menutupi kelemahan kinerja pemerintahnya dengan mencari simpati rakyat dan berkeluh kesah menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Ooo, seperti yang ditwitter itu ya. “Wah, kalau ditwitter itu curhatnya kacau, liat aja kicauannya kacaukan,” ujarnya. Setahu saya kebiasaan curhat itu kebiasaan jongos, bukan pemimpin. “La ya no, mosok la ya yes, gimana sih sampeyan itu,” jawabnya lagi. Masak pantes namanya menteri atau anggota dewan itu menyampaikan keterangannya resminya lewat kicauan, mestinya lewat TVRI atau lembaga resmi yang dia miliki. Ooo gitu toh... sebab akibat istilah indon yang sudah dikenal seantero dunia sebagai jongos atau budak belian tak pernah hilang. Lantas kalau kita dianggap jongos terus, presiden kita itu jongosnya siapa? “Hush, Jangan Curhat mulu,” sergahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun