Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu... lainnya -

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hikmah Ramadhan, Nazarudin Mudik

12 Agustus 2011   19:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepulangan nazarudin menggunakan pesawat carteran senilai 4 milyar tentu saja melukai perasaan rakyat. Di tengah banyak rakyat yang harus menahan diri tidak bisa mudik, Nazarudin sang buron dugaan suap dan korupsi menikmati dari pesawat carteran ke pesawat carteran. Harganya pun setelah dikalkulasi dan diverifikasi oleh kompasioner ternyata lebih melukai rakyat terutama yang tidak bisa mudik. Luar biasa, harga dimark up begitu tinggi. Harga biasa paling mahal dan mewah pesawat carteran Columbia – Jakarta hanya 1 M, sedangkan pesawat carteran untuk memulangkan nazarudin harganya 4 M.

Kenapa biaya mudik Nazarudin tidak dibebankan aja ke kantongnya. Kasian rakyat nih, toh nazarudin biasa tuh sewa pesawat carteran waktu di pelarian. Wah pelarian senang ternyata om nazar ini, dalam pelariannya duitnya banyak ya. Plesiran antar negara dengan pesawat, pesawat carteran lagi. Aneh ya, uang sakunya kok ga habis-habis. Emang Nazarudin udah punya deposito banyak ya?

Selamat mudik aja dech, mudik dibiayain negara. Gunakan kesempatan dech ya om nazar. Ini kan bulan puasa, mulut kudu dijaga, berkatalah jujur. Biar kamu telah melukai hati saya, namun saya akan memaafkan bila semua kata-katamu yang kau katakan di media massa benar-benar om nazar pegang teguh.

Jangan sesalin bila liburan om nazar terganggu oleh polisi columbia. Gunakanlah kesempatan ini baik-baik untuk memulihkan namamu. Dan bersilaturahmi pada orang tuamu. Emang Om nazar harus pulang kok. Peluh dan keringat rakyat berbentuk duit yang kamu gunakan harus kamu pertanggungjawabkan. Mungkin ini hikmah bulan suci ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun