Assalamualaikum Pak Presiden SBY,
Kata terakhir ketika ster tepat diametral di hadapan raja (baca: Raja SBY) di skak oleh bishop, SBY ternyata teriak di Rakornas kepada banteng dan lainnya “jangan obral janji”. Ehm mana janji mu dulu Pak Presidenku SBY yang terhormat, saya memilihmu karena kau obral janji. Tidak hanya janji gaji ke tiga belas, bantuan langsung tunai, tunjangan pensiunan Bapak turunkan ketika hari H min 2 hari Pilpres. Ga tahu entah Bapak ambilkan dana talangan darimana? Yang jelas tak jauh dari Bapak terpilih kasus perampokan bank century mencuat. Sri Mulyani mantan Menterimu diduga banyak orang diperiksa penyisik dulu, kau biarkan melenggang menjadi deputi Gubenur Bank Dunia.
Apa arti kata-kata Pak Presiden, Jangan banyak janji, sekarang. Apakah Pak SBY tidak mau berjanji mengusut kasus korupsi yang mendera para pengurus teras DPP kadermu? Atau apa Pak Presiden? Yang jelas dan tegas jawaban pertanyaan rakyat yang pernah memilihmu ini.
Bapak berkali-kali memohon maaf, minta dikasihani dan berkata banyak yang mendlolimimu. Surat ini juga merupakan wujud empati dan kasihan kepada Bapak. Bapak keliatan lebih tua, kantung mata bengkaknya semakin lebar, kenapa Bapak terlihat lelah dan capek setelah menjabat Preseden. Ya, itu resiko yang Bapak pilih. Memang Pak Presiden, Allah Maha Pemberi Maaf, namun rakyatmu ini capek, gemes dan jengkel melihat banyak masalah terkatung-katung. Saya rakyat makin sengsara. Saya tidak kuat dan tidak rela melihat Bapak terlihat dalam kondisi seperti ini. Semuanya kata Allah ada batas, dan tidak bisa melampaui batas.
Jika Pak Presiden tidak kuat memikul beban itu, jangan biarkan rakyatmu mengasihimu. Berdoalah kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyanyang. Dan lepaskanlah beban dipundak Pak Presiden bila beban itu terasa berat.
Korupsi sudah terlihat kasat mata oleh rakyatmu ini. Atau rakyatmu ini yang kurang jeli melihat, ataukah mata bapak lelah sehingga tak bisa melihat. Tapi tenang pak, ada banyak mata pembantu bapak untuk mengawasi dan menyidik korupsi. Tuduhan pada kader-kader utama Pak Presiden korupsi dari berbagai pihak, serahkan dan lepaskan aja kepada penegak hukum Bapak kalau Pak Presiden merasa ada halangan kesehatan.
Persepsi di kalangan rakyatmu Pak Presiden!!! Kalau Bapak dan kader-kader Pak Presiden selalu ngerampok Bank, BUMN dsb untuk mencapai kekuasaan. Termasuk kursi Presiden sendiri, yang masalahnya hingga kini tidak pernah dibikin jelas di depan hukum.
Kini, kasus Anas, sang stermu, yang juga dituduh sama. Merebut kekuasaan dengan uang yang belum jelas hukumnya. Ayo Pak Presiden, Bersama kita bisa. Jangan malah ga percaya diri setelah berpidato di depan peserta Rakornas di Sentul. Wujudkan Janjimu dulu
wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H