Mohon tunggu...
Ahmad Yafie Rizki
Ahmad Yafie Rizki Mohon Tunggu... -

anak kuliahan biasa. kuliah-MAIN-MAIN-MAIN-MAIN-MAIN-MAIN-FITNESS-pulang. belom bisa lepas dr dunia HEDONISME. bukan pria metrosexual. calon instruktur les mills untuk celebrity fitness

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teknik Diplomasi

16 Januari 2011   10:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bicara mengenai diplomasi, berarti membicarakan tentang national interest, bagaimana mendapatkan kepentingan nasional dengan meningkatkan soft power dan hard power. Maka dari itu, pemerintah sebuah negara membuat apa yang disebut kebijakan luar negeri, seperti:

-Pengaruh lingkungan internal

-Pengaruh lingkungan eksternal

-Soft diplomacy

-Hard diplomacy

Meningkatnya peran aktor transnasional menjadi sangat besar dalam perkembangan diplomasi modern. Dampak perkembangan teknologi terhadap diplomasi sangat besar, sistem baru memudahkan para aktor melakukan pertukaran informasi. Munculnya isu-isu baru merupakan hal wajar karena dunia sedang megalami globalisasi. Isu-isu global harus dapat dikuasai oleh para diplomat agar dalam mendapatkan kepetingan negaranya lebih mudah. Isu-isu di dunia tidak dapat dihalangi oleh batas-batas kenegaraan, dan pada akhirnya, peranan media massasecara nasional maupun internasional semakin nyata.

60.000 perusahaan transnasional (Transnational Corporations-TNCs), seperti Shell, Barclays Bank, Coca Cola, Ford, Microsoft, Nestle, di mana perusahan-perusahaan tersebut masih memiliki afiliasi lagi di luar negeri sebanyak lebih dari 500.000. 10.000 Organisasi Non-Pemerintah dari suatu negara (Non-Governmental Organzations-NGOs), seperti Freedom House (USA), Medecins sans Frontiers (France), Population Concern (UK), Sierra Club (USA), or the Women’s Environmental Network (UK), WALHI (Indonesia), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Migrant Care, dll., yang memiliki aktifitas internasional.

Terjadi perubahan “trend” negara-negara untuk mendapatkan kepentingan nasionalnya dengan cara soft diplomacy bukan dengan cara hard diplomacy lagi, meskipun dalam beberapa peristiwa ada yang menggunakan hard diplomacy. Hal ini disebakan oleh semakin berpengaruhnya pihak transnational actor dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Permasalahan HAM menjadi sangat krusial di abad 21. Bagaimana negara-negara berdiplomasi menggunakan isu-isu HAM untuk mendapatkan kepentingan nasionalnya.Contoh kasus: suku Uighur di Xinjiang, penjara Guantanamo, kekerasan di Tibet, dll.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun