Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu... lainnya -

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Say No to Mental Pesolek

10 September 2010   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_254643" align="alignleft" width="134" caption="diunduh dari http://www.marthatilaar.com/images_library/Indo_bersolek1.jpg"][/caption] Beginilah cara pemimpin mendidik karakter bangsa, terlalu banyak menghabisan waktu bagaimana mengajarkan cara bersolek dengan benar. Membangun bangsa dengan bersolek. Bersolek adalah suatu kegiatan untuk memperindah/mempercantik penampilan luar. Mental pesolek sebuah mental yang hanya mengutamakan bagaimana memperbaiki citra kulit luar agar dapat terus terpilih untuk memimpin. Citra dan citra begitulah yang terpikirkan, lupa memikirkan atau bahkan tak sempat urus masalah-masalah yang sedang di hadapi. Tambah kronis dech masalah-masalahnya. Mental pesolek ini jadi mewabah. Banyak menteri dan pejabat yang tak berani melangkah karena takut penampilannya belum pas. Pendidikan karakter inilah yang merusak karakter building bangsa. Tidak ada lagi gerakan pembangunan bangsa. Al hasil, kita tidak menjadi bangsa yang terhormat dan dihormati, tetapi menjadi bangsa yang dihina dan diremehkan oleh masyarakat dunia. Padahalsebelumnya negeri ini sebagai pelopor dunai ketiga yang sekaligus disegani oleh negara-negara adidaya. Perdamaian janganlah dibuat mainan. Namun bagaimanapun perdamaian harus diciptakan. Bagaimanapun juga, pemimpin yang mempunyai mental pesolek, tak akan pernah bisa menciptakan perdamaian. Hasilnya pasti omdo, omong doang. Karena pemilik mental pesolek biasanya orangnya tak tegas.Salah satu contoh mental pesolek, pendeta gila yahudi yang akan membakar Qur'an di Newyork diurusi, namun gereja di negeri sendiri dirusak di biarin saja. Mental pesolek tidak tegas, dapat juga mengarah kepada hal-hal yang deskriminatif, tidak adil bisa dibilang begitu. Bahaya mental pesolek adalah lambat laun akan merusak persatuan bangsa. Diplomasi pun bisa dibuat mainan. Bagaimana mungkin mental pesolek bisa berdiplomasi, bisa-bisa wilayah negerinya sedikit demi sedikit akan dicaplok negara lain. Pemimpin bermental pesolek lupa pepatah civis pacem parra bellum, butuh ketegasan yang artinya tanpa adanya kekuatan penekan yang kuat tidak mungkin perusuh bisa ditaklukkan, tanpa adanya penjagaan yang kuat tak mungkin perdamaian diwujudkan. Diplomasi pun hanya bisa dilakukan bila memiliki persenjataan yang lengkap. Untuk berdiplomasi kadang dibutuhkan peperangan. Semakin dilanjutkan pemimpin yang bermental pesolek, negeri ini niscaya akan semakin terjerumus kedalam ketidakpastian. Mental pesolek sering lupa bahasa apa yang digunakan untuk menghadapi audience. Bahasa Inggris dipakai  untuk tindakan preemptive yang alasannya untuk mengatasi kekerasan SARA yang akan terjadi di negerinya. Lo, atasi masalah SARA di negeri sendiri kok bicara ama negeri orang. Seolah tak percaya negara orang atasi masalah SARAnya sendiri. Dasar mental pesolek, biar didengar kalau dirinya aktor perdamaian bak mahatma gandhi kali ye. Seorang mental pesolek tak cukup curhat tentang bagaimana SARA ke satu negara, kalau bisa she seluruh dunia, lewat PBB, eh mumpung jadi pemimpin kapan lagi bisa bicara dengan sekjen PBB. Hai, para pemimpin bermental pesolek, tolehlah ke sini. Masalah kronis SARA tidak di sana tapi di sini. Bicaralah pada kami dengan tegas bahwa SARA tak membiarkan gereja-gereja di negeri ini dibakar. Wah, saya kuatir kalau mental pesolek ini diteruskan, bisa-bisa malah jadi bara api yang akan menyulut SARA. Say No to Mental Pesolek, lebih cepat lebih baik. Mohon Maaf Lahir Batin, Bersihkan Hati, bersihkan mental bersolek diri, Selamat Idul Fitri 1431 H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun