Mohon tunggu...
Ahmad Zaimuddin
Ahmad Zaimuddin Mohon Tunggu... -

UIN Maulana Malik Ibrahim_Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori Keluarga Berencana (KB), Antara Teori Tuhan dan Manusia?

30 Oktober 2012   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin ketika membaca judul diatas kita merasa risi atau mungkin meresa tak pantas untuk menyandingkannya. Saya sebagai penulis pun harus mengerutkan dahi ketika memutuskan untuk memakai judul pada tulisan saya kali kini, karena memang saya mengakui agak tidak pantas sesungguhnya membahas masalah ini, apalagi sampai membandingkan sebuah hal yang sekilas tidaklah pantas untuk membandingkannya, yaitu sebuah teori Tuhan yang sifatnya mutlak kebenarannya dengan teori manusia yang sifatnya masih relatif dan kadang masih perlu diuji lagi kebenarannya.

Sesungguhnya saya sangat sadar akan hal itu, namun satu hal yang selalu mengusik pikiran saya sejak dahulu. Yaitu dimana semua orang sudah tahu dan menyadari akan hal tersbut tidak malah menjadikan orang bertambah yakin dengan teori-teori yang sudah digambarkan oleh Tuhannya entah secara eksplisit maupun implisit dalam penyampaiannya. Saya jadi teringat ketika seorang da'i dalam sebuah pengajian beberapa bulan yang lalu dimana beliau mengkritisi tentang orang-orang zaman sekarang yang suka mengatakan bahwa al-Qur'an dan al-Hadist sekarang itu sudah tidak lagi relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Beliau juga menambahkan keterangannya dengan mengatakan kalau teori itu yang menemukan orang Barat maka kita berbondong-bondong mengikutinya, tapi kalau teori itu dari al-Qur'an kita masih berfikir satu atau dua kali untuk mengikuitnya. Beliau mencontohkan sebelum kedokteran sekarang menemukan teori yang ditemukan ilmuan Barat tentang menyusui bagi bayi yang ideal itu dua tahun, mereka mengatakan yang baik adalah 6 bulan karena ASI setelah bulan tidak lagi mengandung nustrisi yang baik bagi bayi. Namun karena teori ini tak bertahan lama, karena setelah itu para ilmuan menemukan yang paling baik menyusui bayi itu adalah 2 tahun. Dari fenomena ini beliau menyayangkan kenapa kok masyarakat sangat percaya dengan teori-teori dari Barat dan menanggalkan teori al-Qur'an, ketika teori pertama ditemukan (menyusui bayi 6 bulan) seluruh umat manusia termasuk umat Islam pun berbondong-bondong melakukan hal tersebut, padalah al-Qur'an sudah tegas bahwa menyusui yang ideal itu dua tahun, seperti yang termaktub dalam surat al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". Baru setelah teori pertama terpatahkan dan menemukan teori yang kedua (yaitu menyusui bayi 2 tahun) mereka baru percaya. Tidak hanya berhenti disitu kalau kita ingin membuktikan akan kebenaran al-Qur'an. Akhir-akhir ini yang juga sempat menjadi perbincangan hangat adalah tentang sejarah terbelahnya bulan yang termaktub dalam al-Qur'an tepatnya dalam surat al-Qamar tentang terbelahnya bulan, kisah yang terjadi pada sebelum nabi hijrah ke Madinah ini terjadi ketika orang-orang kafir ingin membutikan kalau nabi Muhammad itu memang betul nabi atau bukan dengan memberi tantangan agar nabi membelah bulan, Akhirnya betul nabi melakukan hal tersebut dengan izin Allah SWT yang maha agung bulan terbelah menjadi dua dengan isyarat tangan nabi. Dan memang dasar manusia yang keras kepala, kejadian ini sungguh-sungguh riil terjadi dengan eskpedisi yang dilakukan pakar antariksa Amerika di Bulan yang menghabiskan dana 100 juta Dolar dengan membawa laporan kalau dahulu Bulan pernah mengalami pembelahan kemuadian menyatu kembali. Ketika Program Keluarga Berencana (KB) Dianggap Menjadi Solusi Banyak sekali kalau kita membahas masalah ini, namun saya kira lebih baik anda cari saja sendiri dari berbagai refrensi yang mungkin bisa anda temukan. Seperti yang saya ungkapkan diawal tulisan ada satu hal yang terus mengusik pikirang saya adalah dimana orang sekarang, termasuk masayarak Islam terutama di negeri kita yang lagi-lagi harus ikut-ikutan percaya dengan teori orang Barat, yaitu Keluarga Berencana atau yang lebih dikenal dengan KB. Seperti bisa kita lihat KB yang awal munculnya pada tahun 1960-an yang diprakarsai oleh badan PBB yaitu WHO dan mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 1970-an dengan untuk bertujuan agar pertumbuhan manusia lebih bisa dikontrol atau dalam bahasa ekstrimya mencegah kehamilan dengan jargon yang terkenalnya, Dua Anak Cukup!. Lagi-lagi kita harus terjebak dengan sebuah program yang berlandaskan teori orang Barat dan mengabaikan teori Tuhan. Program KB adalah program yang berasal dari sebuah teori seorang pakar Makroekonomi Inggris Thomas Robert Malthus dengan teorinya yang terkenal yaitu “Essay on the Principle of Population as it affects the future improvement of society" yaitu dengan penjelasan: Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung. Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat dari pada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah dan hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi). Dari teori ini menjadikan orang seolah menjadi takut akan populasinya yang tak terkendali dan menjadikan ketidak cukupan pangan dalam masa yang akan datang, hal ini seolah-olah mengkebiri teori yang sudah beribu-ribu tahun lalu diungkapkan oleh al-Qur'an yang menyakatan akan menjamin setiap anak manusia yang hidup didunia (lihat surat Hud:6).

Entah apa yang menjadi motivasi dengan gencarnya pemerintah dalam menggalakkan program KB ini, mungkin bisa kita lihat dari iklan-iklan di Tv sampai hari ini dengan menghimbau agar masyarakat mau mengikuti KB dengan ditakut-takuti kesemrawutan jika populasi tidak bisa dikendalikan. Dalam paragraf terakhir ini saya cuman ingin menyampaikan, apakah kita akan tertipu lagi dengan teori orang Barat, kalau memang terbukti benar akan kekawatiran tentang program KB itu, saya kira saya kira Ayam dan Sapi akan terlebih dahulu mati dari pada kita. Karena mereka tidak disertai akal pikiran seperti kita. Enatahlah mungkin waktu yang akan menjawabnya, namun saya sangat yakin suatu saat nanti umat manusia secara serentak akan mengucapkan; "oooooooooooo!, ternyata . . . .".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun